21. Duapuluhsatu

1791 Kata

Milly menuruni anak tangga dengan santai. Kedua tangan sibuk membenarkan ikat rambutnya yang tadi sempat copot. Berjalan melewati beberapa kelas, lalu belok melewati ruang guru dan ruang tata usaha. Tersenyum saat dengan kebetulan, ia berpapasan dengan pak Cokrok. “Eh, Mil, baru pulang?” sapa kepala sekolah seraya tangannya menutup pintu ruang kerjanya. “Iya, pak.” “Uumm, bisa minta tolong?” “Minta tolong apa ya, pak? Kalau saya mampu, saya bisa menolong, pak.” Jawab Milly dengan begitu antusias. Pak Cokro menyerahkan tas kerjanya. “Tolong bawakan ini ke mobil saya yang ada di parkiran. Saya mau ambil berkas dari bu Sartika dulu.” “Oh, iya, pak.” Milly menerima tas warna hitam yang berisi laptop dan beberapa buku penting. Segera berbalik, melangkah menuju ke tempat parkir khusus gu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN