Kedua wanita yang duduk berhadapan itu beranjak dengan kedua mata yang sama melotot. Tentu terkejut dengan kalimat yang keluar dari mulut Agas. Ya, walau cowok itu mengucapkannya hanya lirih, karna takut di dengar oleh orang lain. “Agas!” Cowok berambut pirang itu melangkah masuk. Tangannya mencekal lengan Milly, menatap mamanya yang terlihat sudah berada di titik marah. Tak mempedulikan semua itu, ia menyeret tangan Milly, membawanya keluar dari ruang kepala sekolah. Milly yang masih dalam kondisi bingung, memilih menurut. Mengikuti kemana saja Agas akan membawanya. Termasuk naik ke boncengan motor Agas, lalu pergi dari sekolah ini. Agas sempat menyerahkan selembar uang berwarna merah ke pak satpam, lalu benar-benar keluar dari gerbang. Kedua tangan Milly berpegangan di bahu Agas, se