Pllakk! Tangan kanan Noyres mendarat dengan begitu mulus di pipi Milly. membuat Milly hampir jatuh karna tak siap. Rasa panas mulai menjalar di pipi, sudah pasti, kulit wajahnya memerah akibat tangan Noyres. Ia mengelus pipi, menatap gadis yang sudah ia kenal cukup lama ini dengan sangat heran. Noyres menuding, tepat di depan wajah Milly. “Bisa nyadar? Lo nggak pantes buat Vero! Dasar murahann! Miskin!” “Res!” tak merasa takut, Milly malah menarik tangan yang menuding itu, meremasnya. “Aaww!” Menarik tangan Noyres, membuat posisi mereka tertukar. Milly memepet gadis itu di dinding tinggi pinggir jalan, menatap tepat di kedua manik mata Noyres. “Dari sejak kelas satu, lo ngebully gue, gue diam. Di kelas dua, lo siram gue pakai air comberan, sampai gue nggak bisa ikut ujian kimia, gue j