Milly memberikan beberapa lembar uang, setelahnya, ia turun dari dalam taxi yang mengantarkannya pulang. Mengelus, sedikit meremas perutnya yang masih saja terasa nyeri. Segera ia masuk ke dalam rumah. Melepas sepatu dan masuk ke kamar. Membaringkan diri dikasur dengan mata terpejam. Meringkuk, tak bisa ia tahan lagi, bulir bening menetes begitu saja. “Liat dia yang Cuma ngobrol sama Rachel, kenapa rasanya sesakit ini ….” Lirihnya dengan suara serak. “Aaggh ….” Kembali merintih ketika rasa nyeri itu kembali menerpa bagian perut. Di taman. Agas mendesah kasar ketika melihat gadis yang tentu ia kenal, berjalan menghampiri. Gadis itu tersenyum manis, masih sama seperti dulu. “Gas, lo … lari pagi juga?” tanyanya basa-basi. Tak menjawab, Agas malah mengalihkan pandangan dengan melipat kedu