Mendengar tawaran itu, kedua pipi Milly langsung merona. Terlebih wajah Agas yang ada tepat di depan wajahnya, membuat dia tak bisa beralih pandang. Kedua matanya terkunci dengan mata besar yang sedikit cekung. Milly terpaku akan senyum lebar di depannya yang terlihat sangatlah menghipnotis. Ia menggigit bibir, menelan ludah dengan sedikit kesusahan. “Lo—” Ccuup! Nggak lagi bisa nerusin kata-kata, karna bibir Agas sudah membungkam bibirnya. Seketika itu, Milly menahan untuk tak bernafas. Kedua tangan mencengkram erat tas yang ada di pangkuan. ‘Dorong, Mill. Ciuman itu Cuma bisa dilakukan sama orang yang sama-sama cinta. Tolaak! Bilang ke Agas, kalo cara berbagi rasa tuh bukan dengan cara kek gini. Ini salah, Mill.’ Suara hati yang bergemuruh kalah dengan sebuah kenikmatan yang ternya