62. Cerita Yang Sebenarnya

1914 Kata
" Aku bukan pengkhianat, aku hanya mau selamatkan dia darimu.." " Tapi kenapa?!" " Karena dia adik kandungmu, Dylan Alvaro.." Dylan terdiam seketika, mencoba mencerna maksud Lee? Apa dia tak salah dengar? Keturunan pembunuh itu adiknya? Yang benar saja. " Dari mana kau mendapat cerita konyol ini, Lee.." Pria itu tertawa sinis, sambil memandang Cristal yang menyembunyikan wajah di d**a Lee. Seperti dugaan mereka, Dylan tak akan percaya begitu saja. " Fikirkanlah sendiri.." ucap Lee malas berdebat dengan Dylan. Detik kemudian membawa gadis itu keluar dari sana. " Bangunkan dia.." perintah Nick pada anak buahnya. " Buka penutup mulutnya.." " Kami harap kau mendengar penjelasannya, Lan.." Aaron menepuk bahu Dylan lalu memberi isyarat pada semua yang ada dalam kamar itu untuk meninggalkan Dylan dan Jackson berdua. " Ada cerita masa lalu kalian yang sulit di jelaskan, Lan.." Nick turut meninggalkan ruangan itu. Dylan masih tak bersuara sambil memandang penuh kebencian kearah Jackson. Detik kemudian pria itu duduk di pinggiran kasur. " Cerita apalagi yang akan kau reka pak tua.." Tanya Dylan dengan suara dingin. " Maafkan Uncle.. Lan.." " Apa katamu? Uncle?" Dylan tersenyum mengejek. " Elena Elmer ibu kandungmu adalah bekas kekasihku, Lan." Deg! Dylan terdiam lalu kembali memandang pria tua itu. " Namun aku melepaskannya, karena aku adalah seorang pria mandul yang tak bisa memberikannya seorang anak yang akan menjadi menerus keluarga Elmer.." Jackson tertawa sedih dengan linangan airmata di kedua pipinya. " Aku membiarkan dia menikah dengan ayahmu, Aldo.. kakak ku.." Pria itu tertawa lagi, entahlah terlalu sakit memikirkan kekasih yang dia cintai harus di relakan untuk sang kakak. " Kau terkejut, bukan?" Jackson memandang Dylan yang hanya terdiam, menyimak ceritanya. " Dan aku menikah dengan seorang wanita pilihan Daddy.. wanita yang katanya menerima semua kekuranganku, nyatanya hanya mau hartaku.." Pria itu semakin terisak isak. " Aku tidak sanggup melihat kebahagiaan wanita yang aku cintai bersama orang lain, karena itu aku memutuskan untuk pergi menjauh.." " Istriku, Farah menyangka kekayaan itu adalah dari keluarga Alvaro.. dan dia ingin memiliki separuh dari harta itu.." " Dia sering menuntut banyak hal padaku.. tapi aku menuruti semua menginginkannya! Karena aku ingin membuka lembaran baru bersamanya, namun dia tak pernah puas.." Semantara itu di satu ruangan Nick dan yang lain berkumpul di depan computer untuk mendengar semua penjelasan Jackson, termasuk Abigail dan Brian yang baru tiba, kecuali Lee dan Cristal yang tidak ada disana. Di tempat lain, Kim yang sudah kesal sebenarnya masih mau melihat dan mendengar penjelasan Jackson melalui CCTV camera, biarpun dia tak begitu jelas mendengar.. *** Mereka sudah lapan tahun menikah, namun masih tak juga mempunyai anak, Davian Alvaro dan istrinya, Nadia.. " Sayang, bagaimana kalau kita adopsi anak saja.." kata Nadia yang berbaring di d**a sang suami. " Kenapa kamu mau juga menjaga bayi yang bukan anak kamu.." Wanita itu memukul d**a suaminya sambil mencebikkan bibir. " Baiklah.." Davian yang sangat menyayangi istrinya akhirnya menuruti saja kemahuan sang istri. " Dia masih berusia lapan bulan.." kata ibu panti, saat ini kedua suami istri itu berada di panti asuhan. " Dia tampan sekali, sayang.." wanita itu mengendong bayi itu, dan mencium pipi tembamnya. " Sayang.. kita adopsi bayi ini saja.." Davian hanya tersenyum kecil sambil mengangguk. Lewat satu tahun menjaga anak angkat mereka itu, Nadia di nyatakan hamil. " Akhirnya istrimu hamil juga, Kawan.." kata Wilson, teman baik Davian. " Kau masih ingat bukan perjanjian kita.." Davian yang memang merupakan pria pendiam hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. " Kebetulan istriku juga sekarang sedang hamil.." Wilson Elmer adalah anak orang kaya yang mahu berteman baik dengan Davian yang jika di bandingkan dengan Wilson, bagaikan langit dan bumi. Sembilan bulan kemudian, Anak pertama Davian dan Nadia sudah lahir, dan mereka memberi nama Aldo Alvaro. Saat usia Aldo satu tahun, isteri kepada Davian hamil lagi anak kedua. Dan kebahagiaan antara kedua suami istri itu semakin bertambah, itu semua bagi mereka adalah berkat dan anugerah dari anak angkat mereka, Brandon. Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama, Ketika Nadia melahirkan anak kedua. Wanita itu mengalami pendarahan, lalu meninggalkan dunia. Davian meratapi pemergian istrinya itu, bahkan anaknya yang baru lahir, dia sama sekali tak mau menguruskannya. Wilson Elmer sang sahabat, datang sebagai penolong. " Kau harus merelakan istrimu, Dave.." pria itu menepuk bahu Davian yang sedang termenung memandang langit. " Ada anakmu yang harus kau jaga, Aldo dan Jackson, juga Brandon.." " Tapi istriku sudah pergi meninggalkan aku, Wil, rasanya aku tak mau hidup lagi.." " Hey.. aku kenal kau bukan pria yang cepat putus asa, Ingat, mereka adalah hadiah yang di tinggalkan istrimu.. kau harus kuat dan merelakan dia demi anak anakmu.." Davian menoleh ke belakang dan melihat istri kepada Wilson sedang mengendong bayi keduanya. Benar, kata Wilson, dia harus bangkit demi anak anaknya. Lima belas tahun kemudian, kini Aldo sudah berusia tujuh belas tahun, semantara sang adik, Jackson berusia lima belas tahun. " Inilah saatnya kita memberitahu mereka bawa Aldo dan Elena itu sudah kita jodohkan sejak dalam kandungan.." kata Wilson dengan senang hati. Tanpa mereka sadar Aldo berdiri di samping pintu dan mendengar perbualan mereka. Lalu pria itu menoleh ke belakang dan melihat Elena dan Jackson yang saling berpegangan tangan. Ya, mereka sudah bercinta sejak usia Jackson empat belas tahun, dia tak peduli sekalipun Elena tua dua tahun darinya. Jackson juga mendengar perbualan itu, dan hatinya panas mendengarnya. Brandon yang berada di paling belakang memandang kearah Jackson dan Elena penuh dendam, dan tidak ada yang menyadari bawa anak angkat dari Davian itu juga menyukai Elena. Jackson terus melepaskan tangan Elena, dan menerobos masuk ke dalam dengan wajah tak bersahabat. " Apa maksud kalian? Menjodohkan Aldo dan Elena?!" " Jack, mana sifat sopan santunmu.." tegur Davian saat melihat anak bongsunya itu begitu masuk ke dalam langsung membentak. " Aku tidak peduli..!" Jawab Jackson dengan nafas memburu. " Jack, ingat di depanmu ini ada Uncle Wilson.. jaga sikapmu.." Akhirnya Jackson menurut, dia memandang kearah Wilson yang sedang tersenyum lucu kearahnya. " Tapi tadi apa maksudnya menjodohkan Aldo dan Elena?" Rengek pemuda berusia lima belas tahun itu. " Ya... Uncle mau menjodohkan kakak kamu dan Elena, apa boleh?" Davian dan Wilson yang sama sekali tak tahu, jika Jackson dan Elena menjalin hubungan, menanyakan pendapat pada Jackson. " Tidak boleh.." jawab Jackson dengan tegas mengejutkan kedua pria paruh baya itu. " Jackson!" Bentak Davian. " Kenapa harus di jodohkan?" Tanya Aldo sambil memasuki ruang tamu, pemuda berusia tujuh belas tahun itu, memang mengikuti sifat kelam Davian. " Kenapa tidak sama Jackson saja.." Seperti mendapat sokongan dari sang kakak, Jackson mengangguk mantap. " Benar itu sama aku saja.." " Tapi dalam perjanjian kami hanya menjodohkan anak sulung.." jawab Wilson. Hilang terus senyuman di bibir Jackson, dan Brandon yang mendengar itu tersenyum senang, rasanya inilah peluangnya untuk memiliki Elena, karena dia merupakan anak sulung dari keluarga Alvaro. " Berarti aku ya, Uncle, aku kan anak sulung dari keluarga Alvaro.." Davian dan Wilson bersaling pandang, raut wajah serba salah jelas terlihat di wajah mereka, Brandon masih tak mengetahui jika dia adalah anak angkat. " Iya kan, Dad.." Brandon memandang penuh harap kearah Davian. " Tapi Uncle hanya menjodohkan Elena dengan anak kandung keturunan Alvaro.." " Wilson.." tegur Davian, lalu memandang kearah wajah anak angkatnya itu. " Maksudnya apa? Hanya anak kandung keturunan Alvaro? Jadi aku keturunan siapa?" Tanya Brandon mulai kebingungan. " Anak angkat kali.." jawab Jackson tanpa ada niat menyinggung, namun itulah kebenarannya. " Benar begitu, Dad.." tanya pemuda berusia sembilan belas tahun itu, sepertinya jawaban Jackson tadi masuk akal. " Maafkan Daddy, Brandon.." Mendengar permintaan maaf itu, sepertinya benar, dia hanyalah anak angkat. Sejak saat itu, Brandon mulai berubah, semua mengira bawa Brandon masih tak bisa menerima bawa dia hanyalah anak angkat. Namun sebenarnya yang ada dalam hati pria itu, adalah bagaimana caranya merebut Elena dari Jackson. Di usia Aldo yang ke dua puluh lima tahun, Wilson jatuh sakit. Wilson memaksa Davian agar menikahkan Aldo dan Elena sebelum dia meninggal dunia. Sebenarnya Davian keberatan, apalagi dia baru mengetahui jika Jackson dan Elena menjalin hubungan yang sudah cukup lama. Jackson sudah memberitahunya, bawa antara Jackson dan Elena saling mencintai. Davian tak tega menghancurkan kebahagiaan anaknya itu, lagipula Aldo kelihatan tak menyukai Elena. Tapi bagaimana dengan janji mereka selama ini, bagaimana dengan kesepakatan mereka bawa menjodohkan anak sulung mereka kelak. " Aku akan membicarakan dengan Aldo, Wil.. tenang saja.." Dengan berat hati, malam itu Davian mengumpulkan kedua anak kandungnya itu. Dan di balik pintu kamar, Brandon berdiri disana sambil mengepalkan tangan, dia benar benar tak di anggap dalam rumah itu. " Ada apa, Dad.." tanya Jackson dan duduk di sebelah Aldo. " Uncle Wilson sakit keras, sepertinya umur beliau sudah tak panjang lagi.." " Kita berdoa saja yang terbaik untuk Uncle Wilson, Dad.." kata Jackson lagi. Berbeda dengan Jackson yang biasa saja, Aldo justeru merasa curiga dengan ayahnya. " Apa sebenarnya yang ingin Daddy sampaikan.." Davian memandang kearah anak sulungnya itu, lalu menghela nafas. " Uncle Wilson ingin kamu menikahi Elena.." " Tidak bisa.." Jackson terus membantah. " Aku kan sudah bilang, Dad, aku dan Elena saling mencintai.." " Benar, Dad, kenapa tidak Jackson dan Elena saja yang menikah, bukankah asal keturunan Alvaro?" Brandon yang mendengar perbualan mereka, apalagi menyangkut tentang keturunan Alvaro, tiba tiba darah pria itu mendidih. " Baiklah.. Daddy akan bicarakan dengan Uncle Wilson.." Namun ketika Davian menyampaikan kenyataan itu, Wilson justeru mempunyai syarat. " Aku siap melakukan apapun Daddy mertua.." kata Jackson dengan senang hati, setidaknya ada titik terang tentang hubungannya dengan Elena. Wilson tersenyum, sebenarnya tidak ada masalah jika Jackson menikah dengan Elena, tetapi dia lebih suka jika Elena menikah dengan Aldo si sulung. " Uncle mau kalian memeriksa kesihatan kalian.." " Kenapa memangnya, Uncle.." tanya Jackson dengan wajah bingung. " Sebenarnya Uncle mau punya cucu cepat.." Jackson memandang kearah Aldo yang hanya terdiam, mendengar perbualan mereka. " Baiklah, Uncle.. semua akan aku lakukan demi si cintaku.." Tapi sepertinya takdir tak membiarkan Elena dan Jackson bersatu. Air mata mengalir di kedua pipi Jackson saat di nyatakan dia mandul. Aldo tak membaca isi kandungan tentang kesihatannya itu. Dia turut sama terluka, melihat Jackson yang menangis tanpa suara. Pria berusia dua puluh tiga tahun begitu gembira saat keputusan tentang kesihatan mereka sudah keluar, namun dia harus menerima kenyataan dia tak dapat memberikan Wilson cucu seperti yang di harapkan. Dengan kasar Jackson merebut kertas di tangan Aldo, dan membacanya. " Ini pasti tertukar.." bentak Jackson, dia tak mau terima kenyataan jika Aldo di nyatakan sihat. Berapa hari kemudian, Jackson harus merelakan cinta pertamanya itu menikah dengan Aldo, karena keadaan Wilson sudah semakin parah. Di malam pertama antara Aldo dan Elena, pria itu pergi ke club. Jackson masih tak bisa menerima kenyataan walaupun dia sudah merelakan Elena untuk Aldo demi Uncle Wilson. " Memang putus cinta itu sakit.." kata Brandon yang tiba tiba duduk di sebelah Jackson yang sudah mabuk berat. Brandon turut merasakan sakit yang sama saat wanita yang dia cintai dalam diam selama ini menikah dengan orang lain. " Memang sudah seharusnya kamu mengalah karena Aldo dan Elena itu saling mencintai, namun mereka tak mau kamu terluka karena itu mereka mendiamkan diri." Jackson memandang tajam kearah Brandon, apa kakak angkatnya mencoba menghasutnya. " Kalau kamu tak percaya, kamu bisa menyelidikinya.." Brandon tersenyum dalam hati, sepertinya hasutannya berhasil. Satu minggu berlalu, Jackson memperhatikan Aldo dan Elena dari kejauhan. Wanita itu tampak biasa saja dan tak terlihat sedih, malah dia terlihat bahagia bersama Aldo. Aldo juga yang biasanya kaku dan dingin, kini bisa tersenyum bahagia. Jackson mengepalkan tangan, dia merasa tertipu selama ini. Lalu tiba tiba Brandon datang dan bertambah memanaskan hati Jackson dengan hasutanya. " Benarkan kataku.." ~ Bersambung ~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN