"Siapa kau sebenarnya." Alexy bertanya pada Leonard yang sedang ditutup matanya.
_________
Leonard menjauhkan tangan Alexy yang menutupi pandangannya. "Saya Leonard, sekertaris anda. Jangan bermain-main. Saya disini ingin berkerja." Jawabnya ketus. Setelah itu meninggalkan Alexy yang sedang termangu menatap punggung sekertarisnya yang semakin menjauh dan hilang dibalik pintu.
Alexy memijat pelipisnya yang berdenyut. Akibat mimpi berulangnya, membuat Alexy merasa gila. Alexy terlalu penasaran dengan siapa sosok pria yang selalu hadir dalam mimpinya. Mimpi yang selalu sama dan membuatnya frustasi saat terbangun dari tidurnya.
Alexy sangat yakin jika pria yang ada di dalam mimpinya sangat mirip dengan Leonard. Bentuk bibirnya, bentuk dagunya, hanya saja Alexy tidak tahu rasa dari bibir Leonard. Sekarang Alexy berpikir gila untuk mencicipi rasa bibir sekertarisnya. Tidak sekarang, mungkin nanti jika ada kesempatan, Alexy akan meminta izin lebih dulu kepada Leonard. Namun jika Leonard menolaknya, tentu saja Alexy akan memaksa pria itu.
Bukan Alexy jika apa yang dia inginkan tidak tercapai. Apapun yang dia inginkan harus dia dapat meskipun dengan cara gila sekalipun. Alexy hanya penasaran dengan mimpinya. Tapi jika benar itu Leonard, apa yang akan Alexy lakukan? Karena itu hanya sebuah mimpi. Dan mimpi hanya sebuah mimpi, lain dengan kenyataan.
****
Alexy sedang mandi dikamar mandi yang tersedia diruangannya. Dia sedang membersihakan diri dikantor bukan dirumah. Karena hari ini dia dan Kai akan kencan, setidaknya Alexy harus memberikan kesan pertama untuk itu.
Kenapa Alexy harus repot-repot melakukan itu? Apakah Alexy juga memiliki rasa yang sama dengan Kai? Jawabannya tidak. Karena Alexy tidak ingin mencampuri asamara dengan sahabat. Lalu sekarang mereka mengubah setatus mereka menjadi calon istri dan calon suami. Apapun itu, Alexy tidak pernah memperdulikannya. Status hanya sebuah status. Lagipula Alexy sama sekali tidak berminat menjalin hubungan apapun dengan orang lain apalagi pernikahan, Alexy tidak memiliki pikiran untuk melakukan itu. Dia hanya ingin hidup bebas bagi burung yang terbang kemanapun dia mau.
Lalu saat Dominic, ayahnya meminta untuk dia menikah dengan Kai sahabatnya, tentu saja tanpa alasan untuk menolak permintaan itu. Keluarga adalah prioritas utama untuk Alexy. Kebahagian mereka yang paling utama. Tentang apakah Alexy akan bahagia dengan Kai, biarlah menjadi misteri dimasa depan.
"Lex." Panggil Kai yang sudah datang.
Alexy mendengar panggilan Kai, tapi dia terlalu malas untuk menjawab. Biarlah Kai menunggunya.
"Kamu lagi mandi, Lex?" Kai berada di depan kamar mandi dan mendengar suara gemricik air dari dalam.
"Kamu mau masuk kedalam." Seperti biasa, disetiap kesempatan Alexy selalu menggoda Kai. Dan Alexy tahu jika Kai tiidak akan berani untuk melakukan apa yang Alexy katakan.
"Dasar gila!!" Ucapnya di depan kamar mandi.
Alexy hanya meringis menahan tawanya. Kai mungkin sudah gila menahan diri untuk tidak mendobrak pintu kamar mandi itu. Padahal sudah dengan sangat jelas Alexy memberikan lampu hijau padanya.
Setelah sepuluh menit Kai menunggu Alexy keluar dari kamar mandi, Alexy akhirrnya keluar dari kamar mandi dan menghampiri Kai hanya dengan menggunakan handuk pendek yang melilit tubuh indahnya. Kau langsung membuang muka saat Alexy hanya mengenakan handuk saja.
"Cepat pakai pakaian kamu, Alexy. Nnati masuk angin." Kata Kai tanpa menatap lawan bicaranya.
"Kai." Alexy malah loncat di depan Kai.
"Kamu tidak tergoda dengan tubuhku?" Tanya Alexy melihat Kai menghindari tatapannya.
"Jangan gila kamu, Lex. Aku bisa mati dibunuh oleh Daddymu jika melakukan yang tidak-tidak denganmu." Kata Kai mengingat betapa menyeramkannnya Dominic.
"Dasar Lemah." Ucap Alexy.
Ucapan Alexy membuat Kai sedikit tersinggunng. Bagaimanapun juga Kai hanya ingin membuat Alexy nyaman dengan melakukan sesuatu dengan perlahan tanpa terburuburu. Dan status mereka belum lama berubah dari sahabat menjadi calon. Tapi kali ini ucapan Alexy membuat Kai kesal. Akhirnya kai pun menarik tubuh Alexy dengan keras sampai tubub Alexy membentur tubuhnya.
"Kamu nantangin aku, Lex?" Ucap Kai kepada Alexy dengan jarak begitu dekat.
Alexy menyunggingkan senyumnya. "Memang kamu berani sama Dddy?" Tantang Alexy.
"Kamu lupa aku calon kamu? Aku bbisa melakukan apapun yang aku mau." Ucap Kai engan smirk tercetak dibibirnya.
Alexy sedikit terkejut dengan Kai yang kini sudah berani membalas godaannya. Jika biasanya Kai hanya malu-malu, sekarang Kai malah menunjukan wajah mesumnya.
"Kai, kamu sehat?" Alexy menaruh tangannya di dahi Kai karena bingung dengan sikapnya.
"Makannya jangan bangunkan macan sedang tidur." Kai melepas tangannya yang memeluk pinggang ramping Alexy dengan posesif.
"Kamu mah beruang Kai, bukan macan." Ledeknya.
"Iya aku beruang, nanti aku cabik-cabik kamu sampai kamu tidak bisa jalan." Sepertinya Kai sudah berani menggoda Alexy.
"Kamu mau aku aduin Daddy?" Ancam Allexy.
"Ampun Lex, aku cuma bercanda saja." Nyali Kai langsung menciut saja Alexy menyebut Dominic.
"Makannya jangan main-main, wlee!!" Alexy meledek Kai.
"Sudah cepat ganti pakaianmu. Kita harus segera pergi sebelum tutup." Lai menyuruhh Alexy untuk segera memakai pakaiannya karena diia akan membawa Alexy kesuatu tempat.
"Kemana?" Tanya Alexy bingung.
"Sudah jangan cerewet, cepat ganti." Kai mendorong tubuh Alexy menuju kamar yang disediakan ruangannya. Dominic memang sengaja membuatkan ruangan yang memiliki fasilitas seperti di mansion nya agar Alexy merasa nyaman.
"Kamu belum mandi, Kai?" Tanya Akexy sebelum masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian.
"Aku tidak perlu mandi, masih wangi." Jawab Kai.
"Iya tahu yang punya pabrik parfume." Ledek Alexy sebelum menutup pintu kamar itu.
****
mereka pun sudah sampai ditempat dimana Kai sudah mempersiapkan kencan pertamanya. Kai membawa Alexy kesebuah taman bermain.
"Aku mau ngajak kamu ke restoran jepang di dekat sini. Tapi karena taman bermain belum tutup aku ajak kamu kesini." Ucap Kai. Alexy hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Mereka pun berjalan mengelilingi taman bermain. Kai menautkan jari-jemarinya ditangan Alexy. "Aku sudah ingin melakukan ini sudah jauh-jauh hari." Kata Kai dengan malu-malu. Alexy tidak tahu harus menjawab apa.
Sebenarnya Alexy tidak fokus dengan kehadiran Kai disampingnya. Fokus Alexy hanya tertuju pada tempat taman bermain yang memiliki tempat yang sama dimimpinya. "Hal gila apa lagi ini." Celetuknya.
"Hah?" Kai yang mendengarnya bingung.
"Apa?" Tanya Alexy.
Kai menepuk dahinya karena sepanjang jalan dia berceloteh, tapi ternya Alexy sedang melamun tidak memperhatiakannya.
"Kamu sakit, Lex?" Tanya Kai melihat Alexy diam saja.
"Ah?? Tidak. Aku hanya-" Alexy mencari alasan.
"Haus." Akhirnya hanya itu yang ada di dalam kepalanya.
"Aku akan belikan minuman dulu. Kau tunggu disini. Jangan kemana-mana." Kai menyuruh Alexy untuk duduk di bangku yang disediakan. Alexy hanya mengangguk patuh dan Kai membelikan minuman untuk Alexy yang terlihat lemas. Kai pun pergi.
sepuluh menit berlalau, Kai tidak juga datang. Alexy sudah meras bosan menunggu. akhirnya Alexy memilih berjalan-jalan disekitan situ. Tapin tidak lama Alexy mendengar suara ledakan seperti suara tembakan tidak begitu jauh darinya.
Alexy langsung terduduk dengan menutup mata dan kedua telinga dengan tangannya. "Dad, Mom." Alexy menangis. Alexy memiliki ketakutan terhadap suara ledakan yang tidak diketahui oleh Alexy sendiri.
Ada tangan menarik tangan Alexy dengan keras. Alexy tidak melihat siapa si penarik itu karena wajahnya terus menunduk. Alexy terlalu takut untuk melihat kearah depan. Yang dia inginkan hanya ingin cepat pergi dari suara tembakan itu.
'Dad, help.' Alexy berharap Dominic datang menyelamatkannya.