Reliable Fiction

1401 Kata
Seperti biasa, Vanila berada di depan, menunggu datangnya pelanggan.    Sudah dua hari berlalu, tapi Vanila belum juga ingat. Di mana ia pernah melihat pemuda itu? Pemuda yang ia lihat di King Kong Cafe. Yang super bling - bling, mentereng, cogan tingkat dewa, kualitas super, dan ... sangat sulit dilupakan.    Romero Rifalka Xavier, nama itu seperti terjebak dalam otak Vanila.    Tugas semester akhir yang menumpuk.    Tanggung jawab untuk presentasi.    Persiapan UAS yang sudah di depan mata.    Persiapan bahan revisi terbaru.    Hutang update cerita pada pembaca.    Keharuskan membantu orangtua mencari uang.    Dan lain - lain.    Semua aktivitas itu berjalan tak semestinya. Konsentrasi Vanila terpecah belah. Sepertinya ia tidak akan merasa tenang, sampai ia menemukan dan mengetahui siapa pemuda itu sebenarnya?    "Mbak La ... udah kepoin RSJ, belum?" Zona muncul tiba - tiba, membuat Vanila terjingkat saking kagetnya.    "Dek, bisa nggak, sih, nggak ngagetin?" Tekanan darah Vanila langsung naik.    "Peace, Mbak Bro. Jangan berubah jadi macan dulu! Slow!" Zona malah cekikikan tak jelas. "Udah kepoin RSJ belum?"    "RSJ apaan? Ngapain juga gue ngepoin rumah sakit jiwa?"    Zona tergelak semakin keras mendengar jawaban Vanila. "Bukan rumah sakit jiwa, keles! Tapi chanel Youtube punya dua cogan yang kemarin gue kasih lihat elu, terus elu pura - pura nggak peduli, eh, habis itu malah ngintip saking keponya tapi nggak mau ngaku!"    Kedua pipi Vanila menyemu merah menahan malu. Sial, kenapa Zona membahas hal itu lagi, sih? "Gue nggak ngintip! Dibilangin waktu itu gue kebelet boker!"    "Bohong dosa, lho! Lagian misal lo emang nggak kepo, kenapa sekarang muka lo merah banget? Mana berminyak pula! Udah kayak udang panggang saus Padang aja!" Zona tertawa menyebalkan lagi.    "Dek, ngapain, sih, lo getol banget promosiin chanel itu ke gue? Dibayar berapa lo sama mereka? Kalo gue, mah, ogah!" Vanila sengaja menanyakan hal itu agar perhatian Zona teralih, sehingga berhenti menggodanya.    "Lhoh, gue lakuin ini bukan demi mereka, Mbak. Tapi demi lo! Soalnya gue tahu banget kalo lo suka sama cogan. Juga suka sama tema penyakit - penyakit. Nah, RSJ itu berarti paket komplit. Udah cogan, kontennya prank sakit - sakit!"    Vanila cukup terkesan dengan jawaban Zona. Jujur ia akui, Zona adalah adik yang manis sebenarnya. Selama ini Zona sering melakukan beberapa hal yak terduga -- semacam ini -- untuk menunjukkan perhatian. Vanila sangat mengidolakan Oh Sehun, salah satu member dari idol group Korea, EXO. Vanila sangat tergila - gila padanya, sampa - sampai Sehun menjadi visual dalam hampir semua ceritanya. Vanila bahkan memiliki panggilan sayang untuk Sehun, yaitu Dek. Mengingat Sehun memang satu tahun lebih muda dari Vanila.    Kalian tahu?    Zona sangat membenci seorang Oh Sehun.    Alasannya?    Anak itu cemburu setengah mati pada Sehun. Ia menganggap Vanila lebih menyayangi Sehun dibanding dirinya yang notabene adalah adik kandung Vanila.    Well, Vanila juga memanggil Zona dengan sebutan Dek. Tapi tetap saja Zona tidak terima, ada anak lain yang dipanggil Dek oleh kakaknya.    Bahkan Zona sampai pernah menangis.    "Sebenernya yang adek lo itu Sehun apa gue?" tanya anak itu dengan berderai airmata.    Tiap kali mengingat hal itu, Vanila selalu tertawa. Tapi di saat bersamaan juga terharu.    Andai saja Zona tidak tengil!    Andai saja!    Vanila pasti akan menunjukkan perhatiannya secara lebih nyata. Dengan ketengilan Zona, rasanya canggung jika tiba - tiba menunjukkan perhatian secara terang - terangan pada adik bungsunya itu. Vanila menunjukan dengan caranya sendiri, di balik tempramennya yang memang buruk di mata sebagian manusia.    "Rori sama Sushi itu tipe lo banget, dah. Percaya sama gue. Daripada lo ngepoin Sehun melulu tiap hari! Mending ngepoin yang nyata adanya."    "Jadi lo pikir Sehun nggak nyata gitu?"    "Ya nyata! Tapi saingan lo sejuta umat manusia di seluruh belahan bumi. Kemungkinan lo buat di - notice, adalah nol koma nol nol nol nol nol sekian persen. Alias nyaris nggak mungkin! Kalo sama RSJ, kan ... beuh ... kemungkinan di - notice gede banget. Jumlah subscribers mereka emang banyak. Tapi pastinya nggak sebanyak jumlah EXO - L, kan? Dan satu hal yang perlu lo tahu ... mereka orang Kediri sini aja. Fix, tambah satu lagi poin plus RSJ dibandingin si Sehun!"    Kedua mata Vanila membulat. Bukan karena fakta bahwa RSJ ternyata berasal dari Kediri. Tapi lebih karena kemampuan presentasi Zona yang sungguh luar biasa. Zona bahkan tidak memerlukan power point sebagai pengingat. Tapi ia bisa menjelasan semuanya dengan lancar dan super mulus.    "Dek, udah jam empat ini. Lo nggak ngaji?" Vanila menjawab dengan sebuah pertanyaan yang tidak ada nyambung - nyambungnya dengan presentasi Zona barusan.    Zona mencebik. "Alah ... bilang aja lo sebenernya udah kepo banget sama RSJ, tapi malu mau lihat soalnya masih ada gue di sini. Makanya lo ngusir gue secara halus."    Vanila menelan ludah seketika. Bagaimana Zona bisa tahu? Wah ... anak ini benar - benar! "Dek, lo berangkat ngaji sekarang, atau gue bilangin Ibu!" Keluar sudah ancaman andalan seorang Vanila.     Satu - satunya orang yang ditakuti oleh Zona di dunia, Ibu.    Ibu nyatanya memang menyeramkan. Bahkan Ibu yang di 'Pengabdi Setan' masih kalah seram.    Tanpa mengatakan apa pun lagi, Zona segera meletakkan tab - nya, lalu berlari ke belakang untuk mandi dan bersiap - siap pergi mengaji.    Memastikan Zona sudah benar - benar pergi, Vanila buru - buru mengambil ponsel. Nyatanya tebakan -- lebih tepatnya prediksi -- Zona memang benar. Vanila memang sudah kepo setengah mati dengan RSJ.    Tidak hanya sekarang. Tapi terhitung semenjak Zona membahas mereka, Vanila benar-benar sudah kepo luar biasa.    Sayangnya, Vanila lupa apa nama chanel mereka. Vanila bahkan sempat mencari dengan keywords yang aneh. Namun urung juga ketemu. Dan akhirnya menyerah.    Saat Zona membahas mereka lagi tadi, Vanila merasa seperti ketiban rezeki durian runtuh. Alhamdulillah, akhirnya Vanila ingat apa nama chanel mereka. Puhahahaha.    Vanila segera mencari chanel yang bersangkutan. Begitu menemukannya, ingin rasanya Vanila berteriak saking senangnya. Vanila melihat thumbnail ratusan konten mereka yang terlihat sangat menggoda iman.    Entah itu foto cowok yang terkapar, foto cowok yang berdarah - darah, dan lain - lain.    Vanila tak ragu menyentuh thumbnail dari video terbaru RSJ. Vanila buru - buru mengecilkan volume media ponsel, atau ia akan ketahuan Zona sedang melihat RSJ. Padahal Zona sedang mandi di belakang. Mana kedengaran?    "Hey, Guys ... welcome to RSJ TV!" Dua cowok itu menyapa subscribers mereka dengan antusias.    Ngomong - ngomong tidak adakah kata sapaan selain Hey Guys? Vanila sudah eneg mendengarnya dalam setiap video Youtube yang selalu ditonton Zona dengan volume maksimal.    Eh ... tapi ... tunggu sebentar.    Perhatian Vanila teralih sepenuhnya pada si Cowok putih mulus, bertampang super kalem, dengan suara super lembut.    Tampang dan suara itu sama sekali tak asing.    Tidak salah lagi.    Vanila sudah menemukan jawaban dari kegundahan hati dan pikiran semrawutnya yang berusaha mencari tahu di mana ia pernah melihat seorang Romero Rifalka Xavier -- pemuda yang ia tolong tempo hari.    Jadi ... ternyata ia adalah salah satu pemilik dari chanel Youtube RSJ TV.    Vanila pertama kali melihatnya ketika sedang mengintip video RSJ yang sedang Zona tonton saat pertama kali anak itu memberi tahu Vanila tentang mereka.    Demi apa ... Vanila mendadak merasa bangga sudah pernah bertemu dengan pemilik chanel dengan jumlah subcribers sebanyak ini. Fyi, jumlah subscribers mereka lebih dari 600 K.    Kira - kira bagaimana reaksi Zona setelah tahu jika Vanila sudah pernah bertemu, bahkan berinteraksi dengan idolanya? Zona pasti akan sangat iri.    Vanila jadi ingin bertemu lagi dengan Romero Rifalka Xavier. Kemudian bertanya tentang hasil pemeriksaannya.    Vanila mendadak merasa sedih. Vanila sebenarnya sudah menduga - duga apa gerangan penyakit pemuda itu. Semua berdasarkan wawancara singkat yang ia lakukan dengan yang bersangkutan ketika proses administrasi sedang dilakukan di rumah sakit.     Vanila memang bukan dokter. Bahkan kuliahnya saja jurusan Pendidikan Ekonomi. Tapi ia cukup paham dengan segala hal yang berbau kesehatan. Terutama dengan segala jenis penyakit, beserta gejalanya.    Sesuai dengan apa yang dikatakan Zona tadi, Vanila memang menggandrungi segala hal bertema penyakit.    Vanila menjadi sedih. Bagaimana jika tebakannya tentang penyakit pemuda itu benar? Tapi semoga tidak.    Vanila tidak akan terima jika populasi cogan di dunia berkurang karena hal ini. Ia akan merasa sangat sedih.    Vanila memang suka cerita - cerita tentang cowok penyakitan yang sad ending. Bahkan hampir semua cerita yang ia tulis, memiliki tema seperti itu. Vanila berusaha menyajikan segalanya dengan baik sehingga logikanya tidak timpang. Demi ketotalan dalam menulis, ia pernah bergabung ke forum para pasien kanker di Kaskus. Tapi cerita - cerita yang Vanila tulis dan cerita - cerita yang Vanila suka, itu hanyalah sebuah fiksi, bukan?    Alias tidak nyata. Semua hanya karangan yang mengandung unsur data supaya terkesan ilmiah dan empiris, sehingga menstimulus kesan riil.      Namun jika itu nyata, Vanila sama sekali tidak suka.    ~~~~~ Y S A G ~~~~~ T B C
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN