Bunyi suara musik menggema di seluruh ruangan, tempat Michael yang sudah di pesan oleh Edgar seluruhya.
Jadi malam itu, semua orang dipenuhi oleh para teman-teman Edgar.
Sang bintang utama, kini telah duduk di sofa merah cukup mewah. Di sampingnya ada beberapa gadis seksi. Mata Edgar terus menatap ke arah pintu masuk klub. Jelas, dia menantikan seseorang.
Tidak lama kemudian, Leo datang. Semua orang melihat ke arahnya dan bertanya-tanya, siapakah gerangan pria itu? Sangat tampan dan juga memiliki aura yang berbeda.
"Dia siapa?" tanya salah satu gadis yang ada di samping Edgar.
"Leo Zang."
Mendengar nama Leo disebutkan, para gadis melongo kaget. Semua orang pasti kenal dengannya.
"Benarkah!"
"Aku tak percaya ini!"
Pekik mereka kegirangan. Edgar tampak biasa, tak peduli dengan tanggapan mereka, karena yang akan jadi tokoh utama adalah dirinya.
"Kapan dia sampai?" gumam Edgar.
"Siapa yang kau maksud?"
Edgar tersenyum menanggapi pertanyaan salah satu dari mereka.
Lama menunggu, Edgar tak sabar dan memilih melangkahkan kaki menuju ke arah Leo yang sedang duduk sendirian.
Meskipun dia di datangi para gadis, Leo tak pernah sedikitpun mau menanggapi. Edgar menghentikan langkah kakinya saat melihat siluet seseorang masuk ke dalam ruangan.
Akhirnya, orang yang ditunggu datang. Edgar kira Vania tidak akan datang, ternyata pemikiran nya salah besar.
"Aku senang kau datang!" sapa Edgar berjalan menuju ke arahnya.
Gadis itu melirik sekilas ke arah Leo. Dia mengingat kembali perkataan pria itu.
Tugasmu hanya diam tak bersuara. Jika dia melakukan sesuatu, seperti memakan tubuhmu kau harus siap.
Semua yang dilakukan demi uang. Lagi pula banyak untungnya, karena pria yang ada dihadapan saat ini adalah pria kantong besar.
"Ini minuman untukmu." Edgar memberikan minuman yang dipegang itu untuknya.
"Aku akan menarik lagi minuman ini karena belas dariku."
Akhirnya Edgar meminta pelayan kepercayaannya untuk memberikan minuman spesial. Sebelum itu, ia sudah kongkalikong terlebih dahulu.
"Ini untukmu!"
Gadis itu tak menjawab, sesuai perintah Leo. Dia terlihat biasa menatap ke arahnya. Lalu, bangkit dan berjalan menuju ke mereka berdua.
"Apa yang kalian bicarakan?"
Sepertinya pancingan berhasil. Terbukti Leo langsung bertindak saat Edgar mendekati Vania.
"Aku hanya ingin mengenal Nona Vania saja." Edgar tersenyum puas. "Mari bersulang!"
Mereka bersulang untuk kemenangan Edgar. Setelah nanti ia mencicipi tubuh Vania, maka yang dilakukan adalah membuat Leo menyesal sampai akhir hidupnya.
"Aku akan ke toilet," kata gadis itu.
"Biar aku yang mengantarmu. Aku juga ke tempat itu," ujar Leo sambil memegang kepalanya yang mulai sakit.
Ah, Edgar merasa menang, diatas awan karena melihat mereka berdua kelimpungan.
"Ternyata dia bodoh," gumam Edgar mengangkat gelasnya untuk mengkode pelayan.
Dia pun bergegas pergi mengikuti Leo dan gadis itu. Sampai di depan pintu toilet, Leo menghentikan langkahnya.
"Basuh wajahmu dengan air dingin. Obat perangsang mulai beraksi."
"Saya tak bisa, Tuan," jawab gadis itu terengah-engah. Dia berusaha meraih tubuh Leo.
"Sampai kapan kau akan berdiri di sana? Cepat bawa dia ke tempat yang sudah disiapkan!" bentak Leo kepada pelayan yang sudah berada di bawah kendalinya.
"Baik, Tuan." Pelayan itu membawa gadis tersebut menuju ke ruangan lain.
Setelah itu, Leo akan bermain peran sesuai keinginan Edgar. Pria itu melangkahkan kaki ke tempat sesuai rencana.
"Mulai dari sini, semuanya akan berjalan sesuai keinginan Edgar." Leo masuk ke dalam kamar, sementara pelayan tadi segera memberitahu tuannya.
Begitu Edgar mendapatkan kode, ia bergegas masuk ke dalam ruangan gadis itu.
"Jaga pintunya, agar tak ada orang yang mengganggu."
Malam ini, ia akan bersenang-senang dengan gadis milik Leo.
"Aku tak sabar ingin merasakan sensasi gairah dari gadis itu," kata Edgar sambil membuka pintu.
Begitu pintu terbuka, gadis tersebut tergolek lemah tak berdaya diatas ranjang. Laju nafas terengah-engah sambil mengerang kepanasan.
Saat melihat Edgar mereka dekat, dia menatap satu penuh dengan energi s*****l.
"Apa yang kau inginkan?"
"Sentuh aku…, aku mohon." Suara serak itu sangat seksi dan juga menggoda.
"Oh…, sayang…! Aku melakukannya…!"
Edgar menelan ludah, melepas semua pakaiannya dan sekarang benar-benar naked. Melihat sesuatu seperti rudal, gadis itu menggeliat menahan sesuatu.
"Seperti inilah wanita jika sudah hilang akal." Pria itu tertawa bahagia, terus menciumi gadis yang ada dibawahnya. Suara erangan erotisdan eksotis itu menggema diseluruh ruangan.
Tidak hanya sekali atau dua kali, bahkan berkali-kali melakukan kegiatan malam istimewa.
Edgar cukup puas dengan gadis itu. "Kau sudah tak perawan. Sepertinya, dia sudah munggunakanmu."
Lega rasanya karena bisa menang dari Leo. Pria itu tak menyangka rencananya berjalan sangat sempurna.
Tidak semudah itu ferguso, karena Leo sudah bertindak di luar dugaan Edgar. Apa yang telah dia lakukan?
Di ruangan yang sudah disiapkan oleh Michael memang ada seorang gadis, tapi gadis itu sudah dibawa pergi oleh Ben.
"Kerja bagus, Ben…, semua berjalan dengan lancar."
Ben ikut senang karena pekerjaanya sudah usai.
"Kau sangat kejam, membuat adegan live pria itu di internet."
"Itu balasan yang setimpal, Michael. Lagi pula, aku masih berbaik hati pada orang yang bekerja di bawahku."
Michael tak habis pikir, Leo begitu saja memangkas hidup seseorang dengan mudah, sampai menghancurkan tidak tersisa.
"Karena semua sudah selesai, aku akan pergi menemui seseorang. Ben, minta Willy bergerak sekarang!" Leo bangkit dari kursi meninggalkan ruangan itu.
Setelah dia pergi, Michael buka suara, "Bagaimana kau bisa tahan kerja dengan dia, Ben?"
"Karena hidupku sudah bersama tuan," jawab Ben sambil mengirim pesan kepada Willy.
"Aku tak akan memprovokasi nya."
"Jika kau ingin hidup tenang, sebaiknya jangan."
Ben juga ikut pergi meninggalkan tempat itu. Sampai beberapa langkah sejak adegan live selesai menyeruak ke internet, berbagai komen jahat dan juga buruk terus berterbaran. Mereka netizen mengumpat Edgar habis-habisan tiada henti.
Siapa yang mengira senjata yang digunakan berimbas balik, bahkan lebih kejam. Rencana Edgar adalah menggunakan video Leo tengah beradu di atas ranjang bersama wanita untuk mengancam pria itu.
Akan tetapi, malah sebaliknya. Leo telah membuat video live dan dikirim ke internet hingga menjadi trending topik hangat saat ini.
Belum juga istirahat, Edgar sudah mendapat puluhan notifikasi dan panggilan dari seseorang. Padahal dia sedang menikmati tidur nyenyak di ranjang.
"Ah…, sialan! Mengganggu tidurku saja," erangnya frustasi. Ketika menoleh ke samping, gadis yang ditiduri nya sudah tak ada.
"Mana dia? Baguslah kalau sudah pergi."
Edgar segera membuka satu persatu pesan. Setelah membacanya ekspresi wajah pria itu tidak bisa terbaca sama sekali. Antara takut, sedih, marah, kesal, dan juga malu.
"Apa ini?" Dia jelas syok melihat adegan ranjang miliknya sendiri. Banyak komentar jahat yang terus bertebaran. Dan juga para pemegang saham mulai memarahinya tiada henti.
"Apa yang harus aku lakukan?" Edgar tak bisa berpikir jernih dengan nasibnya. "Tenang…, aku akan meminta bantuan seseorang."
Saat menghubungi orang itu, tak ada jawaban sama sekali, malah di reject. Perasaan Edgar tambah gelisah bukan main.
"Aku masih punya orang lain yang bisa membantuku."
Semua orang dihubungi olehnya, tapi tidak ada yang menjawab. Pembalasan sempurna yang lebih dari orang kira. Orang akan berpikir dia kali untuk melakukan itu, karena tindakan pembalasan yang dilakukan Leo lebih kejam dari apapun. Menurutnya, itu adalah pembalasan yang sempurna.