Selamat membaca!
Alex semakin geram saat melihat Mark mengecup pipi kiri dan kanan Sandra. Ya, keduanya tampak menyudahi percakapan singkat mereka. Sebuah percakapan yang membuat aliran darah Alex terasa mendidih saat melihatnya.
"Kurang ajar berani sekali pria itu melakukannya. Apa dia belum tahu bahwa Sandra adalah milik seorang Alex Decker!" batin Alex berdecak kesal dengan apa yang dilihatnya.
Kegusaran yang Alex perlihatkan saat ini, mendapat perhatian dari Chris yang sadar betul bahwa putranya sedang dibakar api cemburu.
"Kenapa Alex sampai begitu cemburu saat melihat kedekatan Sandra dengan pria itu? Apa jangan-jangan mulai tumbuh rasa cinta di hati Alex untuk wanita itu, tapi jika iya, aku benar-benar penasaran, apa yang membuat Alex bisa begitu mudah jatuh cinta kepada Sandra?" gumam Chris sambil terus menatap wajah Alex dengan penuh selidik.
Grace yang juga menyadari kecemburuan Alex pun coba menegurnya untuk mencairkan ketegangan yang kini sedang bergejolak di dalam diri putranya itu.
"Alex, ayo makan!" titah Grace dengan senyuman. Membuat lamunan Alex seketika buyar hingga ia dengan cepat mengalihkan pandangannya untuk melihat sang ibu yang sedang mengajaknya bicara.
"Iya Mom, ini aku makan. Mommy juga makan ya! Apa Mommy juga mau mencoba steak ini?" tanya Alex yang berniat menyuapi ibunya karena memang Grace sangat menyukai hidangan steak yang ingin dimakannya.
Grace pun tersenyum menanggapi tawaran putranya. "Tidak usah Lex. Mommy sudah memesannya juga jadi kamu makan saja duluan!"
Alex pun menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman. "Oke baik Mom, aku makan duluan ya." Alex kini mulai memotong daging steak yang sudah tersaji di hadapannya sejak tadi. Namun, walau ia terlihat sibuk dengan garpu dan pisau pada kedua tangannya, pandangan matanya sesekali masih melirik ke arah Sandra yang kini sedang melangkah ke arahnya setelah Mark memutuskan untuk kembali ke mejanya.
Sandra mulai menatap kursi kosong yang memang hanya tersedia di sebelah Alex. Ia pun kemudian duduk menempati kursi itu, walau dengan perasaan yang canggung.
"Maaf ya Nyonya. Pria tadi adalah Tuan Mark, ia menanyakan tentang mobilnya yang rusak karena sejak kemarin Tuan Mark mencari aku. Namun, ternyata aku tidak ada di bengkel." Sandra menjelaskan kepada Grace karena ia tak ingin wanita paruh baya itu berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
Grace pun tersenyum setelah mendengar apa yang Sandra katakan. "Sudah tidak apa-apa, wajarlah kamu itu kan montir terbaik di kota Paris, buktinya saja mobilku sudah nyaman lagi untuk dikendarai setelah kamu perbaiki." Grace langsung mengusap punggung tangan Sandra yang kini menampilkan wajah masam, ia masih merasa tidak nyaman karena pertemuan yang tak terduga dengan Mark. Seorang pelanggan di bengkelnya.
"Terima kasih ya, Nyonya." Sandra mulai tersenyum melihat Grace. Lalu, pandangannya mulai beralih ke arah Chris yang juga sedang memperhatikannya. Namun, senyuman di wajahnya langsung sirna ketika pandangannya melihat Alex yang sangat acuh padanya. Wajahnya sangat dingin, seperti tak menganggap keberadaan Sandra, walau sebenarnya mereka duduk bersebelahan.
Melihat akan hal itu, Chris pun mencoba untuk mencairkan suasana yang sudah sejak lama tegang antara Alex dan juga Sandra akibat kehadiran Mark.
"Kalau melihat Alex seperti ini, aku seperti melihat sosok putraku saat Sierra masih bersamanya," batin Chris yang sejenak menatap wajah Sandra. Ia merasa kagum karena kehadirannya yang baru satu hari, sudah membuat Alex mulai kembali seperti yang dulu.
"Alex, pernikahan kalian akan berlangsung sebentar lagi. Daddy dan Mommy sudah menyiapkan pernikahan itu dan akan berlangsung di sebuah kapal pesiar agar tidak ada media yang meliputnya."
Alex hanya diam tak menjawab apa yang dikatakan ayahnya. Sampai akhirnya, Chris mengulang kembali perkataannya dan Alex hanya menjawabnya dengan singkat. Sementara itu, Sandra hanya menatap wajah Chris dengan penuh keraguan. Ragu apa pernikahan yang akan dijalaninya adalah pilihan terbaik untuk hidupnya.
"Aku memang akan hidup mewah bila menjadi istri seorang Alex Decker, tapi apakah kebahagiaan bisa aku dapat dengan kemewahan itu. Impianku itu adalah menikah dengan pria yang memang aku cintai dan bukan menikah karena ancaman untuk membayar hutang ayahku," gumam Sandra mengesah sangat pelan.
Makan malam pun terus berlanjut. Kini mereka mulai menyantap makanan yang telah tersedia di atas meja. Setelah semua makanan tersebut tandas tak tersisa, tibalah waktunya untuk mereka kembali ke rumah. Chris mulai melangkah terlebih dahulu bersama Grace menuju lobi restoran. Keduanya terlihat sangat mesra, seolah tak memedulikan siapapun yang berada di sekitar mereka. Grace masih terus bergelayut manja pada lengan Chris yang sesekali mengecup pucuk rambut Grace dengan penuh cinta.
Melihat kedua orang tuanya yang terlihat mesra, Alex tiba-tiba teringat akan sosok Sierra dalam benaknya.
"Andai Sierra masih hidup, aku juga pasti akan merasa bahagia sama seperti Daddy," batin Alex mengenang masa di mana Sierra menjadi bagian yang berarti dalam hidupnya.
Namun, seketika wajah Alex berubah gusar dengan rahang yang mulai mengeras. Ia seperti mengingat sesuatu yang membuat amarahnya kembali merayap naik dalam pikirannya.
"Suatu saat aku pasti akan menemukan pembunuhnya," gumam Alex sambil mengepal tangannya untuk menahan amarah yang membuncah dalam hatinya.
Sandra masih tak beranjak dari tempatnya, ia terus menatap wajah Alex dengan penuh rasa heran.
"Apa yang pria menyebalkan itu pikirkan? Dia memang sungguh aneh, tiba-tiba tersenyum. Lalu, tak lama kemudian dia marah, dasar pria aneh!" gerutu Sandra dalam hatinya.
Keduanya tersentak kaget ketika suara bariton Chris terdengar keras memanggil mereka.
"Hai, ayo kita pulang! Kalian jangan hanya melamun dan berdiri saja di sana," titah Chris sejenak menghentikan langkahnya untuk memanggil Alex.
Kedua pun tersadar dari lamunan mereka masing-masing. Kini baik Sandra dan Alex mulai melangkah secara beriringan menuju lobi restoran untuk menyusul Chris dan juga Grace yang memang tengah menunggu mereka.
Setelah tiba di lobi, kedua mobil mereka sudah terparkir sejajar di sana. Petugas valet pun langsung memberikan kunci mobil ke tangan Grace maupun Alex.
"Alex kamu pulang sama Sandra ya!" titah Chris sambil beranjak masuk ke dalam mobil Grace yang diikuti oleh yang diikuti oleh sang istri.
Alex pun mulai melirik ke arah Sandra yang hanya diam menunggu instruksi darinya.
"Ayo masuk tunggu apa lagi!" titah Alex yang terdengar sangat ketus. Membuat Sandra merasa gugup hingga ia pun langsung masuk ke dalam mobil tanpa menjawab perintah dari pria yang saat ini masih terlihat sangat gusar.
Namun, setelah Sandra berada di dalam mobil, Alex malah kembali masuk ke restoran setelah membisikkan sesuatu kepada petugas valet.
"Kenapa Alex malah masuk lagi ke dalam restoran? Apa yang ia ingin dilakukannya?" gumam Sandra penuh rasa curiga sambil terus menatap sosok Alex yang mulai menghilang dari pandangan matanya.
Bersambung✍️