Pergulatan batin

337 Kata
Hal ternyaman dalam kehidupan adalah sebuah keluarga. Fero memang saat menginginkan sebuah pernikahan, pernikahan yang dilandasi dengan cinta di dalamnya. Sejauh kaki melangkah ia berusaha menemukan cintanya, mencari dimana keberadaan sosok wanita yang sudah lama ia tunggu kehadirannya. Tapi takdir sering sekali mempermainkan dirinya. Ia kini telah menikah dengan seorang wanita yang tidak sama sekali ia kenal, dan asal usulnya yang begitu rumit untuk dijelaskan. Kedua orang tuanya saja tidak menerima hadirnya wanita berdasar tersebut karena takut menjadi pengikut aliran radikal. Lalu bagaimana dengan Fero yang sangat anti sekali menemui wanita seperti itu. Ia selalu menganggap wanita yang seperti itu ialah wanita munafik dan fanatik. Hari ini dimana dirinya yang tidak masuk kantor, ia berencana ingin menghabiskan waktu liburnya untuk bernyaman ria di rumahnya sendiri. Bayangan terlintas setiap weekend ia bersama dengan sang istri dapat bertukar pikiran serta bercanda satu sama lain hingga lupa waktu yang akan segera berakhir. Tapi itu semua hanya halusinasi dalam bayangan yang entah kapan akan terwujudkan. Sebenarnya, hal tersebut dapat dilakukan dengan istrinya yaitu Mia, hanya saja ego dari Fero terlalu berlebihan. Ia masih belum menerima sang istri sepenuhnya. Ada keganjalan dalam diri setiap melihat Mia, hanya dari tatapan teduh Mia rasanya Fero ingin merengkuh sang istri tapi lagi dan lagi hal itu selalu terhalang ego. Pergulatan pikiran dan batin selalu saja terjadi ketika tanpa sengaja berpapasan dengan sang istri. Kini Fero tengah berada di area kolam renang, tujuannya hanya satu agar dapat menghindari kontak mata dengan sang istri. Di sisi kolam renang terdapat bangku panjang yang biasa digunakan untuk beristirahat, di bangku itulah kini Fero sedang merilekskan badannya dengan keadaan suasana pagi yang sangat mendukung sejuknya menambah kesan segar dalam indra penciumannya. Bayangan masakan tadi yang sempat ia rasakan, masih begitu terasa di lidahnya. Betapa nikmatnya masakan tersebut, Fero sedikit menyesal kenapa tidak dari dulu ia mencoba masakan dari sang istri. Akankah benih-benih cinta dan rasa kepercayaan kepada sang istri lebih cepat datang kepada diri Fero. Ini hanyalah perihal ego yang masih UP-DOWN untuk menerima sebuah kenyataan dalam hidup yang menyapanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN