Dua hari berlalu, Aditya masih terbaring lemah di ruangan berukuran 35 meter persegi dengan d******i warna putih serta aroma obat yang khas. Selang infus masih terpasang di pergelangan tangannya dan bantuan pernapasan masih tertancap di hidungnya. Matanya masih terpejam rapat dan seolah belum puas tertidur sedari tadi. Ia memang sudah dipindahkan di ruang perawatan, hanya saja kondisinya masih sangat lemah beberapa kali. Sedangkan Anggi masih setia menunggu Aditya walaupun bergantian dengan Reno. Kini, ia duduk di kursi sebelah ranjang pasien Aditya,ia pandangi wajah lemah didepannya dengan miris. Wajahnya pucat tak seperti yang biasa ia lihat sehari-hari. Ia juga masih tidak percaya bahwa Aditya memiliki penyakit tersebut. "Kamu, siapanya? Namamu siapa?" tegur seseorang. Suara barito