Cahaya matahari senja, perlahan mulai menampakkan sinarnya. Sedikit redup memang. Tetapi, hal itu tidak mengurangi keindahannya. Membias pada sang awan tebal, hingga memantulkan pedaran warna pelangi di bawah cakrawala. Shaki yang baru saja selesai mengunjungi beberapa rumah warga untuk mendengar keluhan-keluhan mereka, nampak beristirahat sejenak di atas kursi kayu panjang, tepat di bawah pohon besar depan salah satu rumah warga sekitar, lalu perlahan-lahan melepas sepatu high heels yang masih dikenakannya sejak pertemuan dengan Drio siang tadi. Sembari meringis, menahan rasa sakit, ia lepas secara perlahan-lahan sepatu dari kakinya, dan hanya berselang beberapa detik, darah segar begitu saja timbul dari tumit bagian belakang, membuat Shaki mengaduh pelan. “Ah … sakit.” Gadis itu