***
Nara POV. . .
Gue dengar sayup-sayup suara mobil berhenti didepan rumah gue, yuhu gue kenal banget suara mobil itu, mobil yang selama hampir setahun ini keseringan parkir didepan rumah gue. Setengah berlari gue berjalan menuju pintu dan langsung membukanya lebar membuat kak Davi menghentikan tangannya yang siap mencet bel, benerkan gue. . .
Tangan kak Davi yang tadi melayang mau mencet bel sekarang udah pindah kekening gue, lebih tepatnya nepok kening gue. "ngagetin aja" membuat gue tersenyum jahil melihat ekspresi kaget kak Davi, gue suka banget lihat penampilan kak Davi yang kayak gini, jeans hitam kebiruan, dengan atasan kemeja marun kotak-kotak gak dikancing dan kaos berwarna putih, simple tapi terlihat keren kalau dia yang pake, hihi. . .
"Kita ada janjian pake baju ya?" tanya kak Davi membuat gue menoleh kearah pakaian gue sendiri, yups benar sekali gue juga pake baju yang ada unsur marunnya, gue pake baju longgar yang gue sendiri gak tau ini baju model apaan? Yang jelas berlengan panjang dengan motif abstrak dengan d******i warna marun dan gue padukan dengan, eh jeans hitam juga, hehe jodoh.
Gue narik tangan kak Davi mengajaknya masuk kedalam rumah.
"Mama sama papa mana? Kakak mau izin"
"mereka lagi lari pagi, tadi Nara udah izin kok" gue nyengir kuda, firasat gue bilang kalau kak Davi bakal ngomong sesuatu yang bakal bikin kami ngaret pergi.
"tunggu aja deh kalau gitu" tuh kan
"Nara kan udah bilang Nara udah minta izin kakak" gue sedikit berjinjit memajukan mulut gue ketelinga kak Davi walau gak sepenuhnya nyampe.
"Tapi kakak gak enak" Nah ini ni yang suka bikin gemes, kak Davi gak akan mau pergi kalau belum dapat restu orang tua gue buat bawa gue kencan.
"nunggu mereka sama dengan nunggu adzan dzuhur kak, mereka itu kalau udah joging, noh sampe kemonas" kata gue ngasal, lah iya orang tua gue kalau udah joging bisa berkali-kali keliling komplek bahkan gue pernah ikut dan berasa mau lambai-lambai manja kekamera, mereka dengan riangnya olahraga ditaman komplek selama hampir setengah hari, ebuseeet
Kak Davi mengambil Hpnya, gue tau dia pasti mau nelpon mama atau papa, cih...
"udah deh telponan sono, Nara mau ngambil topi dulu dikamar" gue melenggang ninggalin kak Davi yang gue yakin banget lagi mau minta izin sama orang tua gue, gak apa-apa juga sih itu tandanya dia bertanggung jawab.
Gue masuk kekamar gue langsung mengambil topi pantai berwarna pin diatas kasur gue yang nyaris aja ketinggalan. Saat gue turun kak Davi udah duduk anteng diatas sofa ruang tamu.
"udah izinnya?" kak Davi mengangguk mengiyakan.
"Ayo, cuss kita berangkat" gue kelewat semangat.
Setelah mindahin semua barang yang mau gue bawa kedalam mobil kak Davi seperti biasa gue duduk ditempat nan agung tepat disamping kak Davi yang siap mengemudi.
"Adek bawa apa aja sih? Banyak bener" kak Davi menoleh kearah kursi belakang, tas, topi dan 2 goody bag, yang yaah kalian taulah kan yah itu isinya apa? Yupss bekal.
"tas, isinya baju ganti, topi sama makanan" gue nyengir kak Davi ikut nyengir dengar penjelasan gue dan langsung nyalain mobil dan menjalankannya.
"eh ini kita mau kepantai mana?"
Gue senyum kecil, kemudian tersenyum lebar, iyah gue mau ngajak kak Davi kepantai favorite orang tua gue.
"Pulau seribu" kata gue cepat, dan.
Sreeet. . .
Badan gue tersentak sedikit kekiri saat dengan mendadak kak Davi mengerem dan menepikan mobil.
"Nara" kak Davi natap gue intens, rahangnya sedikit mengeras, eh marah kah?
"kenapa kak?" iyah gue rada takut, takut kak Davi marah entah karna apa dan takut rencana gue ambyar.
"kakak gak mau naik speedboat" kak Davi menurunkan intonasi suaranya, membuat gue mengerutkan dahi.
"jadi kakak mau berenang aja? Jauh loh kak" kak Davi mendengus kesal, Astaga Nara selamat kamu berhasil membuat mood kak Davi kebanting, bisa-bisanya gue nyuruh kak Davi berenang? Dia bisa berenang juga kagak.
"sorry, sorry becanda kak, jangan marah" gue megang tangan kak Davi. "terus kalau gak kesana kita mau kepantai mana? Nara gak mau ke Ancol"
Kak Davi menghembuskan nafasnya pelan dan mulai menjalankan kembali mobilnya.
"Kita kepantai lain aja" gue refleks noleh kearah kak Davi.
"Pantai mana?" yah gue mau tau kemana kak Davi mau bawa gue.
Kak Davi diam aja, oke fix kayaknya perkara speedboad tadi membuat mood kak Davi merosot kelevel nyaris 0, astaga gue kudu piye?
Eh? Gue noleh kiri kanan saat kami masuk kejalan Tol. "kak" rengek gue mencoba mengambil perhatiannya.
"Adek bawa makanan kan?" gue menyerjap beberapa kali "Ya" gue langsung ngangguk
"kakak belum sarapan, laper, tadi lupa mampir di supermarket" oh astaga jangan bilang kak Davi jadi keburu-buru gegara gue maksa supaya dia jemput gue jam 7.
Gue buka seatbelt gue dan merubah posisi badan gue supaya tangan gue sampai ke goody bag yang lagi nangkring nyantai dikursi penumpang. Goodybag biru ini seingat gue tadi pagi gue isi sama dua kotak bekal berisi, sosis dan nugget. Yaps benar sekali. Gue nyodorin sepotong nugget kearah kak Davi.
"kakak lagi nyetir" katanya singkat lah piyee?
Gue narik lagi nugget yang tadi gue sodorin ke kak Davi, sampai kemudian dia membuka mulutnya kecil dan bergumam 'aaaak' membuat gue senyum geli, kak Davi minta disuapin.
Jadilah gue senyum-senyum sendiri, gimana enggak ini pertama kalinya gue nyuapin kak Davi, dan dia pun kelihatannya senyum-senyum sendiri, ah jadi malu. Kalau kayak gini kak Davi jadi ngegemesin.
Dan gue gak tau itu perut kak Davi luasnya segimana? Bisa-bisanya 2 kotak bekal kosong dalam seketika, yah gak seketika juga sih lah secara gue juga ikutan makan.
"good" kak Davi menarik jempol kanannya keatas.
"maaf, Nara Cuma bisa bawain bekal makanan kayak gini, nugget tinggal digoreng sosis juga gitu" gue manyunin bibir gue, yah tadi gue bangun subuh buat bikin bekal dan lo tau apa? Kulkas gue kosong melompong, iya kosong MELOMPONG untung ada nugget sama sosis yang masih kesisa, dan jadilah gue dimarahin sama mama gue, yah emang salah gue sih minta bantuin bikin bekal tapi gak beli bahan, ah elaah
Gue gak tau ini udah berapa jam dijalan mata gue mulai ngantuk, ditambah gue buka sedikit jendela dan anginnya itu loh, sepoy-sepoy hipnotis bikin ngantuk.
Kak Davi ngelus lembut kepala gue "tidur aja, nanti kalau udah sampe kakak bangunin" gue menoleh kearah kak Davi sekilas lalu menutup mata gue, serah deh gue ngantuk ketiup angin plus dari tadi kak Davi nggak ngajak gue ngobrol dan lebih parahnya gue gak tau mau dibawa kemana sama kak Davi, bodo lah
***
"Nara, hey bangun" gue nyerjap-nyerjap kecil menyerjitkan kening gue mencoba mengembalikan kesadaran gue, yah masih pagi dan gue udah tidur siang, eh.
"Udah sampe yah kak?" gue ngegaruk kecil kepala gue, gue lihat kak Davi tersenyum sambil mengangguk kecil. "Kita kepantai mana sih?" iyah gue masih belom tau gue dibawa kemana sama kak Davi.
"Carita" katanya singkat kemudian membuka pintu mobil dan berjalan keluar meninggalkan gue yang masih setengah ngantuk. Gue ikut rurun dari mobil kemudian membuka pintu penumpang, ngambil topi dan masang sunblock, ingat kata papa jangan sampe gue gosong, cukup gue gembul jangan ditambah ireng juga.
gue narik keluar tas gue setelah pakai sunblock, eh tunggu, ini kak Davi kemana? Gue celinguk-celinguk nyari kak Davi where?.
"hayoo mbak cari apa?" gue noleh kearah suara kak Davi lagi nenteng tas nya, iya tas, tas yang gue heran nongol darimana? Secara seinget gue gue kagak ada lihat tu tas didalam mobil.
"bagasi belakang" kata kak Davi seperti menjawab pertanyaan didalam otak gue. "kakak mau ganti dulu, kayaknya lebih enak pakai celana pendek"
Gue mengekor dibelakang kak Davi. "Nara juga mau ganti ah pakai bikini" kata gue sembarangan, membuat kak Davi menoleh kearah gue kemudian menggeleng "kakak gak mau lihat perut berlipat kamu" dan lo pada tau yah gue langsung refleks mukul kak Davi pakai tas gue, yang gue pukul malah cekikikan ngetawain gue, elah pacar gue nih.
Gue nadahin tangan "kunci mobil" yah gue mau balikin tas gue kedalam mobil, buat apa coba gue bawa tas kepantai.
"buat apa?" tanya nya.
"mau naro tas"
"gak jadi pakai bikini?" kak Davi tersenyum jahil, sumpah pengen gue sumbat itu mulut, eh sumbat pakai apa yah?
"punya bikini juga enggak" gue melengos begitu mendapat kunci mobil kak Davi berjalan kembali kemobil, gue noleh kebelakang, kak Davi lagi-lagi menghilang.
Gue nyender disamping mobil nunggu makhluk yang bikin gue kesel ganti celana, gile ganti celana aja lama bener dah. Gue megang perut gue, sialan perut gue gak berlipat kok, oke berlipat satu kayaknya walau agak buncit dikit tapi loh yah.
"walau dielus terus gak akan langsing kok tu perut" ealaaah suara nyebelin ini lagi, kak tenggelam bareng yuk, gemes dah aah.
"yok" kak Davi menautkan jari nya kejari tangan gue setelah menaruh tasnya kembali kedalam mobil, sekarang dia Cuma pakai celana pendek selutut warna coklat dengan kaos putih, yah gue ngikut-ngikut aja dah, mayan sambil gandengan tangan.
Gue berhenti berjalan, dan kak Davi pastinya juga ikutan berhenti "Kenapa?" kak Davi mengerutkan dahinya. "sakit?" tanya kak Davi, gue yakin dia nanya gitu karna gue ngeratin genggamannya.
"kakak gak pake sun block?" kata gue sok polos. Membuat kak Davi mendengus kecil.
"Udah ah ayo, kulit hitam juga bagus, eksotis" Kak Davi cekikikan sendiri, ni orang kadang sableng sendiri.
***
Kami berjalan-jalan dipinggir pantai, membiarkan kaki gue kena air laut yang sedikit panas, iya sekarang nyaris tengah hari, dan kayaknya kami menghabiskan waktu lebih dari 3 jam untuk sampai kesini, dan seingat dan serasa gue tadi kak Davi bawa mobil ngebut banget, gue aja berasa lagi naik speedboat, yyah tapi bodolah yang penting sampai dengan selamat.
Syukurnya pantainya agak sepi, mungkin karna mau tengah hari kayaknya yah. Dan untungnya gue pakai celana panjang dan baju berlengan panjang plus sunblock yang semoga bisa menghalangi sinar matahari supaya gak bikin badan gue blaster alias belang.
Sejak tadi kami Cuma jalan dalam diam seolah menikmati hembusan angin yang terasa sejuk dan sesekali terasa panas juga, gak masalah sih, yah ini kayak impian para cewek aja kali yah, jalan berduaan sama pujaan hati dipinggir pantai sambil gandengan tangan dan cowok lo itu loh yah mukanya ganteng dengan senyum manis yang selalu bertengger dibibirnya, yah bibirnya yang ciumable itu, eh
Kami duduk dibawah pohon tidak jauh dari bibir pantai, kak Davi asyik ketawa sambil nguyel-nguyel rambut gue, yah enggak tau kena syndrom apa ni orang jadi doyan ngerecokin rambut gue yang dari tadi ketiup angin, dan topi pantai gue? Jangan tanya itu topi udah nangkring diatas kepala kak Davi, ah elaah..
"Misi kak" seorang cewek dengan hot pants berkaos putih dengan gambar menara pisa menginstrupsi kegiatan menguyel rambut gue.
Kami menoleh kearah suara "boleh minta foto kak?"
Gue rasa gue mendadak jadi kompak sama kak Davi secara dengan waktu bersamaan kami mengerutkan dahi kebingungan.
"Boleh, sini" kak davi berdiri dari duduknya dan menepuk-nepuk pelan pasir yang menempel dicelananya.
gadis itu memanggil teman-temannya, gue terdiam sebentar gue aja belom ada foto sama kak Davi lah ini cabe yang nyangkut digigi udah minta foto duluan. Gue diam aja masih duduk ditempat yang sama mandang kak Davi yang mulai dikerubuti gadis-gadis berkaki ramping dengan hotpants.
Mereka berjejer disamping kak Davi, ada sekitar 7 cewek gue malas ngitung, cewek berbaju putih tadi mendekat kegue dan gue tau betul dia mau apa. "misi kak, boleh minta tolong fotoin" katanya senyum sinis, iyuuuuh nyebelin.
Mau gak mau gue berdiri dan ngambil HP nya, berjalan kearah mereka yang udah berjejer keganjenan sama cowok gue, gue Cuma bisa nekuk muka gue, sebel. Kak Davi yang tadinya lagi ngobrol sambil ketawa ketiwi sama cewek-cewek itu mendadak terdiam begitu gue mendekat dan siap mengarahkan kamera HP tersebut kearah mereka. Siap memoto.
"Tunggu" instrupsi kak Davi membuat gue batal memencet layar HP .
Kak davi berjalan kearah gue dan langsung mengambil HP yang ada ditangan gue. "kalian geser dikit" instruksi kak Davi membuat mereka bingung namun mengikuti instruksi yang diberikan. Bisa gue lihat kak Davi beberapa kali memencet layar HP tersebut mengambil gambar mereka, lalu berjalan mendekat .
"Ni, udah" kak Davi menyodorkan kembali Hpnya ke yang empunya HP.
"Loh, kitakan belom foto kak" yah itu kata cewek berbaju pink.
"Tadi katanya minta foto, ini udah difotoin" ucap kak Davi polos lalu berjalan meninggalkan mereka dan berjalan mendekati gue yang masih mematung dengan wajah ditekut, kak Davi menggandeng tangan gue kembali membawa gue menjauh.
"udah dong cemburunya, berasa ganteng ni" sumpah yah ni orang pengen gue geplok palanya, eh emang iya sih dia ganteng.
"siapa yang cemburu? Enggak" gue melengos menjauhi tatapan mata kak Davi yang sedari tadi berjalan sambil mendangi gue, salting boo.
"Masa? Yakin? Balik lagi ni" ancam kak Davi membuat gue menghentak-hentakkan kaki gue layaknya anak kecil, bodo amat.
Kak Davi mengulum senyum menahan tawa, "ya udah makan yuk, laper udah lewat makan siang nih" gue nepok jidat baru inget gue laper, dan bekal kami udah abis, iya bekal buat makan siang dimakan dijalan jadi sarapan, ebuset dah.
***
Setelah makan dan istrahat bentar kami balik lagi kepantai, duduk dipinggir pantai menikmati langit sore, yah itu kak Davi kalau gue mah menikmati mukanya dia, iya ni orang yang kok bisa ganteng banget mau jadi pacar gue, eh bukan apa-apa ya secara dari tadi banyak yang nyempik kak Davi padahal secara gue noh dah tadi stay disamping dia, tapi tetep aja ada yang keganjenan.
"kak Nara mau lihat sunset" gue melas sambil gelayutan dilengan kak Davi, nyaman coy.
"nanti kita pulang kemaleman kalau nunggu sunset" protes kak Davi
"gak pa-pa, pokoknya Nara mau lihat sunset" rengek gue, bah kayak anak kecil? Bodo amat.
Kak Davi menghembuskan nafasnya pelan "izin sama mama dulu" ah elaa izin lagi.
"Nara malah udah izin mau nginep" ceplos gue, emang iyah sih tadi pagi gue bilang kalau gak kekejar pulang yah nginap semalam, hehe.. Nara masih ingat tuhan kok guys,
Kak Davi diam sebentar memandang kearah wajah gue membuat gue salah tingka, "mau dong nginap berdua" kak Davi menjepit hidung gue dengan tangannya, membuat gue dengan barbarnya nepuk tangan kak Davi membuat dia malah tambah terkekeh.
"okelah kalau maunya gitu, nakal sekali-kali gak pa-pa kayaknya" sontak gue noleh kearah kak Davi yang sekarang Natap lurus kearah laut, eh ini Nakal maksudnya apa?
Kak Davi narik bahu gue mendekat kebahunya membuat gue nyender adem, gue sih oke-oke aja, hihi kapan lagi coba.
Gak kerasa setelah muter-muter gak jelas dan menghabiskan 3 buah kelapa muda akhirnya kesampaian juga gue ngelihat sunset, gue udah nunggu-nunggu saat kayak gini dan...
Gue bengong, mata gue menyerjap beberapa kali, gue yang tadi antusias melihat kearah sunset jadi menoleh kearah kak Davi yang menyentak badan gue dan, dan mendaratkan bibirnya dibibir gue, aduh jantung gue, ini gue lagi gak kena gejala serangan jantung kan yah? Kok degubnya over gini.
Kak Davi melepas pangutannya dan menyatukan dahinya dengan dahi gue, kemudian berbisik lembut "i love you" kata yang sederhana tapi sukses membuat gue tambah merona dan rasanya mau melayang.
Kak Davi menjauhkan keningnya dan menangkup wajah gue "jangan masang wajah begini, bawaannya pengen nyium lagi" kak Davi tersenyum manis membuat gue tersipu.
"apa sih" gue nepuk lengan kak Davi dalam hati iya dalam hati gue mau lagi, ganjen? Serah deh kan gue pacarnya, gak salah dong.
Gue noleh kiri kanan sadar sesuatu, eh ini gak ada yang lihat kan? Mampus.
***