Radit menoleh namun matanya melebar saat melihat Selena yang berdiri di depan pintu dan menatapnya dengan amarah yang menyala-nyala. "Selena," ia bergumam. Ia pun segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan menghampiri istrinya itu, bahkan ia tidak menutupi tubuhnya terlebih dahulu.
"Selena dengar, kamu jangan salah paham dulu. Aku bisa jelaskan semuanya" Radit berkata, berdiri di depan Selena dan memegang bahunya.
"Kalau begitu jelaskan" tantang Selena melipat tangannya di d**a. "Aku mau dengar alasan apa yang bakal kamu buat untuk menutupi kesalahan kamu"
Namun Radit malah terdiam dan menundukkan kepala begitu Selena mengatakan itu.
"Kok malah diam?" Selena bertanya mengangkat satu alis. "Katanya mau menjelaskan semuanya. Ayo jelaskan, jangan buang-buang waktu"
Radit menarik nafas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan sarafnya yang mendadak menjadi tegang. "Begini, ini bukan sepenuhnya salah aku. Iya, aku dan dia memang melakukan hubungan itu tapi itu karena dia yang menggoda aku lebih dulu. Dia terus memaksa aku untuk melakukannya. Katanya, kalau aku mau menuruti permintaannya maka dia bakal meminjamkan modal buat aku agar aku bisa membangun usaha sendiri tanpa harus bergabung dengan teman aku" jelasnya dengan kepala yang tertunduk.
"Apakah itu benar?" Selena mengangkat satu alis dan beralih menatap wanita itu yang masih berada di atas kasur.
"Enggak! Itu enggak benar" bantah wanita itu menggelengkan kepala. "Aku enggak menjanjikan apapun sama dia. Bahkan aku juga enggak menggodanya atau memaksanya untuk melakukan itu. Kita melakukannya karena kita sama-sama mau. Dan bukan hanya itu, aku dan mas Radit udah berpacaran sejak tiga bulan yang lalu. Awalnya aku enggak tahu kalau dia udah menikah makanya aku mau berpacaran dengannya. Hingga akhirnya dia mengatakan bahwa dia telah menikah tapi istrinya enggak bisa memberikannya keturunan. Itu sebabnya kenapa dia mencari wanita lain" ia melanjutkan dan memegang selimut yang menutupi tubuhnya.
Mata Selena melebar begitu mendengar penjelasan wanita yang tidak dikenalnya itu, hatinya begitu sakit. Ia tidak menyangka jika Radit akan setega itu padanya. "Jahat kamu, Mas! Bisa-bisanya kamu mengkhianati aku hanya karena aku belum bisa memberikan kamu anak" ia berkata beralih menatap suaminya.
"Aku minta maaf" Radit berkata dengan lirih, ia masih menundukkan kepala dan tidak berani untuk menatap istrinya. "Aku tahu aku salah dan aku menyesal karena telah mengkhianati kamu. Dan aku berjanji aku enggak bakal mengulanginya lagi. Ini adalah yang pertama dan yang terakhir"
Selena menghela nafas dengan kasar dan mengalihkan pandangan tanpa mengatakan apa-apa. Ia tidak menyangka satu-satunya pria yang ia cinta malah tega menyakitinya.
"Selena," tambah Radit, mengangkat kepala dan meraih tangan Selena. "Aku mohon tolong maafin aku. Kasih aku kesempatan kedua dan aku akan membuktikan bahwa aku bisa menjadi suami yang baik. Aku juga janji aku bakal mengizinkan kamu untuk mengadopsi anak"
Namun Selena hanya terdiam dan melirik Radit tanpa mengatakan satu patah kata pun. Ingin rasanya ia memaki suaminya itu tapi ia kehilangan kata-kata, ia masih syok atas apa yang terjadi.
"Aku juga minta maaf" wanita itu berkata dan Selena beralih menatapnya. "Enggak seharusnya aku terus berpacaran dengan mas Radit setelah tahu dia udah menikah. Tapi aku enggak bisa melepaskannya, aku sangat mencintai mas Radit" ia mengakui menundukkan kepala.
"Apakah kamu juga mencintainya?" Selena bertanya dengan dingin dan menoleh ke arah suaminya. "Dan apakah kamu juga enggak bisa melepaskannya?"
"Enggak, aku enggak mencintainya. Aku berpacaran dengannya hanya untuk pengalihan aja. Karena aku kecewa sama kamu yang enggak bisa kasih aku anak" jawab Radit kembali menundukkan kepala.
Selena menghela nafas dengan kasar dan mengalihkan pandangan. Ia tahu itu memang benar tapi apakah itu berarti ia pantas untuk dikhianati? Lagipula, ia tidak hanya diam saja. Selama ia telah berjuang untuk bisa memiliki anak tapi tidak ada satupun cara yang berhasil. Mungkin belum, tapi ia masih ingin terus berusaha.
"Ada apa sih ini? Kok malam-malam malah ribut?"
Selena menoleh dan melihat Wulan yang berjalan menghampirinya dan Radit. "Mas Radit selingkuh, Bu" jawabnya dengan sedikit dingin. "Dia melakukan hubungan itu dengan wanita lain. Dan yang lebih parah mereka telah berpacaran selama tiga bulan" ia melanjutkan dan mencoba untuk tetap tenang meskipun ada gejolak emosi di dalam dirinya.
"Apakah itu benar?" Wulan bertanya beralih menatap putra semata wayangnya.
"Iya, Bu, itu emang benar" Radit mengakui dengan kepala yang tertunduk. "Aku mengkhianati Selena"
"Kalau begitu kamu enggak salah" Wulan berkata dan Selena menoleh ke arahnya. "Wajar aja kamu melakukan itu karena sampai saat ini dia belum bisa memberikan kamu anak. Dan Ibu yakin pria manapun juga pasti akan merasa kecewa jika memiliki istri seperti dirinya" ia melanjutkan, melipat tangannya di d**a dan beralih menatap menantunya.