“Sayang. Cincin aku ketinggalan di kamar mandi. Waktu mandi aku lepas dan lupa aku pakai lagi!” teriak Daren sembari menggedor pintu kamar tersebut karena Devya menguncinya dari dalam. “Devya! Aku mohon jangan kayak gini dong. Sumpah mati aku nggak sengaja nggak pakai cincin pernikahan kita, Sayang!” teriak Daren lagi. Namun, Devya tetap tidak mengubrisnya. Ia memilih untuk menutup telinganya dengan kapas agar suara teriakan Daren tidak terdengar olehnya. Daren berdiri di depan pintu dengan wajah frustasi, mencoba membuka pintu, tapi pintu tetap tertutup rapat. Devya enggan membukakan pintu untuknya. Daren kemudian menjambak rambutnya dan berteriak frustasi. “Arrrghhh!” pekiknya kemudian mengembuskan napas kasar. “Devya, tolonglah, bukakan pintunya!” teriak Daren lalu menggedor pintun