Satu minggu berlalu …. Devya kembali ke rumah sakit untuk mengecek rahimnya. Juga obat yang diberikan oleh Aldri kemarin sudah habis. “Nggak sama suami kamu?” tanya Aldri saat setelah selesai melakukan pemeriksaan. “Nggak. Suamiku ada tugas ke luar kota hari ini. Jadi, gak bisa antar. Aku udah bilang sih, hari ini mau cek up lagi. Dia kayak males-malesan gitu mau perginya juga.” Aldri terkekeh pelan. “Ya udah, tidak apa-apa. Asalkan kamu beri tahu dia mengenai hasilnya.” Devya mengangguk. “Iya, Dok.” Aldri geleng-geleng seraya mengulas senyum mendengar ucapan Devya tadi. “Udah aku bilang, jangan panggil Dokter.” “Kan, lagi tugas, jadi harus professional.” “Ya, ya. Terserah kamu saja. By the way, Zion ke mana? Mantan suami kamu.” Devya menghela napasnya. “Udah mati.” Aldri mengerj