Daren meninggalkan tempat itu dengan langkah pasti, seolah menorehkan jejak langkahnya di atas debu yang berterbangan. Di sudut ruangan yang gelap, Agatha dan Zion duduk terpisah, tangan mereka terikat rantai yang berderit, seolah menunggu saat untuk melukai. Wajah Agatha memucat, menunduk tanpa daya, sementara Zion berjuang melawan ikatan dengan penuh amarah. “Arrgghhhh!!” Zion berteriak, mencoba merenggangkan rantai yang mengikatnya. Pandangannya penuh kebencian tertuju pada Agatha. “Sialan kamu, Agatha! Gilaaakk!” suaranya menggema, menggetarkan ruangan. Wajahnya merah padam, seakan ingin menampar Agatha, melampiaskan kemarahannya atas nasib buruk yang menimpa mereka. Agatha hanya bisa terduduk, tubuhnya gemetar, matanya tertutup oleh air mata yang tak terbendung. Wajah Zion ter