Devya menatap dapur yang sudah penuh dengan aroma masakan, hatinya terasa ringan. Ia merasa beruntung memiliki Daren di sisinya, pria yang tidak hanya mencintainya tetapi juga selalu berusaha membuatnya bahagia. Saat Daren kembali dari kamar mandi, Devya telah menyiapkan meja makan dengan rapi. Mereka duduk bersama, menikmati makan malam dengan obrolan ringan yang penuh tawa dan cinta. “Memangnya kamu udah sehat bener? Masak segini banyaknya,” ucap Daren sembari mengambil nasi. “Udah, Daren. Udah hampir dua mingguan aku di rumah sakit. Masa iya, gak sembuh-sembuh.” Daren tersenyum tipis. “Syukurlah, kalau begitu. Aku hanya memastikan saja, kalau kamu sudah sembuh, Devya.” Perempuan itu menganggukkan kepalanya. “Kata Sheril, kamu buka kantor baru. Apa benar?” tanyanya kemudian. Daren