“Sayang, jangan ngomong kayak gitu. Aku minta maaf. Aku gak akan begitu lagi. Janji, Sayang.” Daren berkata dengan lembut, menarik tangan Devya dan memeluknya erat. Ia berusaha membujuk kekasihnya agar berhenti mengomel dan berpikiran yang aneh-aneh hanya karena ia yang sering kali terjebak dalam pekerjaan. “Tidur, yuk!” ajak Daren, suaranya penuh kelembutan. Devya, meski masih merasa sedikit kesal, akhirnya mengangguk. Ia merebahkan tubuhnya di samping Daren, yang memeluknya dengan lembut. Bibir Daren menyentuh pipi Devya dalam ciuman lembut yang hangat. “Good night,” bisik Daren sebelum menutup matanya, yang sudah sangat mengantuk. Dalam hitungan detik, ia tertidur pulas, kelelahan dari pekerjaan yang tak kunjung selesai. Devya pun mencoba untuk tidur, tapi perasaan yang masih te