5

1603 Kata
"Apa sih, gua beneran ga suka sama Kak Alex kan Lo tau sendiri gua udah punya cowok. Lagi pula gua cuman suka waktu dia main basket gitu" ujar Alana kepada kedua temannya tersebut membuat mereka menjadi heran. "Ya kali aja kan Lo berubah pikiran jadi suka sama Kak Alex. Tapi sayang banget sih kalo Lo ngelepas Kak Gara buat Kak Alex yang belum tentu dia suka sama Lo. Jadi gua saranin stay aja ke Kak Gara. Biar gua sama Anna nih yang ngejar Kak Alex wkwkwk" ujar Ica kepada Alana tersebut membuat Alana tertawa. Tidak mungkin juga dia menyukai kakak kandungnya sendiri itu. "Gua cuman kangen aja sama masa kecil gua. Dulu gua juga sering banget di ajarin basket sama saudara gua hehehe. Jadi waktu ngeliat Kak Alex jago main basket ya gua seneng aja. Semua yang jago main basket gua juga suka kok" ujar Alana kepada kedua temannya tersebut pada saat ini. "Iya deh iyain aja deh kalo gitu. Ah iya btw Lo boleh suka sama semua cowok yang jago basket tapi jangan dia ya Lan, jangan cowok di belakang Lo itu. Bakalan runyam deh masalahnya" ujar Anna membuat Alana menengok ke belakang. Ternyata cowok yang mereka maksud tadi adalah Arkan. Tentu Alana tidak akan jatuh pada pesona dan juga hati yang dimiliki oleh Arkan. "Ga deh, yang itu ga aja. Ribet deh ntar wkwk. Apa lagi gua denger cerita dari kalian itu beuhh nyerah deh nyerah" ujar Alana kepada mereka berdua. "Eh udah boleh balik nih dari sekarang. Balik yuk? Ganti baju terus ngantin deh kita hehehe" ujar Ica yang baru saja kembali bertanya kepada yang lainnya karena banyak yang sudah kembali ke dalam sekolah lagi. "Oke deh siapp yukkk" ujar Alana dengan semangat. Mereka pun melewati lapangan basket yang saat ini digunakan oleh Alex dan kelasnya. Saat mereka lewat, tiba-tiba bola basket menggelinding di kaki Alana. Alana pun mendekati mereka dengan membawa bola basket itu tanpa mengetahui senyum jahil dari beberapa kakak kelasnya itu. Sementara Alex sudah paham dengan apa yang akan terjadi. Ia bimbang ingin menolong Alana atau tidak. "Ini Kak bola nya" ujar Alana kepada mereka semua dan salah satu dari mereka pun mendekati Alana dan mengambil bolanya serta berterimakasih. "Wah makasih ya" ujar cowok itu dan Alana pun mengangguk saat ini. Alana pamit pergi dan saat dia sudah melangkah beberapa langkah ia di panggil lagi membuatnya langsung menengok dan saat menengok Alex sudah ada di depannya menghadap ke arah nya dan tak lama kemudian terdapat suara bola yang mengenai tubuh seseorang. Dan itu adalah tubuh dari Alex. Semua orang disana cukup terkejut dengan hal ini, apalagi dengan teman-teman dari Alex. Karena pastinya Alex sudah mengetahui tentang permainan mereka itu, tapi saat ini Alex menolong cewek ini dadi permainan itu. Mereka pun bertanya-tanya kepada Alex kenapa Alex menajdi seperti ini. "Lex? Why? Lo ga papa bro?" tanya teman yang mengambil bola tadi. "Jangan cewek, Lo bisa pergi" ujar Alex tersebut melihat ke arah Alana. Alana masih sedikit shock karena ia berada di posisi seperti ini. Rasanya sudah lama sekali Alex tidak membantu dan membela nya seperti saat ini. "Tapi Kak Alex tadi..." ujar Alana sedikit terbata-bata. Padahal sebenarnya ia hanya ingin menanyakan kepada Alex apakah tadi sakit atau tidak. Alana sedikit khawatir karena tadi terdengar sangat keras sekali. "Lo bisa pergi" ujar Alex dan hal itu pun membuat Alana langsung pergi setelah berterimakasih kepada Alex. Ia pergi karena ia tahu bahwa Alex tidak suka jika ia sudah berbicara dua kali tapi yang di suruh tidak kunjung ngerti. Kepergian Alana itu tentunya membuat teman-teman Alex melihat ke arah Alana dan mereka mencoba untuk mengingat-ingat wajah Alana. Karena mereka tidak mau mencari masalah dengan Alex. Biasanya Alex tidak seperti ini karena biasanya dia tidak peduli jika ada yang akan teman-temannya kerjai baik cewek mau pun cowok. Namun seperti nya mereka salah pada kali ini. Seperti nya Alex tidak suka melihat cewek itu diperlakukan seperti tadi itu. Mereka semua tidak tahu apa hubungan antara Alex dan cewek itu, atau apakah Alex suka dengan cewek itu yang pasti ia tidak akan menganggu cewek itu lagi. Karena bisa bahaya jika mereka melakukan hal tersebut lagi. Semuanya pun kembali ke aktivitas nya masing-masing. Alana saat ini juga sudah berjalan keluar lapangan bersama dengan Anna dan juga Ica itu. "Sumpah gua ga percaya, Lo ditolong sama Kak Alex woy" ujar Anna. "Iya, gua juga ga percaya" ujar Alana kepada mereka berdua tersebut. Mereka pun saat ini sudah sampai di kelas dan mereka mengambil baju seragam mereka dan berjalan menuju ke ruang ganti. Setelah ganti, mereka pun saat ini kembali ke kelas mereka untuk menaruh baju olahraga mereka. Setelahnya Alana, Ica dan Anna pun pergi ke kantin pada saat ini karena mereka bertiga sudah sangat lapar sekali. Mereka pun sudah memesan makanan dan saat ini mereka tinggal menunggu makanan mereka datang. "Btw Lo dah dari kapan pacaran sama Kak Gara Lan?" tanya Anna. "Ah, gua pacaran sama Kak Gara udah dari SMP hehehe" jawabnya. "Wah lama juga ya Lo pacaran sama Kak Gara nya. Gua pikir baru aja loh. Eh ternyata udah lama ya" ujar Anna kepada Alana tersebut. Sebenarnya setiap mereka berdua bertanya tentang hubungan antara Alana dan Gara, Alana rasanya ingin tertawa dengan ngakak karena dirinya hanya berbohong. Namun ya mau gimana lagi, ia harus menahannya dan ia harus seperti ini sampai tidak tahu kapan. Mungkin sampai dirinya mendapatkan pacar yang tepat dan Gara juga menyetujuinya. Entah itu kapan akan terjadi nya. "Eh Alana liat deh, diinstagram foto Lo sama Arkan banyak banget di share gila. Tadi pagi waktu Lo pelukan sama Arkan ternyata ada yang nge-share. Sumpah gua bener-bener ga habis pikir deh" ujar Anna sembari ia memperlihatkan foto saat Alana dan Arkan tadi berpelukan di kelas itu. "Duhh Kak Gara pasti marah dan cemburu nih Lan, Lo ga papa nih? I mean, kalo Lo butuh temen buat jelasin bilang aja ke kita. Kita siap bela Lo karena Lo emang ga salah" ujar Ica kepada Alana tersebut diangguki ole Anna. "Wkwkwk thanks guys, but itu ga perlu karena Gara juga pasti paham kok. Kan kayak yang gua bilang tadi kalo Arkan ngamuk dan sempat mau adu pukul sama Gara. Mungkin gegara dia tau gua pacarnya Gara dia mau balas dendam. Cuman gua udah jelasin dari awal kok. Dan Gara paham sama gua. Kalian tenang aja ya guys" ujar Alana kepada mereka berdua menenangkan. "Oke deh oke siap lah, untung aja Lo pacarannya sama Kak Gara yang pengertian ya Lan" ujar Ica sembari menganggukkan kepalanya dan setelah itu mereka bertiga pun memakan pesanan mereka yang baru saja datang. Mereka makan dengan lahap saat ini, sementara itu Arkan yang melihat Alana dan teman-teman nya dari jauh merasa heran karena Alana masih makan dengan begitu lahap, ia pikir setelah putus dari Gara dia tidak akan makan dengan lahap. Atau jangan-jangan caranya tidak berhasil? Mereka berdua masih tetap bersama? Lalu cara apa yang bisa membuat dendamnya terbalaskan dan Gara serta Alana nantinya akan berpisah selama- lamanya. Sementara itu, saat ini Gara sesang berkumpul dengan teman-temannya. Salah satu temannya bernama Ari memberikan handphone nya kepada Gara. "Gar, ini cewek Lo kan? Kok dia pelukan sama Arkan?" tanya Ari itu. "Mana coba gua mau liat. Ah ini mah pasti gegara masalah tadi malem ga sih Gar, dasar emang si Arkan kalo dendamnya belum terbalas mah ga akan deh dia berhenti ganggu" ujar Aksa kali ini. Ya malah Aksa yang menjawabnya. Namun semua yang dikatakan Aksa sudah mewakili Gara. Lagi pula juga ia tidak akan cemburu, hanya saja ia memang berhati-hati kepada Arkan karena ia tidak ini Alana terperangkap ke dalam dunia Arkan. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jika ia harus memilih antara Arkan atau Aksa, ia akan emmilih Aksa tanpa berfikir panjang ia akan langsung memilih. Alana dan teman-temannya saat ini sudah sampai di kelas mereka lagi karena memang sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan mereka juga tadi sudah selesai makan. Alana saat ini enggan duduk di kursinya terlebih dahulu karena ia takut Arkan akan mempermainkan dirinya lagi. Jadi ia memilih untuk duduk di dekat kursi Ica dan Anna dahulu. Baru setelah nanti Arkan duduk, Alana akan pindah ke tempat duduknya. Karena jika Alana duduk disana, pasti nanti ia akan repot karena harus keluar dahulu karena Arkan belum masuk. Lagi pula juga kenapa sih Arkan harus duduk disana, padahal ia sangat ingin duduk di dekat tembok karena dia juga bisa leyeh-leyeh disana. Tapi ya dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena ia malas berdebat dengan Arkan. Ia juga harus berhati-hati kepada Arkan karena tidak ingin jatuh pada Arkan. Bel masuk pun sudah berbunyi. Namun belum ada tanda-tanda kehadiran dari Arkan. Alana pun akhrnya memutuskan untuk duduk di tempat duduknya saat ini karena Arkan tak kunjung datang dan juga tempat yang ia duduki tadi akan digunakan oleh yang punya. Mereka semua saat ini sedang menunggu guru mereka datang. Sampai beberapa menit kemudian datang. Guru datang, Arkan masih belum juga kembali. Padahal kedua temannya yaitu Miko dan Bryan sudah kembali semenjak belum bel tadi. Namun sebenarnya ini juga merupakan kelegaan bagi Alana karena ia bisa sedikit bernafas lega dengan tidak adanya Arkan di dekatnya tersebut pada saat ini. "Saya Absen dulu ya" ujar Ibu Nia kepada mereka semua dan Ibu Nia pun memanggil satu persatu namanya sampai akhirnya nama Arkan di panggil. "Arkan kemana? Ada yang tahu?" tanya Bu Nia dan mereka menggeleng. "Temen satu bangku nya Arkan, siapa ya? Ah iya Alana, tolong bantu Ibu ya. Kamu cari Arkan sekarang" ujar Bu Nia membuat Alana terkejut dan mau tak mau ia pun melakukan nya. Ternyata hilangnya Arkan membuat susah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN