6

1600 Kata
"Ah iya Bu, permisi Bu" ujar Alana sedikit tidak rela karena ia harus tidak mengikuti pelajaran pertama ini karena mencari Arkan. Saat ia akan keluar, tiba-tiba Miko mengatakan hal kepada Alana yang mungkin bisa membantu. "Cari aja Arkan di tempat-tempat yang ga banyak orang" ujar Miko itu. Alana mengangguk dan ia pun meninggalkan Miko saat ini. Saat ini Alana sudah berada di luar kelas dan ia bingung ingin mencari Arkan dimana. Dasar menyebalkan dan membuat dirinya kesulitan saja. Lagi pula kenapa harus dia yang sial mendapat teman satu bangku seperti Arkan. Sangat menyusahkan. Ck, kata Pak Bayu ga boleh di rubah lagi. Menderita, menderita deh gua kalo kudu nyariin dia kayak gini saben harinya. Batin Alana sembari ia saat ini menuju ke taman belakang sekolah. Karena taman belakang sekolah pasti saat ini sedang sepi. Dan tadi Miko menyuruh nya ke tempat yang sepi-sepi. Alana masuk lebih dalam ke taman belakang sekolah yang kabarnya memang sangat sepi dan tidak pernah terjamah oleh manusia. Namun saat ini ia malah mendengar terdapat suara orang yang sedang mengobrol. Alana pun mendekati sumber suara itu yang mana berada di dekat taman belakang sekolah dan saat ia sudah sampai sana, betapa terkejutnya ia ketika melihat terdapat beberapa kakak kelas yang berkumpul disana dan sedang ngerokok sembari mengobrol. Alana pun terkejut, begitu juga dengan mereka semua. Salah satu diantara mereka ada yang ingin menghampiri Alana dan mengatakan kepada Alana bahwa ia tidak boleh mengatakan apa yang ia lihat saat ini ke guru. Namun belum sempat ia beranjak, salah satu anak yang lain yang Alana yakini merupakan teman dari Alex itu mencegat cowok tersebut. "Kenapa sih No? Dia bisa aja kan bilang ke guru. Jadi sebelum dia bilang ke guru dan dia kabur ya kita harus kasih peringatan lah" ujar Dean tersebut. "Masalahnya itu cewek yang di tolong sama Alex, jangan cari masalah deh. Mending lepasin dia sebelum Alex Dateng" ujar Nino tapi mereka terlambat. Belum mereka melepaskan Alana, Alex sudah datang dari arah belakang Alana. Mereka semua pun langsung melihat ke arah Alex tersebut. "Lo ngapain disini? Ada yang manggil dia kesini?" tanya Alex ke teman-temannya dan mereka semua kompak menggelengkan kepalanya saat ini. "Aku cuman mau nyari orang kak, tapi dia ga disini. Kalo gitu permisi" ujar Alana sembari menatap ke arah Alex yang juga menatapnya nyalang itu. Alana sudah keluar dari sarang harimau itu. Sumpah, ia benar-benar tidak menyangka jika Alex bergaul dengan anak-anak berandalnya sekolah. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Alex merokok juga seperti mereka. Ish. Ini semua gara-gara Arkan. Gua hampir pingsan di sarang harimau tadi. Untung aja temennya Kak Alex ada yang ngenalin gua. Jadi gua ga diapa-apain. Tapi kenapa mereka kayak takut gitu ya kalo berususan sama Kak Alex, padahal yang nakutin itu mereka semua. Batin Alana sembari ia berjalan lagi. Selanjutnya, ia mencoba mencari Arkan di rooftop. Karena biasanya rooftop sering kosong atau sepi, makanya Alana memutuskan pergi ke sana. Ia pun menaiki lift sampai ke lantai atas dan sesampainya di lantai atas, ia masih harus menaiki tangga untuk sampai ke rooftop. Alana menaiki satu persatu tangga itu dan akhirnya ia sampai juga di atas. Ia tidak menemukan siapa pun disana. Namun angin dan pemandangan disini sangat bagus, jika ia tidak teringat bahwa ia sedang mencari Arkan, ia akan memilih berada disini. Alana pun turun ke bawah lagi dan ia saat ini bingung harus mencari kemana lagi. Ia pun sewaktu akan masuk ke lift untuk turun ke lantai bawah, ia mendengar ada suara bola dipantulkan dan suara musik. Alana tahu disini ada ruang musik dan lapangan basket indoor. Jika di ruang musik seperti nya sedang digunakan untuk praktik. Makanya ia berjalan menuju ke lapangan basket indoor. Dan saat membuka pintu itu, benar saja yang ia cari disana. Arkan saat ini sedang memainkan bola basketnya dan Alana pun sudah lega karena orang yang ia cari sedari tadi sudah ia temukan. Sekarang ia hanya perlu mendekati Arkan yang seperti nya belum sadar akan keberadaannya dan ia akan mengatakan kepada Arkan untuk kembali ke kelas. "Arkan" ujar Alana sedikit berteriak dan itu membuat Arkan terkejut, dan bola yang awalnya ingin ia lemparkan ke ring malah ia lemparkan ke sumber suara. Alana pun melotot ketika panggilannya ke Arkan malah disambut dengan bola basket yang meluncur ke dirinya. Karena saking terkejutnya ia bahkan tidak bisa mengelaknya dan bola basket itu tepat mengenai kepala Alana. Dan saat ini dunia Alana pun berputar, lalu ia pingsan seketika disana. Arkan tak percaya bahwa saat ini ia membuat anak orang pingsan. Arkan pun saat ini langsung mendekati Alana dan ia mencoba membangun Alana. Tapi sama sekali tidak bangun, akhirnya ia pun menggotong Alana keluar dari lapangan indoor dan ia melewati ruangan musik yang saat ini terbuka. Langsung saja seketika anak-anak yang sedang praktik itu pun bertanya-tanya ada apa dengan Alana yang pingsan. Namun Arkan tidak menjawabnya. Arkan menaiki lift untuk turun ke bawah menuju ke UKS. Mana untuk pergi ke UKS dia harus melewati kelasnya lagi. Ah ia tahu, pasti Alana tadi mencarinya karena disuruh dengan guru. Ck jika sudah begitu ia harus mampir ke kelas dulu untuk setor wajah ke guru dan ke teman-teman nya. "Permisi Bu, saya Arkan hadir Bu" ujar Arkan yang nongol di kelas sembari masih menggendong Alana yang masih pingsan. Teman-teman dan guru di kelas pun terkejut ketika Alana pingsan, mereka pun khawatir saat ini. "OMG Alana kenapa? Kok bisa pingsan?" tanya anak-anak di kelas. "Ini Alana kenapa bisa pingsan Arkan?" tanya Bu Nia kepada Arkan itu. "Tadi ga sengaja kena bola basket Bu, saya ijin ke UKS dulu Bu" ujar Arkan dan ia pun diperbolehkan untuk ke UKS. Mereka yang di kelas masih bengong dengan apa yang baru saja mereka lihat itu. Sementara Ica dan Anna khawatir dengan keadaan dari Alana, sungguh sial sekali hari Alana saat ini. Arkan sudah membawa Alana ke UKS, dan dokter di UKS bertanya kenapa. Arkan pun menjawab bahwa kepala Alana tadi kepentok bola basket. "Alana baik-baik saja, mungkin tadi ia hanya shock saja" ujar dokter dan Arkan pun mengangguk. Arkan saat ini pergi ke kelasnya dan meninggal kan Alana yang seharusnya baik-baik saja jika kata dokter lagi. Kembalinya Arkan ke kelas membuat teman-temannya dan Bu Nia menjadi bertanya-tanya. "Loh Arkan, kemana Alana? Kok ga ikut kamu kesini?" tanya Bu Nia. "Masih pingsan Bu, saya tinggal di UKS. Lagi pula kata dokter juga dia baik-baik aja Bu. Nanti kalo udah bangun pasti ke kelas" ujar Arkan tersebut. Dan Bu Nia serta yang lainnya hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka. Pembelajaran pun akhirnya berlangsung lagi. Sementara Alex saat ini masih bersama dengan teman-temannya di taman belakang sekolah. Ia jika memang sedang malas untuk belajar pasti selalu kesini dan mengobrol bersama teman-teman nya yang lain, tentunya sembari merokok juga. "Woi, ini bukannya cewek yang tadi kesini?" tanya Dean kepada mereka. "Alana maksud Lo? Yang cewek kelas 1 tadi kan?" tanya Nino ke Dean. "Ya iya lah siapa lagi emang yang berani kesini kecuali cewek tadi. Dia pingsan sih kayaknya ini soalnya sampe di gendong gitu. Tapi yang jadi tanda tanya, dia itu keluar dari lapangan indoor sama temen kelasnya juga si siapa itu yang terkenal bener di kelas satu. Ah iya Arkan" ujar Dean membuat Alex yang awalnya tidak ingin ikut campur dan ikut melihat menjadi melihatnya. "Coba lihat" ujar Alex sembari mengambil handphone itu. Dan ternyata benar, itu adalah Alana dan juga Arkan. Alex pun langsung mengembalikan handphone itu dan ia pamit pergi dengan alasan ingin ke toilet. Padahal saat ini kakinya berjalan menuju ke UKS. Alex pun masuk ke dalam UKS dan terlihat ada dokter disana. Ia mengecek keadaan Alana dan ternyata Alana masih tidur atau pingsan? Entahlah. Alex pun keluar dan bertanya ke dokter. "Dok, cewek yang tadi pingsan itu keadaannya gimana?" tanya Alex. "Oh Alana ya, Alana baik-baik saja. Dia tadi hanya shock dan mungkin efek terkena hantaman bola di kepala jadi pingsan" ujar dokter kepada Alex. "Saya titip ini ya dok. Jangan bilang dari saya. Terimakasih" ujar Alex memberikan nasi kotak yang tadi ia beli di kantin. Alex pun keluar dari UKS. Dan tak beberapa lama setelah itu, Alana terbangun juga. Ia pun bangun dan kepalanya masih sedikit sakit. Tapi ia sudah agak mendingan. Alana pun turun dari kasur dan ia keluar dari UKS itu. Di depan, ia bertemu dengan dokter UKS. "Alana, kamu sudah mendingan?" tanya dokter tersebut kepada Alana. "Ah iya dok, makasih dok. Saya permisi dulu mau ke kelas" ujar Alana. "Sebentar Alana, tadi ada cowok yang menitipkan ini untuk kamu" ujar nya sembari memberikan kotak nasi kepada Alana. Alana pun heran siapa cowok itu dan ia pun menerimanya saja. Siapa cowok itu bisa ia pikir kan nanti. Yang pasti ia saat ini harus kembali ke kelasnya terlebih dahulu. Alana pun membawa kotak makan itu ke kelasnya. Ia sedang berjalan menuju ke kelas. Dan sesampainya di kelas, ia pun mengetuk pintu kelasnya dan masuk. "Alana, kamu sudah membaik?" tanya Bu Nia yang masih di kelas itu. "Sudah Bu" ujar Alana dan ia di persilahkan untuk duduk di tempat duduknya. Arkan pun melihatnya dan ia keluar dari tempat duduknya agar Alana bisa masuk ke dalam. Alana dan Arkan sama-sama terdiam saat ini. Arkan sedari tadi melihat kotak makan yang dibawa oleh Alana itu. Ia mengira bahwa tadi Alana pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli makanan itu. Makanya ia saat ini berpikir jika Alana tadi pergi ke kantin dahulu. Pembelajaran Bu Nia pun akhirnya selesa juga dan saat ini mereka istirahat. Alana langsung dikerubungi oleh teman-temannya membuat Arkan juga harus ada disana karena ia belum sempat keluar dari tempat duduknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN