Ruangan luas didekorasi dengan nuansa hijau, sudah dipenuhi anak-anak muda, mayoritas teman-teman sekantor Ammar. Kelap-kelip lampu yang dipasang membuat suasana semakin meriah. Denting gelas beradu serta canda tawa mengisi ruangan. Ziva memasuki ruangan pesta sesuai perintah Ammar. Ia terkejut melihat Naina, teman kampusnya yang juga ada diantara tamu lainnya. “Ziva?” Naina berseru dengan senyum lebar sebelum sempat Ziva balik badan untuk menghindar. Ziva balas tersenyum kaku. Ia takut Naina mengetahui statusnya di sana. Dunia kampusnya bisa runtuh jika ada salah satu teman kampusnya yang mengetahui. “Lo di sini juga?” Naina mendekati Ziva. “Iya. Lo kenal sama Ammar?” Tanya Ziva. “Iya, dia itu temen SMA gue. Oh iya gue baru ingat, Ammar kan pernah jemput lo pas pulang kampus. Kalian