37. Saling Perhatian

1894 Kata

 Esok paginya aku ikutan demam. Entah karena ketularan Mas Dilan, atau memang aku yang drop karena malam sebelumnya aku menemani Mas Dilan begadang di rumah sakit dan ruang duka. Aku menurunkan selimut ketika kurasakan suhu udara sudah tidak begitu dingin. Kepalaku masih pusing, tetapi sudah lebih baik. “Sarapan datang...” Senyumku seketika merekah ketika melihat Mas Dilan datang membawa makanan di atas nampan. Dia masih pucat, tetapi sudah jauh lebih sehat. “Masih pusing enggak, Mas?” tanyaku ketika Mas Dilan meletakkan nampan di nakas, lalu mengecek dahiku. “Dikit, tapi jauh lebih ringan daripada yang semalam.” “Beneran kan, aku ketularan.” “Bukan ketularan, tapi kamu juga emang kelelahan.” Mas Dilan meraih kedua tanganku. “Makasih, ya, De...” “Makasih untuk apa,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN