38. Tak Terduga

1408 Kata

Rasanya aku ingin menghilang, benar-benar tidak ingin bertemu dengan Papa dan Mama untuk sementara waktu. Sayangnya, itu tidak mungkin. Mereka akan tinggal di apartemen ini sampai besok. Kepulangan mereka diundur sehari karena dari pihak maskapai ada pembatalan penerbangan dan dialihkan ke penerbangan berikutnya. “Dean...” aku merasakan lenganku ditepuk-tepuk pelan oleh Mas Dilan. Aku tak menggubrisnya, dan masih setia pada posisi meringkuk dalam selimut. “Mama tadi bawa banyak makanan, ayo makan bareng-bareng.” Aku menyembulkan kepala, lalu menggeleng. “Enggak mau, aku masih enggak enak badan.” “Enggak enak badan, atau malu?” Mendengar itu, aku langsung menarik selimut lagi dan menyembunyikan wajahku rapat-rapat. Aku masih ingat betul bagaimana ekspresi Papa dan Mama. Tersenyum

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN