Part8| Di Bayar Oleh Wanita

925 Kata
Brice memilih untuk membersihkan tubuhnya. Menyiram kepalanya dengan air dingin di bawah guyuran shower. Pria itu menikmati waktunya, menutup mata namun lagi – lagi dia terngiang dengan percintaan yang dia lakukan semalam. Tadi malam dia harus mengakui bahwa itu adalah seksnya yang terbaik selama hidupnya. Sampai dia melakukannya berkali – kali dengan wanita asing itu. Aroma tubuhnya, kulitnya yang lembut, lekukan tubuh yang sempurna, bahkan desahan terdengar begitu seksi. “Damn!” Brice menyeringai, kemudian menyelesaikan mandinya dengan cepat. Dia ingin menemui para bawahannya. Setelah selesai berpakaian yang sudah di siapkan oleh para The Angel’s. Brice menghubungi Gamma untuk memberikan laporan. “Masuk,” ucapnya singkat di telpon lalu melempar kembali ponselnya itu ke sofa. Pria itu duduk dengan santai di sofa sambil menikmati sarapannya. Gamma mengetuk dua kali, kemudian membuka pintu. “Selamat pagi, Tuan.” Ucap Gamma menyapa Brice. “Hhmm, bagaimana ? Apa kamu sudah lakukan sesuai yang aku perintahkan ?” tanya Brice. “Sudah Tuan. Benar yang anda katakan. Nona Agnes berniat untuk membayar kamar yang anda dan dia pakai. Namun sudah saya katakan kalau sudah di bayar. Tetapi dia malah memberikan ini untuk Tuan,” jelas Gamma seraya memberikan sebuah amplop. Pria tampan itu mengerutkan keningnya dan menerima amplop itu. “Dan mobil Nona Agnes juga di ambil dari klub, seperti perintah anda,” tambah Gamma. “Lalu ini apa?” tanya Brice mengangkat amplop putih yang ada di genggamannya saat ini. “Silahkan di lihat Tuan, dan Nona Agnes sepertinya menulis pesan untuk anda,” ucap Gamma menahan tawa. Karena dia tahu apa isi amplop tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya Mr. B yang mereka kenal di bayar oleh seorang wanita. Brice yang mendengarnya pun menyeringai, lalu membalik amplop tersebut dan membacanya. “Ambillah uang ini dan jangan merasa sungkan,” ucap Brice pelan, dan seketika itu pula dia tertawa keras. “Hahahahahaha!” Gamma pun tidak dapat menahan tawanya lagi. “Pffftt… Hahha… Hahah… Ma… maaf Tuan, ini terlalu lucu!” seru Gamma dengan suara tawanya. Brice membuka amplop tersebut dengan hati-hati. Melihat nominal yang di berikan oleh Agnes. “Sepertinya dia sangat tahu harga kamar di sini,” ucap Brice dengan suara terkekeh. Kemudian dia menutup kembali amplop tersebut dengan rapat. “Lalu apa kabar terbaru?” tanya Brice. “Nona Agnes sudah tiba dengan selamat di sebuah apartment tanpa kekurangan apapun, dan setelah kami cek ternyata milik sahabatnya yang bernama Rosa. Wanita yang bersamanya saat di klub semalam.” Gamma menjelaskan dengan detail kabar terbaru dari Agnes. Brice memalingkan wajahnya dan berdehem, “Ekhem… Siapa yang katakan kalau aku meminta kabar tentang Agnes! Yang aku tanyakan itu bagaimana perkembangan misi kita? Apa ada perubahan rencana ?” Gamma langsung menunduk meminta maaf, “Maaf Tuan, saya kira anda masih berbicara tentang Nona Agnes.” Brice mengibaskan tangannya. Jujur, dia pun sebenarnya penasaran dengan kabar terbaru wanita itu. Ternyata asistentnya memang sangat peka. “Hmm, lanjutkan laporan kamu.” Gamma pun akhirnya memberikan laporan terkait misi yang harus dia jalankan. Misi yang membuat dirinya harus kembali menghilang dari seluruh keluarganya sampai ia menyelesaikan misi ini. Sekitar sepuluh menit Gamma menjelaskan keinginan klien dan apa saja yang harus di persiapkan, mulai dari rencana awal, identitas baru yang akan dia pakai serta siapa target yang harus dia selesaikan. “Semua sudah di siapkan Tuan, dan kita hanya mengeksekusi. Gedung baru juga sudah di sediakan untuk menyempurnakan penyamaran Anda,” Brice memijit keningnya, “Jadi tetap tidak ada perubahan rencana untuk masalah pernikahan?” “Benar Tuan, karena bagi mereka. Target kali ini hanya percaya pada pengusaha yang sudah menikah untuk masuk ke dalam lingkaran bisnis nya.” Terang Gamma. “Hah…! Baiklah, kalian siapkan semua tim untuk buat sesempurna mungkin, aku tidak ingin ada satupun kesalahan!” “Baik Tuan,” jawab Gamma, “Lalu bagaimana dengan pernikahan Tuan? Semua tim sudah siap untuk menyempurnakan pernikahan anda nantinya. Jadi, saat ini anda hanya tinggal mencari wanita untuk di ajak menikah kontrak selama misi ini berjalan,” Brice mengangguk paham, mau tidak mau dia harus menyelesaikan masalah ini. Sebagai mafia yang di kenal totalitas dalam pekerjaannya dia tidak akan meninggalkan sesuatu yang mendetail. “Malam ini serahkan saja padaku, aku akan kembali ke klub dan mencari salah satu dari mereka.” “Baik Tuan,” jawab Gamma. “Lalu bagaimana persiapan pembukaan perusahaan yang di bawahi Jennifer?” tanya Brice yang mengingat kalau hari ini adalah launching perdana JR Factory, perusahaan fashion yang ia berikan kepada Jennifer saat tiba di Amsterdam. Di mana Jennifer memulai kehidupan barunya, merintis usahanya kembali. “Semua berjalan lancar Tuan Brice, Alpha terus mendampingi Nona Jennifer. Para tamu penting juga sudah di pastikan hadir sebagai bentuk dukungan mereka atas launching JR Factory, lalu para wartawan juga sudah kami tempatkan untuk meliput acara hari ini.” Terang Gamma. “Hmm baiklah.” “Apa masih ada perintah lainnya Tuan?” tanya Gamma sebelum keluar. “Siapkan perlengkapan ku, aku akan tinggal di sini untuk beberapa hari ke depan sampai mendapatkan wanita yang cocok untuk misi ini,” Gamma mengangguk, “Baik Tuan, akan saya siapkan perlengkapan Tuan secepatnya,” “Hmm, thank you.” Gamma pun undur diri dan keluar dari kamar presidential suite yang ditempati Brice. Kamar khusus yang memang di persiapkan untuk dirinya. Hotel yang merupakan miliknya sendiri. Brice menoleh ke arah amplop putih yang ada di atas sofa. Di ambilnya dan dilihatnya tulisan tangan itu kembali. “Hah! Baru kali ini aku di bayar oleh seorang wanita yang aku tiduri,” gumamnya dengan senyum miring di wajahnya. “Agnes… Agnes… “
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN