21

1235 Kata

Langkahnya kembali melewati jalur bukan ke toilet pria. Namun, ke tempat terakhir Acha dan Mamanya berdiri menunggu kedatangannya, tetapi tak ada tanda-tanda—hanya antrian panjang untuk mencoretkan nomor ponsel saja. Saat Devid akan terbalik. Jeritan cewek cempreng berdengung di telinganya. Refleks mundur selangkah dari ketua kurcaci, Nada. "Ya, ampun ... aku tau! Pasti kamu nyari aku, 'kan? Khawatir gitu, deh!" oceh Nada sambil menarik lengan baju Devid manja. "Apaan, gua cari Acha!" timpal Devid seraya menyingkirkan tangan Nada yang menarik bajunya. "OMG. Acha lagi! Kapan Ratu Nada lo cariin, Devid!" seru Syakila dengan kebiasaan diakhiri menyibakkan rambut panjangnya. Nada berkacak pinggang. "Lagian, aku gak terima keputusan kamu. Berarti kita masih pacaran, Sayang ...." "Hilih ..

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN