17

1093 Kata

Hidangan khas Sunda kembali memenuhi, harumnya wangi memancing perut bergemuruh dan memaksa menyantap cepat semua lauk. Devid dengan lahapnya tak sungkan-sungkan mengabsen rasanya dan semua memang lezat untuk masuk ke perutnya. Acha berdecak, heran melihat nafsu makan Devid yang berlebihan. Suara radio yang menyiarkan lagu-lagu Sunda terdengar, mengalun indah tentramkan jiwa yang lelah. Peralatan makan telah dipindahkan ke dapur, tugas Dinda membersihkannya, sedangkan Bu Mila membawa air hangat dan bak mandi bayi khusus Decha, cucunya. "Belum mandi, ihh ... udah siang gini," ucap Acha geli menatap tubuh mungil bayi tanpa sehelai benang pun di depannya. Wajah tanpa dosa itu berseri, menggeliat di pelukan ibunya lalu merengek. "Kan, dingin ...," balas Nia seolah yang bicara adalah Decha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN