Acha hanya bisa bersandar di sebuah batang pohon tua-menatap kesibukan Devid yang menghidupkan kayu bakar karena malam telah menyambut membuat gemerlap di bawah terlihat nampak indah, walau langit masih berwarna biru cerah, tetapi rasa dingin telah membekukan. Wangi pohon pinus terasa, ranting-ranting bersuara oleh terpaan angin pegunungan, suara air bergemericik di depan sangat jernih-seakan memaksakan mata Acha tertutup rapat masuk ke alam mimpi. Selesai membawa air dari hulu sungai, Yogi cepat-cepat membersihkan beras untuk makan malam. Sampai terdengarlah suara kumandang Azan Magrib, bertepatan keperluan bermalam telah siap. Devid membersihkan lengannya, membasuh wajah yang didambakan oleh para gadis di mana pun berada, rambut hitam legamnya terbasuhi dengan air wudhu-diakiri mencuc