Pagi buta, aku menggerayangi tubuh Zay. Bukan tanpa alasan. Aku hanya mencari uang yang mungkin berada pada saku bajunya. Sebagai bekal bagiku untuk kabur dan menghentikan diriku dari drama perselingkuhan ini. Karena ya, kemarin aku menciumnya perbuatan sangat tidak senonoh. Kuraba-raba lagi tubuhnya, hingga kutemukan sejumlah uang. "Oke sobat selamat tidur. Aku pulang duluan." Kataku setelah berhasil membawa uang yang kubutuhkan. "Oh.. pagi sekali nona." Si Nenek penjaga motel menjadi orang pertama yang menyapaku. Karena itu aku tersenyum sumringah pada si nenek. "Iya. Aku mau pulang cepat." Kataku. "Bagaimana performanya semalam ?" Aku terdiam sebentar berpura-pura untuk berpikir lalu kemudian mengarahkan jempol ke bawah. "Menyedihkan." "Astaga kupikir dia cukup kekar. Ternyata t