Wirda merasakan tubuhnya sangat berat dan ia membuka matanya lalu terkejut melihat sosok Janu tanpa pakaian atas sedang memeluknya. Wirda menghela napasnya sikap Janu sangat keterlaluan padanya, dari bersikap semena-mena dan juga egois hingga mengurungnya didalam rumah ini. Wirda melepaskan tangan Janu dari pinggangnya, membuat Janu membuka matanya dan bagi Wirda mata itu sangatlah berbahaya. Bukan karena tatapan tajamnya, namun pesona yang membuat jantungnya berdetak dengan kencang. 'Sial,' Batin Wirda berteriak. "Mau kemana? sekarang masih pagi," ucap Janu dengan suara seraknya. "Ngapain kamu tidur disini?" Tanya Wirda kesal. Ia ingat jika kamar tamu ini telah ia kunci tapi tetap saja Janu bisa masuk ke kamar ini. Wirda melototkan matanya saat melihat handel pintu ternyata sepertinya