chapter ~ 07

1588 Kata
keluarga besar Cassano datang tepat waktu ke rumah Ayana dengan membawa beraneka ragam bingkisan untuk calon pengantin. Ayana turun dari kamarnya yang ada di lantai dua dibantu ibunya karena baju yang digunakannya membuat susah berjalan dan kaget begitu matanya melihat Greyson tapi tidak Greyson yang bersikap cuek. mereka berdua didudukkan di tengah ruangan saling berhadapan. sesekali Ayana mencuri pandang ke arah Greyson, ia sama sekali tidak pernah menyangka kalau pria yang belum lama dikenalnya adalah calon suaminya. acara malam itu berjalan lancar sehingga mereka semua bernafas lega dan ditutup dengan acara makan bersama. tawa dan canda keluar dari kedua keluarga tersebut. Ayana duduk di kebun samping diam membisu sedangkan Greyson berdiri di hadapannya. "aku hanya ingin memberitahu kalau setelah menikah, kita tinggal di Jakarta" Ayana mengangguk saja tidak tahu harus berkata apa. Greyson memperhatikan wajah Ayana yang terlihat cantik dan anggun didepannya. senyumnya yang menawan membuat ia seperti berada dalam dunia berbeda, dunia yang belum pernah dijelajahi oleh siapapun.  "Ayana" "apa kamu tidak keberatan kita tidur terpisah" "mengapa?" "aku mempunyai kekasih di Amerika dan tentunya pernikahan ini ,dia tak tahu" Ayana menghela nafas mengetahui kejujuran Greyson mengenai kekasihnya dan itu membuat tidak nyaman mendengarnya langsung. "aku ingin kita terbuka sehingga kedepannya tidak ada salah paham" "baiklah" "kamu tidak keberatan aku punya kekasih" "kita masih baru dalam kondisi seperti ini.untuk perasaan, aku juga tidak bisa menyalahkan" Greyson mengangguk-angguk mengerti kemudian duduk disebelahnya Ayana. harum badan Ayana yang lembut tercium hidung Greyson dan sangat menenangkan. "anggap saja kita berteman, kamu tidak masalah?" "ya" Greyson menerangkan aturan-aturan dirumahnya yang harus diketahui Ayana dan Ayana mendengarkan semuanya bahkan sesekali bertanya tentang pekerjaannya. sesekali Ayana mentertawakan celotehan receh yang tak bermutu dari Greyson. sejujurnya Greyson tidak pernah menyangka Ayana termasuk wanita yang memiliki pemikiran terbuka. Santana dan Mathew mengamati mereka berdua dari jauh,senyum mengembang dari keduanya menyaksikan anaknya terlihat bahagia. posisi mereka yang berada tertutup pohon mangga dirumah Santana membuat siapapun tidak dapat melihat mereka berdua ditambah tidak ada penerangan disekitarnya. Santana bersender di batang pohon mengamati wajah Ayana putrinya yang berubah-ubah, entah apa yang dibicarakan. Matthew mendekati Santana disebelahnya. hati Mathew merasakan getaran kerinduan yang tidak dapat ditahannya. "kamu bahagia?" "tentu saja. anak-anak kita sudah menyetujui bahkan sangat baik menerima p********n hutang budi ini" "Santana, apa kamu pernah menyesal melepas kita?" Santana menoleh kearah Mathew yang berdiri sangat dekat dengannya. wajahnya terlihat lelah dan lesu seakan ada beban yang masih belum selesai. diusapnya wajahnya pelan dan membiarkan Mathew menariknya perlahan lebih dekat. "itu masa lalu Mathew" "tapi aku tidak bisa" "Mathew.. lihat anak-anak, mereka baik-baik saja" "aku merindukan kita" setelah mengucapkan kalimat itu, Mathew mencium lembut bibir Santana seakan ingin menyerap seluruh energi tubuh Santana sebisanya. Santana membalasnya dengan kerinduan yang mendalam. Santana tidak ingin menyangkal kalau ada bagian dirinya masih menginginkan Mathew dan untuk malam ini, ia membiarkan untuk menikmatinya.  Elisabeth dan Diego mencari Mathew disekitar rumah Ayana setelah berpamitan dengan Niel dan Leon serta keluarga besar yang lain. mereka berdua terdiam melihat kejadian di depan matanya. "apa kamu masih berharap Mathew akan mencintaimu, Elisabeth sayang" suara Diego mengejeknya membuat Elisabeth memalingkan muka menatap lainnya. hatinya terasa sakit tapi itu adalah kesalahannya di masa lalu yang harus dibayarnya. Diego bergerak memeluknya dari belakang Elisabeth kemudian mencium pundaknya yang terbuka. "tempatku atau rumahmu" "aku..." "kita pulang Elisabeth, biarkan saja mereka lagipula kita sudah berpamitan bahkan keluarga besar kita yang lain sudah pulang sedari tadi", Diego menarik tangan Elisabeth menjauhi tempat itu menuju mobilnya yang diparkir untuk pulang kerumah Elisabeth.  ada perasaan terluka dihatinya mengetahui Elisabeth masih mengharapkan Mathew. bertahun-tahun Diego memendam perasaan terhadap Elisabeth hingga suatu hari Mathew pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan, disaat itulah ia merayu Elisabeth. akhirnya Elisabeth jatuh ke pelukannya dan hamil. Matthew murka begitu tahu dan pergi meninggalkan Elisabeth begitu saja. Diego tidak peduli dengan Mathew, dalam hatinya hanya ada Elisabeth. Elisabeth menerima perhatian Diego karena anak yang dikandungnya sedangkan hatinya tetap milik Mathew. Diego menawarkan pernikahan kepada Elisabeth tapi ditolak mentah-mentah oleh Elisabeth dan itu membuatnya dendam karena Elisabeth lebih memilih menunggu Mathew.  malam bertambah larut, Ayana dan Greyson berdiri berjalan masuk kedalam rumah. Niel dan Leon terkejut melihat mereka berdua yang tampak akrab. "ayah, ibu mana" "dikamar mungkin" "Greyson, aku ganti baju dulu" Greyson mengangguk-angguk sambil duduk di sofa. Niel dan Leon mengajaknya berdebat sementara Ayana mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman. percakapan itu membuat rileks Greyson bahkan nyaman. Ayana bergabung dengan mereka dan ikut larut dalam percakapan diantaranya. sementara itu didekat pohon mangga, ciuman Mathew berubah menjadi lebih dan Santana secara otomatis merapatkan tubuhnya kearah Mathew. tangan Mathew sudah meraba di seluruh tubuh Santana. dilepasnya ciumannya untuk sekedar mengambil nafas yang mulai tersendat.  "Santana, aku menginginkanmu" Mathew cepat-cepat menarik kebawah celana dalam Santana dan memasukkan jarinya kedalamnya. Santana sontak mengerang dan melenguh. tangan Mathew yang lainnya membuka celana yang dipakainya dan menampakkan miliknya yang sudah siap sempurna. Santana yang tidak menyadari apa yang dilakukan Mathew masih terus mengerang nikmat ketika jari Mathew bertambah intens mengerakkan. Santana sudah lama tidak pernah bercinta dengan siapapun sehingga gelombang kenikmatan datang dengan cepat. mengetahui itu Mathew mencium bibir Santana disertai gerakan memasukkan miliknya kedalam tubuh Santana cepat. tangan Santana mencengkeram pundak Mathew takut jatuh ketika Mathew mengendong dirinya untuk memposisikan diri lebih masuk. penyatuan itu dilakukan berulang-ulang oleh Mathew seakan tidak ada hari esok. Santana lemas dan diam saja saat pelepasan terakhir. Mathew merapikan pakaian Santana dan mencium keningnya. "terimakasih" Santana menatap wajah Mathew dengan hati berkecamuk yang memperdebatkan apa yang terjadi. Santana tidak mengira penyatuan itu sangat luar biasa. Santana sudah sangat lupa bagaimana rasanya bercinta setelah sekian tahun lamanya. sejak melahirkan Ayana baru sekaranglah ia kembali merasakan dan menikmati keindahan bercinta. Mathew menyadari kalau Santana terasa sangat sempit dan itu membuatnya bahagia. bagaimana tidak? wanita yang dicintainya ternyata masih menjaga miliknya dengan baik. Mathew salah sangka mengira Niel menyentuh Santana ternyata tidak, oleh karena itu ia berutang maaf kepadanya. "apa yang kita lakukan?" "yang seharusnya" "Mathew..." "jangan menyesal" "seharusnya kita merayakan pertunangan anak kita ,bukan seperti ini" dikecupnya kening Santana lalu dilihatnya jam ditangan sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "mereka pasti sudah pulang" "tapi.." "untuk malam ini biarkan aku menginap santana" "apa kamu gila" Santana bergerak masuk kedalam rumah diikuti Mathew dan terhenti begitu melihat Niel, Leon, Ayana dan Greyson yang memandangnya. salah tingkah itu yang dirasakan Santana , Greyson mengerutkan keningnya berfikir apa yang terjadi tanpa setahunya. "papa?" "kamu masih disini?" "grey kira papa sudah pulang dengan mama" "kita tadi asyik bernostalgia, ayo pulang", kata Mathew canggung dibawah tatapan bertanya semua orang. mereka berdua berpamitan dengan semuanya. sepanjang perjalanan menuju rumah, Greyson menuntut penjelasan Mathew yang tidak masuk akal. akhirnya, Matthew menceritakan tentang siapa sebenarnya Santana dan Ayana. Greyson terdiam termenung mencerna penjelasan Mathew bahkan tidak menyadari kalau sudah sampai depan rumah, Mathew keluar dari mobil Greyson begitu saja tanpa ingin memberitahu lebih jauh. untuk sekarang ini yang ada di kepalanya hanyalah membersihkan diri terlebih peristiwa didekat pohon mangga itu sangatlah membuatnya puas. Greyson mengetuk pelan setir mobilnya tidak menyangka kalau dirinya bukanlah keturunan Cassano. hatinya marah dan gusar hingga matanya tak sengaja melihat Diego yang berjalan santai menuju mobilnya dari arah pintu samping dimana Elisabeth berdiri dan membiarkan Diego menciumnya. ada rasa jijik dan muak mengetahui keadaan asli keluarganya yang seperti ini. sebenarnya apa yang terjadi dalam keluarganya? rahasia apa lagi yang belum diketahui olehnya? Greyson keluar dari mobilnya begitu mobil Diego keluar dari jangkauan matanya. Greyson bertekad untuk menyelidiki semuanya dan tidak ingin menjadi orang bodoh yang tahu terakhir.  Elisabeth diam saja tidak bergerak dari tempatnya berdiri menghadap arah luar dan meneteskan air matanya menatap tubuh Greyson masuk kedalam rumah setelah itu tubuhnya merosot jatuh ke lantai, perasaan bersalahnya bertambah hebat. wajahnya menengadah ke atas ketika dilihatnya ada bayangan diatasnya. "apa yang kamu lakukan" Elisabeth terkejut melihat Mathew. Matthew tertegun melihat Elisabeth yang duduk dilantai dengan handuk melilit tubuhnya. "eh.. tidak ada" Elisabeth ingin berdiri tapi tiba-tiba Mathew mencium bibirnya lembut kemudian dilepaskan olehnya setelah bisa membuat Elisabeth berdiri. "jangan berfikir terlalu jauh ,Elisabeth" "maksudnya" "apa yang terjadi malam ini biarkan saja, pastikan saja Greyson tidak lari dari pernikahannya" Elisabeth mengangguk sambil berjalan duduk di kursi dan diam membisu menunggu Mathew yang bergerak mengambil makanan dan minuman. Mathew merasakan lapar setelah pergulatannya dengan Santana, mengingat itu Mathew pun tersenyum bahagia. Elisabeth merasakan perasaannya tertohok melihat senyum bahagia Mathew, dulu senyum itu miliknya.  "lakukan saja tugasmu dengan baik Elisabeth dan mulai malam ini aku tidak akan menyentuhmu" "kenapa" "Santana sudah kembali padaku" "lalu aku?" "kamu masih istriku. aku tahu di belakangku kamu masih berhubungan dengan Diego. aku tidak menyalahkan dan tidak keberatan"ucap santai Mathew disela mengunyah makanan sesekali meminum minumannya. Elisabeth ingin meneriakkan bukan itu yang diinginkannya tapi tidak bisa. "istirahatlah, besok masih ada acara yang harus diselesaikan" Matthew menyudahi makanannya lalu beranjak berdiri di samping Elisabeth. mengecup sekilas rambut Elisabeth. "kalau kamu ingin bercerai dan menikahi Diego , aku tidak masalah", setelah mengucapkan kalimat itu Mathew meninggalkan Elisabeth sendirian.  untuk waktu yang lama Elisabeth diam ditempatnya. ditariknya nafasnya pelan menetralkan amarah dan kesedihan mendalam yang dirasakan olehnya, otaknya mengingatkan kembali besok adalah peristiwa besar untuk Greyson. Elisabeth beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. dibukanya pelan dan masuk kedalam kemudian melepas handuknya dilantai setelah itu ia masuk kedalam selimut diatas ranjangnya. ada perasaan lelah dengan semua tapi Elisabeth tahu dia bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti kalau melepaskan Mathew berarti hidupnya akan berubah 360° dari yang sekarang. angin malam membuai siapapun untuk membuat segera tidur dengan janji-janji mimpi yang sempurna dan lengkap sesuai alam bawah sadar keinginan manusia itu sendiri mengikuti jalannya permainan takdir dan nasib yang sudah ditentukan sejak awal dilahirkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN