Ayana merasakan sesuatu yang salah ketika melihat Greyson keluar dari mobilnya. Wajahnya terlihat kusut dan lelah seakan ada beban yang menghimpitnya. bahkan.Greyson diam saja ketika Ayana memberikan minuman kopi latte panas yang kemudian diletakkan di atas meja.
"ada apa"
Greyson memandang wajah ayana sebentar mempertimbangkan lalu berdiri meninggalkan Ayana sendirian. Ayana membiarkan tingkah Greyson yang aneh, walaupun penasaran.
kring..kring..
ayana menggeser tombol hijau begitu dilihatnya layar handphone tertera nama papa Mathew.
"hallo"
"ayana sayang , dimana Greyson?"
Perlahan ia menghampiri kamar Greyson, mengintip dari pintu kamar yang terbuka. Greyson sedang berbaring menatap langit-langit kamar. pikirannya melayang ketika mendapat telepon dari Elisabeth ibunya. Greyson masih tergiang kalimat ibunya yang mengatakan kalau ia membutuhkan bantuan Greyson untuk mencegah ayahnya menceraikan ibunya.
"Greyson sedang dikamar mandi, ada apa?"ucap Ayana sepelan mungkin, tapi Greyson sudah mendengar perkataan Ayana, hatinya mendesah tidak nyaman.
Greyson menggeser badannya menghadap Ayana yang masih berada didepan pintu kamarnya. mata mereka saling bertatapan , seakan mengerti arti tatapan itu , Ayana masuk kedalam kamar dan ikut berbaring disamping Greyson . Greyson menghirup harum tubuh Ayana yang baru saja mandi sebelum Greyson pulang kerumah dari kantor.
"beritahu Greyson untuk segera pulang ke jogja, ini penting ayana ",kata Mathew gusar sudah beberapa hari ini Greyson menghindari telepon darinya.
"baik papa"jawab Ayana sopan walaupun Mathew tidak melihat.
Ayana menutup handphonenya setelah memastikan tidak didengarnya lagi suara Mathew. Greyson berusaha memejamkan matanya ketika dirasakannya Ayana memeluk dirinya dai samping.
"Greyson, ada apa"
Greyson enggan menjawab pertanyaan Ayana, ia hanya mengelus-elus pelan lengannya. Sebenarnya ia malu kepada Ayana yang ternyata keluarganya yang suka melakukan drama.
"Siapa?"
"Papa"
"mau apa?"
"minta kamu pulang"
"terus?"
'ya, pulang sana"
"kamu ikut?'
"ga, disini saja"
"kok gitu"
"ya, biar kamu kangen sama ayana"
Greyson menatap wajah Ayana yang menengadah menatapnya manja. Perasaan Greyson mendadak terasa tidak enak terlebih lagi ia merasa Ayana salah paham dengan kebersamaan mereka selama ini.
"Ayana"
Ayana diam menunggu kalimat Greyson selanjutnya
"jangan jatuh cinta kepadaku"
"kenapa"
Greyson melepaskan pelukan ayana kemudian turun dari tempat tidur dan duduk di sofa kamarnya. ayana mengikuti gerakan Greyson dan duduk dihadapannya.
"kamu tahu aku mencintai wanita lain"
nafas ayana tercekat ketika diingatkan Greyson begitu saja tanpa perasaan.
"aku merindukannya"
" lalu kita? apa maksudnya dengan yang sudah terjadi diantara kita?"
"itu..."
Ayana berdiri dengan wajah marah , tidak menerima penjelasan Greyson. ditekannya perasaan tidak sukanya supaya dirinya tidak salah mengambil keputusan.
"apa maksudmu!"
"kamu yang meminta aku mengajarkan tapi tenang saja , kamu sudah bagus kok bahkan terasa menyenangkan dan seksi"
"menyenangkan? seksi? bagus?'
"ya'
"Greyson!!!!!!!"
Ayana benar-benar merasa marah , tidak menyangka selama ini yang ada dalam pikiran Greyson seperti itu. Greyson menghela nafasnya mendengar nada suara Ayana yang mulai tinggi. Selama ini Ayana tidak pernah marah ataupun menunjukkan ketidaksukaannya terhadap sesuatu.
"Ayana...apa yang kamu harapkan dariku? aku tidak merusak kesuciaanmu"
"itu...itu..."
"kita melakukan dengan sadar dan aku hanya memasukkan di lubang yang satunya"
Greyson mengusap-usap tengkuknya lelah , Ayana tidak habis berfikir bagaimana bisa Greyson setega itu terhadapnya.
"sejak awal kamu tahu aku mencintai orang lain dan kamu sendiri yang memintaku untuk mengajarkan seks dengan benar. apa salahku?'
rasanya ingin menangis mendengar kalimat Greyson yang kalau dipikirkan itu memang salahnya. Ia terlena dengan perasaaan yang diberikan Greyson dan nafsunya sendiri.
"kamu tidak salah"kata ayana pelan
"lalu"
"Greyson, malam ini aku ingin tidur sendiri dikamarku, apa kamu keberatan?"
Greyson menghembuskan nafas kasar tidak menyukai pertanyaan Ayana, menurutnya aneh sekali bertanya seperti itu.
"tidak'
"tidak?"
"mau apa sendiri dikamar begitu, disini saja, lagian juga setiap malam kamu tidur disini"
"tapi Greyson"
"tidak ya tidak! sekarang aku lapar siapkan, sudah jam berapa ini"
Setelah mengatakan itu Greyson meninggalkan Ayana yang berdiri dengan marah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, percakapan sengit yang terjadi diantara mereka berdua membuat nafsunya naik. Ayana cepat_cepat keluar dari kamar Greyson, tidak ingin air matanya dilihat Greyson. ayana mengatur nafasnya dan mengusap air matanya ketika pembantu rumah tangganya mendekati dirinya.
"nyonya?'
"siapkan makanan untuk tuan"
"baik nyonya"
"kamu bisa sendiri menyiapkan?
"bisa nyonya"
"baiklah, kalau sudah siap beritahu tuan, aku di kebun sebentar"
"baik nyonya"
Ayana melangkahkan kakinya kearah kebun sementara pembantu rumah tangganya menyiapkan yang dimintanya.
Greyson sangat kesal mendapati Ayana tidak berada dikamarnya, ia turun mencarinya di seluruh ruangan dan mulai bertambah kesal ketika baru menyadari kalau rumahnya sangat besar sehingga menyulitkan ia menemukan Ayana cepat.
Akhirnya ia melihat ayana sedang dikebun , Greyson memeluknya dari belakang. Ayana tersentak merasakan pelukan erat dari Greyson.
"apa yang kamu lakukan, hmm"
"tidak ada"
"kamu enak"
"Greyson...tadi katanya lapar"
"memang"
"ya sudah, ayo..."
Ayana mengelakkan diri dari ciuman Greyson dengan melepaskan pelukannya dan menarik tangan Greyson pelan sehingga Greyson tidak menyadari gerakan ayana. Greyson memutuskan mengikuti ayana daripada nafsunya setelah ia melihat disekelilingnya ada tukang kebun sedang mengembalikan peralatan kebunnya. Bukan hal baru lagi dirumah itu, kalau Greyson sering mengoda istrinya dan melakukan seks disetiap sudut rumah tanpa peduli tindakan Greyson ditonton oleh pegawai rumahnya. . Buat Greyson, ia yang membayar, kalau tidak suka , ya keluar saja dari pekerjaaanya.
Selesai makan, Ayana berusaha menyibukkan diri walaupun biasanya ia akan mengikuti Greyson kembali ke kamarnya seusai mereka makan.
Greyson menunggu Ayana dikamarnya tapi yang ditunggu tidak muncul juga. dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, mulutnya cemberut tidak menyukai sikap Ayana yang tidak biasanya.
"kemana lagi manusia satu itu"batinnya pelan ingin beranjak dari duduknya saat ia mendengar handphone miliknya berbunyi dan tertera nama angela dilayarnya. Hatinya senang sekali setelah sekian lama akhirnya angela berinisiatif menelponnya.
"hai baby"
"greysonnn miss youuu"teriak angela senang
"baby, kencang sekali"
"miss you..muachh...muach..."
tawa Greyson meledak seketika mendengar suara kecupan angela di handphonenya dan dilihatnya ayana masuk kedalam kamar dengan mengunakan baju tidur padahal biasanya tidak pernah.
"apa kabarmu baby"
"kabarku fantastis, kapan kamu kesini"
"pekerjaanku masih banyak baby"
ditariknya tangan Ayana dan meletakkan diatas miliknya yang sudah telanjang. Di setiap malam greyson tidur tidak pernah mengunakan pakaian apapun sejak tidur bersama Ayana. Ayana diam saja tidak merespon keinginan Greyson.
"tapi sayang..."
Bukan Greyson kalau tidak mendapatkan keinginannya. Cepat ditindihnya ayana dan menarik lepas celana pendeknya kemudian memasukkan begitu saja kedalam lubang a**s Ayana yang masih kering. Spontan ayana berteriak kesakitan tapi Greyson segera menutup mulut ayana dengan tangannya yang tidak memegang handphone.
"baby...aku merindukan desahanmu...bisakah kamu mendesah untukku?"
"Greyson nakal ihh"
"please baby...mainkan jarimu ditempat lubang kesukaanku lalu mendesahlah"
"Greyson..kamu m***m"
"please baby..."
air mata ayana tidak dapat dibendung lagi ketika Greyson melakukan gerakan maju mundur di tubuh ayana dengan desahan angela dan memejamkan matanya membayangkan ayana yang mendesah di kepalanya. mereka bertiga mencapai puncak secara bersamaan. Greyson menutup sambungan handphonenya dan mengulingkan badannya disamping ayana.
"kamu sudah tahu bukan ayana, hanya dia yang ada dihatiku. jangan pernah berharap banyak dari ini"
Greyson membalikkan badannya menghadap tembok dan membiarkan suara tangis ayana yang teredam bantal menghias mimpinya malam ini. untuk pertama kalinya ayana menangis di pernikahannya.
"tidurlah, besok aku harus kerja"
Greyson menarik selimut untuk menyelimuti tubuh nereka berdua.
"tugas seorang istri adalah meayani suami jadi sudah sepantasnya aku meminta jatahku sebagai suami. lihat aku masuk kedalam lubang yang berbeda, aku nyakin kamu tidak akan hamil karena ini."
Sepanjang malam Greyson mendengar tangisan ayana hingga reda baru ia tidur dengan perasaan tiak nyaman. Ayana membuka matanya perlahan ketika dirasakannya Greyson sudah tidur. ia bangkit turun menuju luar kamar berencana tidur dikamarnya.
.