Bab 15

1404 Kata

Aku berjalan menuju pintu ketika kudengar ketukan beruntun. Kaget banget ketika melihat sosok yang berdiri di ambang pintu. Sedikit shock, tetapi aku beruasaha bersikap biasa. Perempuan dengan rambut sebahu itu menatapku sekilas lalu mengedarkan pandang yang kurasa merendahkan. Kelihatan dari senyum smirk yang diulasnya. Asissten Mak Macan sudah berdiri di depan pintu. Di belakangnya ada Mak Macan yang berdiri dengan jumawa. Tatapannya mengedar ke seluruh teras rumahku yang alakadarnya. Senyumnya tak kalah seram dari asistennya. Seolah mereka itu bidadari dari kerajaan langit dan kami ini hanya kurcaci. Gak ada arti. “Selamat sore, Mbak Hesti! Bu Serlin!” Aku tetap mengedepankan sopan santun. Masa iya, sudah dua belas tahun makan bangku sekolah gak bisa bertata krama, ditambah lagi mak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN