"Dasar tidak waras!" Ilyas mendadak tertawa begitu mendengar teriakan dari istri. Amira berdecak kesal, tidak menyangka Ilyas menggodanya dengan perkataan buruk macam itu. Ilyas berjalan ke arah ranjang dan duduk di atasnya. "Amira, ke marilah dan bicara denganku." Amira mendelik dengan tangan merapatkan pakaiannya. "Omong kosong! Bicara sama kamu sesat!" Suaminya benar-benar kelihatan senang, sampai kembali tertawa. Amira terpaku sejenak, memandang Ilyas yang ternyata sangat tampan saat gigi terlihat. Kenapa Ilyas bisa berubah dingin? Seperti yang orang katakan. Padahal semakin mengenal, Amira tahu Ilyas tidak seburuk itu. Mendadak dirinya menjadi canggung, karena jantung berdetak dengan kencang. Takut Ilyas mendengar ditengah kesunyian malam. "Mau menonton televisi?" tanyanya deng