Rindi menatap Malik dengan serius. "Apa istimewanya istri Ilyas itu? Dia hanya seorang penggoda." Malik mengepalkan tangan kesal. Jika saja Rindi bukanlah wanita, maka Malik akan meninju. Namun, Malik masih bisa menahan amarah. "Segeralah pergi, karena tiket pesawat itu akan lepas landas besok." Setelah mengatakan hal itu. Malik mulai berjalan pergi, meninggalkan Rindi yang sedang bergeming dengan mata menatap tiket pesawat serius. "Jika menemui Ilyas, aku rasa tidak akan dapat uang lebih banyak." Sepulang dari rumah Rindi yang informasinya didapat setelah memaksa Marisa bicara. Malik terlihat memasuki gedung apartemen tempat Ilyas dan Amira tinggal. Kedua tangan Malik diisi oleh mie instan dan beberapa menu sarapan cepat saji. Bukan hanya mengetuk, Malik juga menekan bel. Bahkan sam