Ilyas mendadak berdiri dari duduk untuk meraih pinggang Amira. Hal itu membuat Amira melirik suaminya. "Aku bukan kakaknya, tapi suaminya Amira." Setelah mengatakan itu, Ilyas meraih dua cup es krim di atas meja. Tatapan wanita tersebut nampak kecewa dengan status yang Ilyas miliki. "Ayo, Sayang. Kita harus nonton, kan?" Amira langsung menoleh dengan heran. Kapan mereka ada rencana untuk menonton? Meski begitu, Amira langsung melambai pada karyawan baru ini. "Duluan, ya." "Ah iya Bu Amira." Amira menatap suaminya, meminta penjelasan. Sementara Ilyas malah menempelkan cup es krim pada pipinya. Hal itu membuat Amira marah sementara Ilyas malah tersenyum dan menghindar. "Kemari!" "Janji kamu tidak akan memukul." "Tidak, jadi cepat kemari." Ilyas menurut, mendekati Amira. Namun diri