Javendra melangkah masuk ke rumahnya. Javendra langsung menemui ibunya, Javendra harus mengatakan sesuatu pada ibunya agar menghentikan ayahnya. Javendra lalu melihat ibunya tengah duduk di ruang tengah seraya merajut. Ibunya itu memang hobby merajut, dan hasil rajutannya biasanya ia sumbangkan ke panti asuhan dan panti jompo. Atau membagikannya kepada tetangga. Sementara rajutannya itu indah dan rapi. Pantas untuk dijual dengan harga yang lumayan mahal. “Halo, Mom,” ucap Javendra lalu menghempaskan tubuhnya di sofa tepat disamping ayahnya. “Halo, Sayang. Apa yang kamu lakukan di sini? Tumben sekali. Kamu datang tanpa memberitahu Mommy.” Bellina—sang Ibu. “Mom, Daddy mana?” tanya Javendra. “Katanya lagi pertemuan dengan klien. Dia baru akan pulang pukul 1.” “Ha? Pukul 1? Wah.” “Kenap