“Kita dimana?” tanya Irene pada Yonce. “Kamu harus bertemu dengan klien di sini.” “Tapi kan klien tadi di batalkan,” kata Irene. “Bukan berarti di batalkan. Kamu tidak bekerja.” Yonce menggelengkan kepala. “Tapi—” “Kamu bisa diam atau mau saya diamkan?” Yonce mendesah napas kasar. “Turun saja. Kamar 2114, lantai 21.” Irene menggelengkan kepala dan mendesah napas halus, Ia lalu turun dari mobil yang mengantarnya kemari. Yonce dan supir masih menunggunya sampai ia masuk ke hotel. Mereka hanya takut jika Irene tak benar-benar masuk ke dalam hotel. Irene lalu melangkah masuk ke hotel dengan desahan napas halus, entah siapa lagi kali ini, Irene tak tahu dan ia bingung. Ia mengira ia tak akan bekerja dulu karena sudah gagal. Tapi, ternyata Madam Luna tak mau rugi, ia malah di suruh untuk