16-Bener-Bener Nyebelin

1250 Kata
“Heh, Virgo!!” “Heh! Lo tuh ya nggak bisa apa nggak songong!!” maki Auryn saat tinggal beberapa langkah dari Virgo. Sampai di motor ninja hitamnya, Virgo langsung memasang helm. Dia tak tahu jika Auryn mengejarnya. Virgo mulai menyalakan motornya, lalu melajukan motornya cukup kencang. Membuat air yang menggenang di paving menciprat kencang. Auryn yang telah berdiri di samping motor Virgo membuatnya terkena cipratan. Rok dan jasnya basah. Tak hanya itu wajahnya terdapat bintik-bintik air. “Sialan!!” maki Auryn sambil menunduk melihat rok biru dongker kotak-kotak yang basah itu. Dia lalu mengusap jas biru dongkernya yang juga basah. “Woy!!” teriaknya sekuat tenaga. Motor yang ditungganggi Virgo tetap melanju dan berbelok ke arah pintu keluar. Auryn membuang napas panjang. Kedua tangannya lalu mengusap wajahnya yang basah. “Sialan!” makinya sekali lagi. Auryn lalu menoleh ke kanan dan kiri. Beruntung parkiran motor cukup sepi. Sehingga kejadian memalukan itu tak dilihat oleh orang lain. Tak lama terdengar suara motor mendekat. Auryn melirik tapi motor itu tak berhenti di sampingnya. “Ck! Jelas tuh cowok nggak balik dan minta maaf.” “Nih!” Suara berat itu membuat Auryn menoleh. Dia melihat uluran sapu tangan putih di depan wajahnya. Tatapan Auryn lalu tertuju ke cowok yang duduk di atas motor dengan helm hitam itu. Cowok itu menatap ke depan, seolah tak mau repot menatap Auryn. “Ngerasa bersalah lo?” tanya Auryn. “Nih!” Respons Virgo hanya menggerakkan tangannya. Agar Auryn segera mengambil sapu tangan itu lalu cowok itu bisa segera pergi. “Gak perlu!” tolak Auryn sambil menepuk tangan Virgo. Barulah Virgo menoleh. Dia melihat wajah Auryn yang sedikit basah itu. Virgo lalu meletakkan sapu tangan itu di atas kepala Auryn. Setelah itu Virgo kembali melajukan motornya. Tangan Auryn terangkat mengambil sapu tangan di atas kepalanya itu. Dia lalu meremas sapu tangan itu dengan kedua tangannya. Kakinya menghentak-hentak. “VIRGO SIALAN!!!” “Kok bisa sih gue ketemu cowok songong kayak dia!!” gerutu Auryn sambil menghentakkan kaki lebih kencang. Wajah Auryn memerah, dia bertekad akan membalas tingkah Virgo esok hari. Patung berearphone itu harus dikasih pelajaran!!   ***   Sejak awal sekolah hingga kelas kelas, baru hari ini Auryn berangkat pagi. Jika sebelumnya ada tiga teman sekelasnya yang datang duluan, sekarang dialah orang pertama yang datang di kelas. Dia sengaja berangkat pagi untuk membalas ulah Virgo. Ya, dia tak terima diperlakukan seperti kemarin. Auryn berjalan cepat di kordior sekolah yang masih sepi itu. Senyumnya mengembang, tak sabar menunggu Virgo datang. Lalu membalasakan semua perbuatan cowok itu. Saat sampai di depan kelas, Auryn segera duduk di kursi depan. Dia mengambil ponsel dan melihat waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Auryn mengulas senyum. Rekor sebenarnya jam segini dia sudah disekolah. “Semoga tuh anak bentar lagi dateng.” Sambil menunggu, Auryn duduk sambil bersandar di kursi. Dari semalam dia sudah merencanakan cara untuk membalas kelakuan Virgo. Auryn menegakkan tubuhnya. Dia lalu mengambil air minum yang dia bawa dari rumah. Tangan kirinya membuka penutup botol itu hingga terlihat cairan berwarna kecokelatan dengan aroma kopi. Gadis itu menghirup cappuccino buatannya. Dap! Dap! Saat mendengar suara langkah kaki, buru-buru Auryn menoleh. Keberuntungan seolah sedang dipihaknya. Buru-buru dia bersembunyi di belakang pintu saat melihat Virgolah yang datang. Auryn lalu menempelkan telinga di daun pintu. Dia mendengar langkah Virgo semakin mendekat. Auryn mendongak, menunggu wajah Virgo muncul. Saat melihat cowok berseragam crem itu, Auryn buru-buru keluar dan menyipratkan cappuccino itu ke seragam Virgo. “Ups, Sorry!!” kata Auryn sambil menutup bibirnya. Refleks Virgo menyentuh dadanya yang terasa basah. Dia lalu menunduk melihat seragam cremnya yang sekarang bernoda cokelat. Virgo lalu mengangkat wajah menatap Auryn yang tersenyum puas itu. “Balas dendam?” tebak Virgo. Senyum Auryn mengembang. Ternyata cowok di depannya cukup pintar. “Gue nggak mau jawab,” kata Auryn. Mata hitam Virgo tertuju ke wajah Auryn. Terlihat sekali gadis itu tampak puas setelah menumpahkan cappuccino itu. Berbanding terbalik dengan perkataan gadis itu saat bilang ‘sorry’. “Sial,” maki Virgo sambil menarik seragam bagian atasnya. Auryn kaget mendengar makian Virgo. “Lo ternyata bisa maki juga.” Virgo menatap Auryn tajam. Cowok itu menghela napas panjang lalu berjalan masuk daripada meladeni ucapan Auryn. Baru beberapa langkah, Virgo hampir tersungkur ke depan karena ada yang menjegal kakinya. Beruntung dia bisa menyeimbangan tubuhnya. Di belakang Virgo, Auryn tertawa puas. Dia melihat bagaimana tubuh jangkung itu hampir kehilangan keseimbangan. “Sorry, Go. Gue sengaja,” kata Auryn. “Mau lo apa sih!!” Auryn mendongak membalas tatapan Virgo tak kalah tajam. “Lo udah tahu mau gue apa!” “Kayak anak kecil!” balas Virgo tak suka. Baginya Auryn masih pantas menjadi siswa SMP, bahkan SD sekalian. “Gue cuma mempertahanin diri. Kalau gue dikerjain ya gue kerjain balik!” jawab Auryn sambil melipat kedua tangan di depan d**a. Virgo menatap Auryn dari ujung rambut hingga ujung kaki. Secara keseluruhan Auryn sangatlah body goals, namun kesempurnaan fisik itu tak diimbangi dengan tingkah yang baik. Virgo mengulas senyum, ingin memberi gadis itu peringatan. Melihat Virgo yang menatapnya seolah sedang meneliti, Auryn mulai was-was. Gadis itu menurunkan kedua tangannya lalu menatap Virgo. “Ngapain lo?” Perlahan Virgo mendekat. Tatapan cowok itu masih tertuju ke tubuh Auryn. Sontak Auryn mundur dengan kedua tangannya terkepal di depan d**a. “Lo mau ngapain!!” teriak gadis berjam tangan pink cerah itu. Dalam hati Virgo menahan tawa. Terlihat sekali jika gadis itu berusaha tak takut, meski wajahnya berubah merah. Virgo terus mendekat hingga punggung Auryn bersandar di tembok sebelah pintu. Auryn hendak bergeser ke samping, tapi kaki Virgo telah menghadang. Membuat Auryn memilih berhenti dan menatap Virgo menantang. Padahal Auryn mulai ketakutan. Sekolah masih sepi, dia takut Virgo berbuat macam-macam. “Lo mau ngapain!! Minggir nggak!!” teriak Auryn. Virgo menggeleng tegas. Dia maju selangkah hingga merasakan tangan Auryn yang menghalangi tubuhnya. Virgo lalu memiringkan wajahnya dengan senyum miringnya. Sontak Auryn memejamkan mata menyiapkan diri. Melihat Auryn yang ketakutan, Virgo seolah puas. Cowok itu merasa Auryn sebenarnya tipe penakut. Hanya saja para cowok terlalu memuja Auryn, hingga gadis itu bisa semena-mena dan terlihat sombong. Sayangat disayangkan sebenarnya. Arah pandang Virgo lalu tertuju ke bulu mata Auryn yang lentik dan lebat. Meski gadis itu mengernyit, tetap terlihat cantik. Bibir gadis itu juga terlihat pink alami. Sadar Virgo telah menatap Auryn terlalu lama, cowok itu langsung mengangkat tangan kirinya. Tak! “Aw!!” Auryn merasakan sentilan kencang di keningnya. Dia membuka mata, dan melihat Virgo telah berdiri tiga langkah darinya. Tangan Auryn terangkat menyentuh keningnya yang panas itu. “Apaan sih lo!” makinya. “Ngasih lo pelajaran.” “Ternyata lo juga pendendam!” Virgo menggeleng tegas, tak setuju dengan perkataan Auryn. Virgo lalu ingat dengan seragamnya yang basah. Dia menunduk lalu melepas kancing seragamnya. Tindakan itu membuat Auryn terbelalak kaget. “Lo ngapain buka baju sih!!” teriak Auryn sambil menutup mata dengan kedua tangan. Dia melihat Virgo masih mengenakan kaos berwarna putih. Membuatnya membuang napas lega. Setelah seragam atas Virgo terlepas, cowok itu melangkah ke Auryn. Virgo menarik tangan gadis itu, lalu meletakkan seragamnya. “Bersihin! Gue tunggu di UKS!” kata Virgo lalu berjalan keluar kelas. Bibir Auryn terbuka lebar. Dia menatap seragam yang ada di tangan kanannya itu. Auryn menggeleng pelan tak percaya dengan perintah Virgo si songong itu. Auryn meremas seragam itu dengan kedua tangan. Niat ingin membalas dendam, tapi Virgo membuatnya kembali kesal. “Dasar patung ber-earphone!!” Auryn lalu menunduk, melihat seragam dengan noda kecokelatan. Dia bingung harus mengapakan seragam ini. Tapi kalau membersihkan, jelas Auryn nggak mau.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN