BAB 19 Sumi menatap sederet pesan itu. Hatinya mendadak diliputi rasa was-was. Bagaimana kalau Asril sakitnya parah. Sumi segera memakai sweater lalu mengirim pesan pada Zaki. [Zak, dah tidur belum?] Hanya checklist dua, masih berwarna hitam. Mungkin Zaki kacapekan dan sudah tidur. Tadi dia gak pakai jaket dan kehujanan. Sumi yang awalnya hendak mengetuk pintu kamar Zaki mengurungkan niatnya. Akhirnya Sumi merebahkan tubuh, tetapi pikirannya tetap teringat pada Asril. Sepuluh menit berlalu, Sumi masih tak bisa memejamkan mata. Dia teringat terus pada Asril dan khawatir yang sangat menjadi. Namun baru hendak dirinya memejamkan mata, pintu diketuk dari luar. Sumi beringsut, lalu membuka pintu. Tampak Zaki dengan mukanya yang tampak mengantuk berdiri di sana. “Kamu WA, ada apa? Masa suda