BAB 17 “Doakan Sumi, Bu! Selama bersama ridho Ibu, di mana pun Sumi pasti akan baik-baik saja!” tukasnya. Keduanya saling berpelukan. Sumi bergegas naik ke sepeda motor Zaki yang tak berapa lama sudah ada di depan dan menunggunya. Diiringi tangisan Ibu dan tatapan Asril yang kebingungan, akhirnya Sumi meninggalkan rumah yang semakin dirasanya tak nyaman itu. “Ke mana?” Zaki membuka suara. Dia melihat dari spion jika wanita yang duduk di boncengannya berkali-kali nyeka mata. “Nyari kontrakan, Zak!” “Ehhh … dah malem, Sum!” “Iya, tahu!” “Lah terus?” “Makanya mau di anter kamu karena sudah malem! Kalau masih siang, aku bisa cari sendiri!” Hening, hanya deru sepeda motor Zaki yang mereka tumpangi terdengar. “Emang mau pindahan kapan? Penting banget kayaknya!” Zaki menoleh lagi pada s