DI PECAT

1217 Kata
"Amar, ya ampun! Mobilmu seperti pasar malem!" "Hasil karya princess Ran!" Amar hanya berbisik begitu saja tapi tetap mempertahankan senyumnya pada Rania yang justru terlihat kesal. "Mana dia?" seru Rania dan meski emosi, dia juga masih menahan suaranya. Rania memang tak pernah mengomel di luar. "Acha udah tidur. Aku sengaja membiarkannya tidur dan tidak membangunkannya, sudah malam soalnya." Amar memberi kode dengan matanya sehingga Rania menengok ke arah jok belakang tempat putrinya terlelap. "Acha udah kerja keras Ran, karena hiasan di mobil dan lampu-lampu ini termasuk ucapan selamat ulang tahun adalah buatannya. Ini surprise dari kami berdua. Dia antusias banget loh buatnya!" Hiasannya sudah mengalahi mobil pengantin, Ada lampu kelap-kelip LED, dengan glow in the dark tulisan happy birthday, walaupun terkesan norak tapi memang ciri khas anak TK, sudah membuat mobil ranger rover Amar penuh warna. Terenyuh hati Rania. Dia tahu seberapa rewel putrinya kalau sudah punya keinginan, bosan atau marah. Membujuknya pasti sulit dan Marsha pasti memaksa mencorat-coret mobil Amar. Rania bisa melihat sendiri ada bekas-bekas crayon di cat putihnya, sebuah gambar hati besar. Belum lagi tempelan-tempelan yang dihias di sana. Tak enak Rania pada Amar. "Kenapa gak dilarang dia ngancurin mobilmu sih, Mar?" "Ssst, ga da noda, ga belajar Rania. Happy birthday ya sayang!" Rania makin sulit berkata-kata. "A-amar, tapi kan--" Rania tidak tahu bagaimana meresponnya. "Biarin Ran, liat positifnya aja. Ini adalah tanda cintanya untukmu. Dia semangat sekali bikinnya. Surprise buat mama katanya. Nanti kutunjukkan videonya dia bilang begitu" Mata Rania kembali memindai dekorasi yang membuat bibir Rania tersenyum, malu, bingung, merasa bersalah, senang, haru, tak bisa diungkapkannya. hanya air mata saja yang keluar sedikit dari sudut matanya. Amar tahu Rania sangat tersentuh. "Itu kuenya belum dinyalain lilinnya. Ngapain kamu pegangin gitu terus?" Rania sengaja protes begini untuk mengalihkan perasaannya dan tak membuat air matanya banjir. "Oh, ini kuenya Acha yang cari Ran. Kamu suka?" "Bukan masalah aku suka apa enggak, Mar. Apa nggak pegel itu tangan megangin kue dari tadi?" Saat dia keluar dari dalam gedung kantornya memang Amar sudah memegang kue itu. Makanya Rania menyindirnya. "Lumayan! sejam kayaknya ada. Tapi sengaja nggak dinyalain soalnya princess-nya tidur dan aku ngelakuin ini karena aku udah janji sama Marsha bakal berdiri di sini nungguin kamu. Pas kamu keluar, kamu liat kuenya aku pegang" "Ya ampun, dianya aja udah tidur ngapain kamu ngikutin kemauannya sih! Sini kuenya biar aku bawain!" Rania jadi gemas sendiri, tak enak hati dan tak mengerti kenapa Amar mau saja berjanji aneh-aneh pada putri Rania itu. "Eh hati-hati ya Rania! Soalnya ini kue pilihan Acha," tapi Amar tidak mau Rania merebut paksa kuenya. "Ini mesti ditiup besok pagi soalnya tadi Acha bilang, pengen dia yang tiup lilinnya." "Dia bilang gitu ke kamu?" "Hmm! Ini kue spesial buatnya Ran." Rania tahu kalau anaknya pasti membuat rusuh dan dia bisa lihat dari mata Amar yang terlihat kelelahan tapi memang tidak menyurutkan semangat Amar saat bercerita tentang Marsha yang menurutnya lucu dan menggemaskan. "Kue ini kita dapatnya nggak mudah tadi tuh kita puter-puter dulu semua toko kue, sampai akhirnya dia minta balik lagi ke toko kue pertama dan beli kue ini karena mungkin menurutnya yang paling pas ya yang ini." Rania tidak tahu dia harus menangis atau tertawa mendengar ucapan Amar barusan, yang pasti Rania makin campur aduk perasaannya. "Kamu tuh ya! Dia tuh ngebodohin kamu sampai ngajak muter-muter kayak gitu! Ngapain juga kamu ikutin maunya dia?" Amar tidak tahu apa dia memang dibodohi sesuai yang dikatakan Rania atau memang Marsha yang sangat antusias sekali karena suka dengan kegiatannya itu. "Soalnya kata Acha dia baru pertama kasih kue ulang tahun ke kamu dan mau cari yang paling bagus katanya." "Apa?" Lagi mata Rania berkaca-kaca mendengar ucapan Amar. Dia membuang wajahnya sebentar, menghapus titik-titik air matanya karena Rania memang sangat mudah sekali merasa tersentuh hatinya. Apalagi setelah semua penderitaan dan hidupnya yang sulit dalam beberapa tahun terakhir ini, sedikit kebahagiaan bisa membuatnya menitikkan air mata haru. "Eh, jangan nangis dong! Kamu kan harusnya seneng karena Acha perhatian banget sama kamu. Liat, masih kecil aja perhatiannya udah kayak gitu apalagi udah gede loh?" Rania sudah ambyar. Dia hanya mengangguk saja sambil berusaha menahan tak menangis menggerung. Dan Rania sukses membuat Amar kikuk dengan suasana haru itu. Ingin rasanya Dia memeluk Rania tapi dia takut kuenya jatuh. "Ran, ada lagi lho cerita yang paling lucu masalah hiasan mobilku ini." Tak mau Rania menangis lagi akhirnya Amar mencoba menceritakan tingkah lucu putri Rania itu. "Apa?" tanya Rania ingin tahu tapi tentu dengan suaranya yang parau. "Semua hiasan ini enggak boleh dilepas karena katanya dia mau nunjukin ke Bu Raya besok. Kasih tahu teman-temannya juga kalau dia sudah berhasil bikin surprise buat mamanya." "Ya ampun anak itu! Amar yang bener aja kamu! Dia tuh ngerusakin mobil kamu lho! Lihat tuh dia coret-coret kayak gini bukannya kamu larang sih, Mar! Benerin catnya kan nggak murah! Ini ranger rover loh!" Rania sudah melotot lagi pada Amar karena rasanya tak mungkin membiarkan mobil itu terlihat begitu norak sampai esok hari. Dia gemas karena Amar sangat memanjakan putrinya itu. Amar bukannnya berpikir malah tersenyum begitu lepas padanya. Bagaimana Rania tak ingin mengomel? "Nggak apa-apalah yang penting Marsha seneng. Dan aku juga happy kalau udah ngeliat mamanya Marsha gak mendung mukanya," sungguh jawaban yang menyentuh dalam hati Rania. Ada seseorang yang memperhatikan kebahagiaanya setelah sekian lama hatinya hampa. Hari ini Amar sudah menjadi Hero bagi Rania karena selain dia menjaga Marsha juga membuat hati anaknya itu sangat bahagia. Rania tidak bisa mengurus Marsha karena harus bekerja tapi Amar sudah membuat anaknya tak kehilangan kasih sayang. Sesuatu yang membuatnya ingin memberikan reward pada Amar. "Makasih ya, Mar!" "Kenapa ngecupnya di dahi nggak di bibir?" Raninya jelas mencibir. Memberanikan diri mengecup pria untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun Rania menutup hatinya itu sangatlah sulit. Berhasil mengecup dahi Amar itu sudah besar sekali energi yang dikeluarkan oleh Rania. "Sudah ayo pulang!" Makanya Rania tidak mau membahas lagi. "Sini aku pegangin. Tenang aja, aku nggak akan jatuhin ini kok! Yuk, cepetan!" "Hmm, yuk." Sangking senangnya Amar tak perhatikan lingkungan sekitarnya begitupun Rania sampai lupa kalau tadi di pintu keluar ada seseorang yang masih berdiri dan melihat kejadian ini. Pria itu bahkan menahan ajudannya untuk tidak keluar setelah Rania berlari. "Tuan Clarke, Ibu Rania dan mobil pria yang menjemputnya sudah pergi. Apa kita akan keluar sekarang?" Dan sudah lima menit dari kepergian Rania tapi pria itu masih berdiri di tempatnya sehingga ajunannya mencoba menanyakan apa yang diinginkan oleh bosnya. "Siapa yang mengizinkan ada mobil parkir di lobby?" Tapi bukan menjawab malah pertanyaan ini yang terlontar sehingga security di sampingnya ketakutan. Tapi pria itu cukup gentle. Dia mendekat dan menjawabnya. "Jadi kau yang mengizinkannya?" "I-iya pak. karena sudah sepi dan kantor juga sudah tutup jadi saya pikir tidak ada masalah. Apalagi tadi masnya itu bilang dia mau kasih surprise untuk calon istrinya, jadi saya hanya membantu supaya dia bisa merayakan hari bahagia dengan kekasihnya." "Merayakan hari bahagia dengan kekasihnya?" mata Reza menyorot sinis. "Kau pikir perusahaan ini milikmu dan siapa saja bisa kau perkenankan parkir di sana heh?" "Ma-maaf Pak," gemetar security itu mendengar sentakan Reza. "Tak sekalian kau suruh orang menggelar acara pernikahan mereka di sana supaya mereka bahagia!" sindir Reza. Jawaban security tadi tidak membuat hati Reza senang malah membuatnya makin emosi dan entah kenapa dia tidak bisa mengampuni kesalahan ini. "Besok minta pesangonmu dan mulai malam ini Kau dipecat!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN