bc

My Bos My Sugar Daddy

book_age18+
1.2K
IKUTI
15.0K
BACA
HE
boss
drama
bxg
office/work place
enimies to lovers
friends with benefits
assistant
wild
like
intro-logo
Uraian

"Kita selesai, aku bosan denganmu. Jadi jangan temui aku lagi ini cek untukmu!" "A-aku gak mau uang kamu, Za. Aku sayang banget ama kamu, aku--." "STOP! Kamu cuma sugar baby, bukan kekasihku. AKU SUDAH BOSAN." Rania Juwita Raharja (17th) terjebak dalam cinta terlarang karena keisengannya sendiri bermain-main menjadi sugar baby dari Reza Fletcher Clarke (30th). Sayangnya, cinta Rania bertepuk sebelah tangan. Reza meminta mereka berpisah, dia menghilang bak ditelan bumi, bahkan Rania tak sempat memberitahukannya tentang kehamilannya. Haruskah Rania memberitahukan pada Reza tentang kehamilannya? Tapi bagaimana kalau Reza tak mau bertanggungjawab? Bagaimana nasib bayi Rania jika keluarganya juga menolaknya? Mungkinkah Rania bisa membesarkan bayinya seorang diri dengan usianya yang masih belia? Lalu, benarkah Reza memang tidak punya perasaan apapun pada Rania? Ikuti kisah Rania di n****+ Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu

chap-preview
Pratinjau gratis
SITUS DATING ONLINE
"Mulai sekarang, aku mau tubuhmu setiap hari, Sweet J. Kamu siap?" "Ti-tiap hari Om Reza? Terus sekolahku gimana?" "Ya itu urusanmu. Tapi kalau kamu mau menjadi sugar baby-ku, kamu harus penuhi syaratku tadi. Temani aku, puaskan aku dan berikan aku manis tubuhmu setiap hari. Maka semua akan mudah untukmu." Mendengar permintaan ini sebenarnya Rania merasa dihadapkan dengan pedang bermata dua. Sejujurnya dia hanya main-main mau menjadi sugar baby dan ini karena luapan kekesalan pada hidupnya, pada kedua orang tuanya yang tak pernah memperhatikannya dan pada dirinya sendiri yang memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya hingga Rania merasa dikucilkan. Menjadi gadis kaya, pintar, cantik dan baik hati rupanya membuat hidup Rania tak seperti putri di negeri dongeng. Banyak teman wanita Rania membencinya baik sembunyi atau terang-terangan karena merasa terlalu banyak teman pria menyukainya. Rania tak punya teman dekat laki-laki karena takut di benci lebih banyak perempuan di sekolahnya. Sekarang saja, banyak yang meliriknya tak suka. Bahkan, banyak murid yang membencinya karena guru-guru selalu memuji kepandaiannya. Mereka menyangka kehebatan Rania hanya karena uang yang digelontorkan ayahnya sebagai sumbangan ke sekolah. Rania yang jenuh, lelah dan bosan harus terus berpura-pura tersenyum dan menjadi gadis baik, dia memutuskan untuk keluar dari zona nyamannya. Rania ingin perhatian. Rania ingin bahagia. Rania ingin kasih sayang dan cinta. Karena itu, Rania yang ingin menghidupkan imajinasinya, nekat mendownload aplikasi online untuk mencari teman ngobrol. Dirinya memulai dengan kata kunci: SUGAR DADDY Seeking.com, Rania mengupload foto dirinya dengan topeng mata di sana. Tak sangka, dalam waktu kurang dari setengah hari dirinya sudah bicara dengan beberapa pria. SWEET J, nama samaran Rania yang diambil dari nama tengahnya Juwita, menjadi popular. Gadis dengan topeng wajah yang membuat penasaran. Banyak yang mengaguminya dan ingin melihat wajahnya tanpa topeng setiap kali chat dengan Rania. Tapi, Rania hanya ingin menjadikan pria dewasa itu teman chatting untuk mengalihkan stress Rania dan membuatnya tak kesepian. Rania yang awalnya hanya ingin main-main, tak sangka, dirinya tertarik pada seorang pria yang berbeda dari pria lainnya. HAI SWEET J, MAAF YA, BANYAK KERJAAN, JADI TELAT ONLINE. GAK PA-APA OM REZA. APA KABAR? Reza Fletcher Clarke, bahkan Rania tak pernah bisa lupa kebiasaannya menunggu Reza untuk chatting. Pria itu tak pernah bicara kotor, merendahkannya ataupun meminta Rania untuk melakukan hal yang aneh-aneh saat chatting. Reza lebih banyak mendengarkan keluhan Rania, membuatnya nyaman dan setelah perkenalannya selama seminggu, mereka menjadi teman chat lumayan akrab. Bermula dari seeking.com hingga ke w******p chat, Rania akhirnya yakin untuk bertemu muka dengannya. Lebih gilanya, Rania sendiri yang memintanya bertemu. Reza dibilang om-om juga tidak pas. Usianya sekitar tiga puluh tahunan. Dua belas tahun lebih tua dari Rania yang baru menginjak usia tujuh belas tahun, dua bulan yang lalu. Banyak hal yang menarik darinya yang membuat Rania memutuskan untuk mempercayainya dan ingin mengenalnya lebih jauh. Reza sangat tampan. Rania mengakui sendiri kalau ketampanannya memang di atas rata-rata apalagi dengan wajah blasterannya, membuat Reza yang memiliki rahang tegas, tubuh tegap dan bisa Rania pastikan di balik pakaiannya itu pasti ada kotak-kotak tubuhnya yang kekar dan sering dilatih. Sungguh membuatnya makin betah mengobrol dengannya. Tak sangka, sudah hampir dua bulan mereka sering jalan bareng. Reza sangat menghormatinya, sampai hari ini, dia menawarkan sesuatu yang membuat Rania gamang. Reza menawarkan Rania untuk menjadi sugar baby-nya. Sesuai dengan yang dicari oleh Rania juga ketika dia mengikuti situs dating tersebut. Rania mencoba bernegosiasi hanya ingin menjadi temannya. Tapi Reza sebagai pria dewasa mengatakan pada Rania kalau kebutuhannya bukan hanya teman bicara. Tapi sugar baby. Karena itulah dia menghobrol dengan Rania di situs dating itu. Rania yang sudah terlanjur jatuh cinta dengan manisnya Reza dan perhatiannya, tak bisa menolak. Entah kebodohan apa yang membuatnya takut kalau Reza akan mencari sugar baby lain sehingga Rania memutuskan untuk setuju menandatangani kontrak sebagai sugar baby. Tapi permintaan Reza begitu menantang. Bagaimana dirinya yang masih tingkat akhir SMA ini bisa mengatur waktu untuk bertemu dengannya dan sekolah? Apalagi sekarang sudah menjelang ujian nasional? "Ehm --" Rania sulit menjawab. "Aku nggak maksa," memang di bibirnya Reza mengatakan itu tapi sentuhannya ketika dia mengelus rambut Rania yang duduk di pangkuannya, apalagi mereka cuma berdua di apartemen Reza, membuat suasananya sangat mendukung dan tubuh Rania terangsang. Tangan Reza yang menyentuhnya gentle memberikan rasa aman tersendiri yang tak bisa ditolak Rania. Hangat dan melenakan jiwanya yang rindu akan kasih sayang. Itulah pertama kalinya Rania merasakan sentuhan seorang pria. Lembut bercampur sikap dominan dan mature-nya yang memanjakan juga menghipnotis Rania. Tubuh kekarnya, paras wajahnya, mata teduh yang menghanyutkan, semua tentang Reza terlalu indah untuk dilepaskan. Rania yang polos dan memang merindu perhatian dan kasih sayang, jatuh semakin dalam pada belaian Reza. "Meski gak maksa, aku mau bilang, kamu tuh ngegemesin banget. Emang cewek macam kamu yang pas sebagai sugar baby-ku sweet J!" Apalagi harum napas Reza ketika mengutarakan ini bisa terendus begitu dekat oleh indra penciuman Rania. Aroma Mint dan citrus dari pasta gigi dan cairan berkumur Reza bercampur dengan kesegaran Aquatic ocean parfumenya memberikan aroma sendiri yang menghanyutkan ketika Reza menempelkan bibirnya pada Rania. Loncatan listrik pun terjadi pada neuron saraf Rania yang semakin tak bisa mengendalikan diri. Ini pertama kalinya seorang pria memberi rasa di bibirnya. Usia Rania memang sudah cukup untuk memiliki kekasih. Tapi Rania belum pernah menjalin hubungan serius dengan pria. Dia selalu fokus dengan pelajaran di sekolahnya untuk menjadi kebanggaan dan mendapat perhatian dari orang tuanya. Tapi memang, mereka terlalu sibuk untuk sekedar memberikannya sedikit pujian. Rania sendiri heran kenapa dirinya bisa se-berani ini menikmati manis kecupan itu. "Hhh ... A-aku rasa aku sanggup kok Om! Asalkan aku nggak disuruh bolos sekolah," sampai Rania terhipnotis dan hilang akal. Tak peduli apa yang terjadi nanti. Rania ingin menikmati sesuatu yang memberikan nikmat dan gairah tadi lebih dari yang baru saja dirasakannya. "Nah, gitu dong, Rania sayang! Panggilnya sekarang Reza aja ya. Biar lebih enak aku mainnya, ga terkesan tua," ucap Reza sembari tangannya melepaskan satu persatu kancing seragam Rania. Keadaan yang membuat Rania terbuai tapi ujungnya, setelah tiga bulan kebersamaannya dengan Reza, Rania harus menelan pil pahit. "Kita selesai, aku bosan denganmu. Jadi jangan temui aku lagi ini cek untukmu!" "A-aku gak mau uang kamu, Za. Aku sayang banget ama kamu, aku--." "STOP! Kamu cuma sugar baby, bukan kekasihku. AKU SUDAH BOSAN," merinding Rania mendengar sentakan Reza. Tangan Reza juga sudah mendorongnya kasar. Tangan yang dulu memberikan rasa penuh kenikmatan yang semakin lama semakin membiusnya menikmati permainan Reza, memaksanya mengeluarkan teriakan kenikmatan yang tak bisa ditahannya, tangan yang berhasil menggiring Rania menuju puncak gejolak rasa dan membuatnya ketagihan, terbius dengan angan cinta yang nikmat yang membuatnya merelakan mahkotanya sebagai wanita direnggut dan dinikmati oleh Reza, kini tangan itu menyakitinya dan memaksa Rania menjauh. "Sudah kubilang jangan pakai perasaan. Kita selesai dan jangan cari aku lagi, Sweet J!" Reza melakukan niatnya. Dia meninggalkan Rania. Tak ada lagi panggilan telepon dari Reza, pesan manis yang dikirimnya dan tak ada lagi sentuhan hangat yang memanjakan Rania. Mereka benar-benar selesai kala Rania masih belum bisa melupakan sosok itu. "Rania, papa dan mama tidak mau peduli itu anak siapa, pokoknya kamu harus menggugurkannya, setelah itu, kamu harus pindah ke Amerika, sekolah di sana!" Belum selesai hati Rania yang terluka berusaha menemukan jalan keluar dari jeratan rindu pada Reza, dia sudah dihadapkan oleh masalah baru. Rania yang pingsan saat ujian akhir penilaian test olahraga atletik, di bawa ke klinik di samping sekolahnya, dari sanalah gurunya tahu Rania sudah mengandung dua bulan. Rania sendiri tak menyadari ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur, berita tersebar cepat, semua orang di sekolahnya tahu, orang tuanya pun dipanggil hari itu juga. Keduanya merasa tercoreng wajahnya. Mereka memaki Rania dan yang paling menakutkan, meminta Rania menggugurkan kandungannya. Apakah Rania tega membunuh darah dagingnya sendiri meski usianya masih dua bulan? "Tidak ada negosiasi Rania! Kamu pergi dari sini dan jangan anggap kami orang tuamu lagi kalau kamu masih mau mempertahankan janin itu!" "Pa, ingatkan juga, kalau dia tetap mempertahankan anak haram itu, namanya akan di coret dari daftar ahli waris keluarga!" Meski Rania sudah menangis memohon ampun, berjanji tak akan mengulangi kesalahannya lagi dan akan berjuang untuk memperbaiki nama keluarga dengan prestasinya nanti, bahkan mencoba mengingatkan kalau bayi dalam kandungannya adalah keturunan papa dan mamanya juga, keduanya tetap pada prinsipnya dan tak memberikan celah pada Rania untuk berdamai jika dia tetap mempertahankan janinnya. Lalu, apa Rania tega membiarkan anak yang dikandungannya dikeluarkan? "Ma, maa maaa, anguuuuun Maaa, Acha mo cucu! Mo cucu maaa!" "Huh, iya sayang. Yuk kita bikin susunya." "Abis minum cucu, mandi teyus cekolah!" "Hmm, iya! Yeaaay, Marsha pinteeer banget! Keren deh yang udah mau masuk TK!" Rania, memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuanya dan membesarkan anak dalam kandungannya seorang diri. Bukan mudah Rania melewati masa-masa sulit menghidupi dirinya sendiri dan membesarkan Marsha hingga bocah itu berusia lima tahun. Penuh suka duka yang dilaluinya sebagai single parent. Rania harus berjuang ekstra, apalagi usianya saat mengandung Marsha masih tujuh belas tahun. Tapi Rania tak pernah menyerah. Meski sakit, pedih, kadang hanya tangisan sambil memandangi anaknya yang terlelap yang bisa melegakan hatinya, dia tetap berjuang demi anak yang dicintai dan menjadi satu-satunya harapan besar dalam hidup Rania. "Bye Mamaaaaa!" "Bye Marsha! Nanti Mama jemput pulang kerja yaaaa!" Rania memilih sekolah TK yang ada day care-nya karena dia harus bekerja. Berat sebetulnya, karena Rania ingin melihat perkembangan Marsha. Tapi dia memiliki tanggung jawab mencari nafkah untuk putrinya. "Rania, rapikan ruangan! CEO baru kita, akan datang sebentar lagi!" "Loh, Pak Bagus, jadi udah gak akan di sini lagi?" "Enggak, saya kan cuma CEO sementara selama masa akuisisi dari manajemen Light Up ke Shining Star Group." "Yah, padahal aku seneng loh punya Bos kayak Pak Bagus." "Terima kasih Rania. Tapi, kamu tenang saja, saya yakin, dengan kinerjamu yang luar biasa ini akan membuatmu bertahan di perusahaan. Kamu kan karyawan terbaik selama saya di sini, bahkan jauh sebelum saya menggantikan CEO Light Up sebelumnya kamu selalu jadi yang terbaik, selama dua tahun berturut-turut lagi. Jadi, tunjukkan kalau kamu adalah sekretaris terbaik di seluruh negeri ini, ya Rania!" Yah, Rania tahu, perusahaan tempatnya bekerja yang telah menjadi penyambung rezekinya selama dua tahun belakangan ini, membuatnya memiliki ekonomi yang lebih mapan dan bahkan dari bonus Rania bisa menabung, membeli apartemen subsidi dan menyekolahkan anaknya itu, sudah diakuisisi oleh perusahaan dari Hong Kong, Shining Star Group. Dan banyak rekan kerjanya yang khawatir, karena dari isu yang beredar, kebiasaan SSG selalu melakukan perampingan dan pergantian pegawai besar-besaran setelah mengakuisisi satu perusahaan. Cuma yang ini Rania tak khawatir. Benar kata Pak Bagus. Kinerjanya yang baik, membuat Rania sangat percaya diri dia tak akan dirumahkan. Rania yakin, bosnya akan selalu puas dengan kinerjanya. Tapi, apakah CEO yang baru, sama seperti bos-bosnya yang lama yang selalu memuji Rania dan akan mempertahankannya di perusahaan itu? "Perkenalkan, Beliau adalah Pak Reza Fletcher Clarke, cucu dari pemilik Shining Star Group yang akan menjabat sebagai CEO di Light Up." Berdegup jantung Rania melihat sosok yang hampir enam tahun ini tak pernah ditemuinya. Sosok yang selama ini dirindukannya, sosok yang sering membuatnya menangis dan tertawa mengingat masa lalu. Sosok yang memang sulit dilupakannya. Lalu, apakah dia bisa bekerja profesional dengan Reza sebagai bosnya? Atau haruskah dia memberitahu Reza kalau dia memiliki anak darinya? Bukankah Rania masih menyimpan rasa padanya? 'Dia tak menginginkanku lagi. Aku cuma sugar baby-nya dulu. Jadi, sebaiknya aku bersikap profesional, jangan berpikir dia akan denganku. Karena selama enam tahun, aku yakin semua sudah berubah,' tapi Rania tetap sadar dan kini yang dipikirkannya hanya putrinya. Rania tak ingin kalau terjerat masalah ekonomi yang akan membuatnya kembali jatuh seperti masa sulitnya dulu. Apalagi beban Rania kini bertambah. Sekolah anaknya harus di bayar juga. Sungguh pikiran yang menyita membuat Rania makin larut dalam lamunan dan ketakutannya itu. 'Dan dalam … Uhuk, uhuk!’ "Rania!" "Eh, i-iya Pak Bagus?" Rania tenggelam dalam lamunannya sampai tak sadar kalau sudah berkali-kali namanya di panggil oleh Bagus. Rania tak biasanya begini. Hilang fokus, padahal mereka ada di acara penyambutan CEO baru di aula pertemuan. "Air Rania! Air, bawa ke sana!" "Oh, i-iya, maaf." Yah, Rania lupa, Reza tadi memberikan pidato singkat di podium. Rania harusnya membawakan air minum ke podium itu dan menaruhnya di sana. Tapi dia hanya memegangnya nampan dengan botol kaca Equil juga gelasnya. Sesegera mungkin Rania berjalan cepat mendekat ke Reza yang sepertinya tersedak dan batuk-batuk saat memberikan pidato. Namun apes, sepatu Rania tersandung karpet dan melayanglah semua yang ada di nampan itu. PRANG! Dan suara yang tak diharapkan Rania membuatnya mengigil ketakutan. 'Duh, apakah aku akan di pecat?'

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
200.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
18.8K
bc

My Secret Little Wife

read
114.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
218.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook