Keadaan Anindya sudah lebih baik, saat ini dia hanya tertidur pulas tanpa sepengetahuan Adyatma. Lelaki itu tak meninggalkan Anindya sendirian, sangat tau bagaimana keadaan seseorang bila tak punya siapa-siapa. Yang mereka butuhkan hanya dia tempat sekedar saling diam. Memang benar kan, hidup itu terlalu berat makanya wajar kalau kita butuh seseorang yang selalu excited dengan cerita-cerita hal sekecil apapun itu. Terlebih seseorang yang memang sendiri, tak punya siapa-siapa seperti Anindya. Setidaknya tingkah menyebalkan nya ini Anindya tidak merasa terhibur. “Ka-kak, nggak mau…maaf.” Asrani menunduk, memainkan jari-jarinya. Adyatma selalu sangar di matanya, biarpun lelaki itu tidak mengatakan apa-apa. “Ke kantin, beli roti dan air putih.” Asrani tersenyum meraih tas nya. “Tunggu ya