Aku menatap Pak Adrian yang baru saja selesai membereskan gagang pintu yang sudah Ayah rusak. Duh, lama-lama dilihatin, kok wajahnya makin ganteng saja. Hanya … tetap saja tua. “Gita, boleh ambilkan minum!” “Ahm, siap, Pak.” Aku bergegas mengalihkan pandang dari sosok yang tengah membereskan pintu yang memang sudah rapuh itu. Lekas beranjak ke dapur dan mengambilkan gelas, melewati Ibu yang tengah membereskan barang-barang yang dulu dibawa, beberapa menit lalu baru saja barang-barang itu di antarkan oleh orang suruhan Pak Adrian. Satu buah gelas dan satu botol air mineral sudah di tangan. Lekas kubawa keluar. Aku meletakkan gelas dan botol air mineral itu tak jauh darinya. Dia tampak sudah hampir selesai. Seperti biasa, tak banyak perbincangan. Sampai saat ini, aku masih belum terla