Apa coba ngomong seperti itu, dengan wajah yang semakin condong ke arahku? "J--Jam berapa ke tempat Ibu saya, Pak?" tanyaku padanya sambil mundur dua langkah. Sengaja mengalihkan topik obrolan. "Sekarang, kita ke bank dulu sebentar." Pak Adrian menjauhkan tubuhnya lagi seolah paham atas ketakutanku. Ya pasti paham lah, secara dia sudah berpengalaman. Sudah ada outputnya yaitu Arsyla. "Ahm, oke." Aku mengangguk cepat. Penasaran sih sebetulnya, kenapa harus ke Bank dulu. Hanya saja gak enak kalau kebanyakan tanya. Apa karena benda tipis berwarna biru ini? Aku menatap ATM yang ada pada genggaman tanganku. Aku menjauh dan mencoba mematut kerudung agar resleting yang belum baik, tak kelihatan. Namun tetap saja terlihat. Pak Adrian tampaknya sudah fokus lagi pada laptopnya. "Ih susah ba