Rhe bingung.. Apa yang harus ia ungkapkan? Ia tidak ingin membicarkan hal jelek soal Davina. Tapi… “Kenapa kamu ingin tahu? Kenapa tidak bertanya pada Davina?” Rhe bertanya terus menerus. “Aku ingin tahu dari mulutmu. Kenapa aku tidak boleh bertanya padamu? Rhea, cerita saja..” Barra menariknya mendekat, hidung keduanya saling bersentuhan, nafas mereka saling menghembus meniupkan angin hangat di permukaan kulit, “Rhe, kamu orang terdekatku sekarang. Kekasihku. Kenapa aku harus bertanya pada Davina? Apa kamu lebih suka aku bertanya padanya dibanding padamu?” Rhe melihat mata Barra yang hanya berjarak beberapa centimeter saja. Mata lembut yang menumbuhkan rasa di hatinya. Jari jemari Rhe mengelus d**a Barra perlahan, “Tentu saja tidak…” “Mmm.. Baiklah, aku cerita, tapi.. Aku