Sampai di rumah menjelang magrib, Gilang sudah bersiap kesialan kapan hari akan menghampirinya. Ia sudah dapat dipastikan akan diamuk oleh papa dan mamanya. Belum lagi Luna, karena Gilang sudah mengingkari janjinya untuk pulang lebih awal. Memasuki rumahnya sendiri dengan berjalan santai. Gilang justru tidak mendapati papanya sama sekali. Kemana sang papa? Apa pria itu belum pulang dari kantornya? Aman. Gilang merasa hari ini dewa keberuntungan tengah berpihak padanya. Namun seketika sorak gembira Gilang dalam hatinya itu terhenti kala mendengar suara pintu tertutup dari arah depan sana. Dan benar saja, setelahnya sosok wanita cantik berjalan menuju arah Gilang. "Maa.." Gilang langsung mencium tangan mamanya, seperti hari-hari biasanya ketika ia berangkat atau pun pulang dari sekolah