Ciuman Pertama

1208 Kata
Ustadz Hafiz panik saat Nadia kembali berteriak di depannya. Sudah berapa kali gadis itu berteriak seolah-olah dia sedang memperkosanya. Dia segera keluar dari kamarnya dengan wajah memerah malu. Baru kali ini dia melihat tubuh seorang wanita. Apalagi bagian atas gadis itu cukup besar di matanya. "Astaghfirullah apa yang aku pikirkan, Hafiz hilangkan pikiranmu mesummu itu, "gumamnya. Sementara itu Nadia cepat-cepat mengunci pintu sebelum Ustadz Hafiz kembali masuk, " Astaga hampir saja aku jantungan tadi. Kenapa Ustadz m***m itu sembarangan membuka pintu kamar mandi. " Sekarang sudah hampir pukul 7,dia segera memakai baju sekolahnya yang mini. Roknya cukup pendek di atas pahanya dan baju seragamnya cukup sempit. Dia sudah terbiasa memakai seragam seperti ini meski seringkali guru BK menegur cara berpakaiannya tapi tetap saja dia tidak mau mendengarkannya. Tak lupa dia juga memoleskan riasan tipis di wajahnya agar tidak terlalu pucat dan menyemprotkan minyak wangi mahal di sekujur tubuhnya. "Perfect! aduh gak ada waktu lagi, udah mau terlambat masuk sekolah ini! " Nadia menarik tas ranselnya lalu keluar dari kamarnya. Di meja makan seluruh keluarganya sedang sarapan pagi bersama Ustadz Hafiz dan Kiai Abdul. "Papa mama! Nadia berangkat dulu ya!! " seru Nadia saat menuruni anak tangganya. Ustadz Hafiz yang melihat penampilan Nadia yang terlihat seksi sontak menyemburkan minumannya. Apa itu benar-benar seragam sekolah?! "Kamu gak sarapan dulu nak? " tanya mamanya. "Nggak ma, hampir telat ini, " jawab Nadia sambil berjalan ke pintu keluar tanpa bersalaman dulu dengan orang tuanya dan Ustadz Hafiz. "Biar aku yang mengantarkanmu, " ucap Ustadz Hafiz tiba-tiba bangkit dari duduknya. Nadia menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahnya, " Gak usah, aku ada supir kok. " Ingatannya kembali saat Ustadz Hafiz melototi tubuhnya di kamar mandi. Benar-benar sangat memalukan. Dia yakin Ustadz Hafiz terangsang saat melihatnya. "Tidak apa-apa hanya sebentar saja, " Ustadz Hafiz tetap ngotot ingin mengantarkannya. Nadia tidak bisa menolak karena Ustadz Hafiz sudah lebih dulu menggenggam erat tangannya, " Papa, mama, Abi, kami pergi dulu ya Assalamualaikum. " "Walaikum salam hati-hati di jalan ya, " ucap mereka bertiga. Setelah mengucapkan salam, barulah Ustadz Hafiz membawa Nadia masuk ke dalam mobilnya, " Ayo masuklah. " Karena tidak punya banyak waktu Nadia langsung masuk ke dalamnya,"Kenapa Ustadz harus nganterin aku sih? aku kan gak mau dianterin! kita menikah karena terpaksa ya ingat itu. Pokoknya Ustadz harus menceraikan aku nanti! " Ustadz Hafiz melemparkan tatapan tajamnya. Dia sudah berusaha sabar tapi Nadia terus membuatnya naik darah, " Kamu sendiri yang memulainya apa kamu sudah lupa? aku tidak akan menikahimu jika kamu tidak menjebakku! padahal aku sudah punya calon istri asal kamu ya! gara-gara kamu aku gagal menikahinya! dan jangan bicara dengan nada tinggi padaku lagi. Atau aku akan menghukummu! " "Oh hukum saja aku, bagaimana caranya pak Ustadz mau menghukumku mmmmphhh, " matanya melotot saat Ustadz Hafiz membungkam bibirnya. Ciuman pertamanya diambil oleh Ustadz Hafiz. Nadia berusaha ingin melepaskan diri tapi tenaga Ustadz Hafiz lebih kuat darinya. Ustadz Hafiz menjauhkan wajahnya, " Kalau kamu terus membantah dan melawanku maka aku akan menciummu. Dan ingat aku tidak suka kamu memakai baju sekolah seperti ini. " "Kenapa jadi sok ngatur sih?! nyebelin banget! udah aku mau keluar saja! " belum sempat Nadia membuka pintu mobilnya, Ustadz Hafiz sudah lebih dulu menarik tangannya dan memberikan ciuman yang lebih panas dari sebelumnya. Pasokan oksigennya telah menipis, Nadia memukul-mukul d**a Ustadz Hafiz agar menghentikan ciumannya. Ustadz Hafiz menyudahi ciumannya lalu menyeka bibirnya yang basah dan membengkak karena ulahnya, " Kamu harus menurutiku jika tidak aku akan melakukan hal yang lebih dari ini. " Nadia reflek menganggukkan kepalanya. Ustadz Hafiz tersenyum dan membelai rambutnya dengan lembut. "Yasudah ayo kita berangkat. " Ustadz Hafiz mulai melajukan mobilnya ke sekolah Nadia. Di sepanjang perjalanan Nadia hanya diam saja sambil curi-curi pandang ke arah Ustadz Hafiz. "Ganteng sih, tubuhnya tinggi dan kekar, dan anunya juga.. astaga apa yang aku pikirkan? ingat Nadia, kamu sudah punya Bastian. Bastian tidak semesum Ustadz Hafiz dan selalu setia padamu. Semoga saja tidak ada yang tau kalau aku menikah dengan Ustadz Hafiz. " batinnya sambil menggelengkan kepalanya. Tak terasa mereka sudah sampai di depan sekolah " Kita sudah sampai Nadia, apa kamu masih ingin tetap duduk disana sambil memandangi wajahku? " Nadia tersadar dari lamunannya dengan wajah memerah seperti kepiting rebus, " Si.. siapa yang ngeliatin pak Ustadz?! enak saja! udah aku mau turun dulu. " Ustadz Hafiz menyodorkan tangannya ke pada Nadia, " Salim dulu dan ucapkan salam. Biasakan mulai sekarang ya. " Nadia memutar bola matanya malas dan terpaksa mencium tangannya, " Iya-iya aku pergi sekolah dulu ya pak Ustadz, Assalamualaikum. " "Walaikum salam nanti pulangnya aku akan jemput. " "Tidak usah pak Ustadz. Aku ada kegiatan ekskul kesenian. Aku pulangnya jam 5 sore. " "Iya tidak apa-apa, aku akan tetap menjemputmu. " Nadia tidak berkata apapun lagi karena Ustadz Hafiz sangat keras kepala. Dia menarik tasnya lalu masuk ke dalam lingkungan sekolahnya. Saat dia masuk ke dalam kelasnya. Dia melihat Clarissa sedang duduk di pangkuan Bastian kekasihnya. Dia sangat marah dan langsung menjambak rambutnya Clarissa. "Ahkk sakit lepaskan sakit!! Bastian tolongin aku Bastian!! " teriak Clarissa kesakitan. "Ngapain kamu duduk di atas pangkuan Bastian!! dasar cewek jalang kamu Clarissa!! rasakan ini!! " "Hentikan Nadia!! " Bastian langsung mendorong Nadia hingga terjatuh kebawah lantai. Nadia tidak menyangka kalau Bastian akan lebih membela Clarissa dibandingkan dirinya. "Bastian kenapa kamu mendorongku? aku ini pacar kamu Bastian! apa kamu sudah lupa?! " tanya Nadia marah. "Pacar? sekarang sudah nggak lagi Nadia. Aku ingin kita putus hari ini juga. Clarissa adalah pacarku yang baru! " ucap Bastian sambil memeluk pinggang Clarissa dan memberikan ciuman di keningnya. Nadia tercengang saat mendengarnya," "A.. apa yang terjadi?! kenapa kamu tiba-tiba minta putus Bastian. Hubungan kita selama ini baik-baik saja. Kita juga berjanji akan menikah nanti kan? " Bastian dan Clarissa langsung tertawa terbahak-bahak diikuti oleh yang lainnya, " Kamu nggak sadar kalau kami hanya menjadikan kamu taruhan saja? jika aku berhasil menjadikan kamu pacarku maka aku akan mendapatkan Clarissa. Aku juga tidak mau membuang waktuku lama-lama bersamamu karena kamu tidak bisa aku sentuh! Clarissa bisa memberikan apapun yang aku inginkan sedangkan kamu selalu takut jika aku menyentuhmu! jadi enyah dari hadapanku !! " Mata Nadia berkaca-kaca saat mendengarnya. Jadi Bastian hanya memacarinya hanya karena sebuah taruhan saja. "Oh iya apa kalian sudah dengar? Nadia kepergok berbuat m***m loh sama Ustadz Hafiz. Aku akan kirimkan video penggrebekannya kepada kalian, " Clarissa langsung mengirimkan video yang dia ambil diam-diam di hotel saat Nadia digrebek oleh Kiai Abdul dan petugas hotel. Semua orang melihat video itu di ponsel mereka masing-masing. "Wah aku gak nyangka kamu sejalang itu Nadia. Selama ini kamu menolakku tapi kamu malah berbuat m***m dengan Ustadz itu, " ejek Bastian sambil menyentuh dagunya Nadia. "Lepaskan tangannu Bastian!! jangan sentuh aku!! " Nadia menghempas tangan Bastian. Dia sangat jijik dengan Bastian, Clarissa, dan teman-temannya yang lain. Tapi Bastian bukannya menjauh tapi makin kurang ajar dengan menyentuh bagian tubuhnya yang lain. "Kamu harus adil dong Nadia, aku juga ingin mencicipimu." "Jangan kurang ajar kamu Bastian!! " Nadia menampar Bastian sekeras mungkin hingga sudut bibirnya berdarah. "Gadis jalang ini beraninya kau!! " Bastian ingin membalas tamparannya dan bersiap untuk memukulnya. Tapi sebelum itu terjadi ada seseorang yang menahan tangannya. "Hentikan! jika kamu menyentuhnya maka aku akan mematahkan tanganmu !! " seru Ustadz Hafiz sangat marah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN